30. TERBONGKAR & FAKTA!

226 9 1
                                    

Leon mengandeng tangan Adel untuk duduk di sebuah kursi yang sangat pas menghadap danau. Kedua remaja itu, duduk sembari menikmati indah danau tersebut, ditemani minuman dan jajanan yang Leon beli. Adel hanya fokus pada jajanan yang ia santap, sedangkan Leon hanya bisa menatap Adel dari samping.

Sedangkan Adel hanya sibuk dengan jajanan yang ia beli, dan beberapa Snack. Hanya fokus pada makanan dan danau di depannya, tanpa peduli dengan Leon yang tidak bisa berhenti menatapnya dari arah samping. Leon tersenyum simpul.

"Lo itu cantik, tapi sayang bukan milik gue sepenuhnya." Leon membantin.

"Lo ngapain ngajak gue kesini. Lagian penting banget ya, Le? Sampe-sampe Lo ngajakin gue kesini, mana sepi lagi, merinding gue," tanya Adel, seraya mengunyah cilor miliknya.

Merasa tidak mendapatkan jawaban, Adel menoleh kearah Leon. Terpaku saat Leon menatapnya, dengan amat berbeda. Ia benar-benar bingung, lalu melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Leon, namun cowok itu masih juga tidak sadar.

"Leon. Lo kenapa, helloww?"

"Tes, tes, tes. Hallooo epribadehhhh, Leonnn? Lo kenapa, Lo kesambet apa njir?" tanya Adel, melambaikan kedua tangannya di depan wajah Leon. Ia sudah seperti ojek payung.

"Leon, Lo kenapa cui?"

"Leonnn?"

"LEONNN?!"

"I-iya, Del. Kenapa?" tanya Leon, saat teriakan bergeming itu berhasil, menyadarkannya dari lamunannya.

Adel memandang Leon dengan mata yang memicing. Lalu menunjuk Leon dengan pentol tusuk. "Lo kenapa gitu banget ngeliatin gue? Jangan-jangan Lo mau—"

"Mau apa?"

"Mau minta pentol tusuk gue. Nggak boleh ini punye gue, lagian ini udah Lo kasi ke gue, ntar kalo Lo ambil lagi, Lo malah buruk siku. Emangnya Lo mau?" kelakar Adel dengan kalimat yang tak masuk akal.

Leon menghela nafas lega, akhirnya Adel tidak curiga. Walaupun kalimat Adel sangat diluar nalar, tapi Leon kini bisa lega.

"Eum ... Tadi Lo nanya apa ke gue?" alibi Leon, mengalihkan pembicaraan mereka.

"Gue cuma mau nanya, Lo ngapain ngajak gue kesini. Katanya Lo mau ngomongin hal penting, emangnya apa?" tanya Adel.

Leon mengangguk. "Gue cuma mau nanya sama Lo. Makanya gue bawa Lo kesini, soalnya ini masalah private."

"Mau nanya apa sama gue?"

"Lo kenal sama Danu Driarta?" tanya Leon, membuat Adel yang tengah mengunyah makanan, perlahan mulai berhenti.

"Gue kenal. Dia temen gue, Lo emang kenal sama Danu? Selagi'kan dia beda sekolah sama kita," sahut Adel.

Leon mengangguk singkat. "Gue kenal, dia temen main basket gue."

"Terus, tujuan Lo ngajakin gue kesini, mau nanyain itu doang?" Adel mulai terkekeh kecil, tak percaya jika Leon mengajaknya, hanya untuk bertanya tentang Danu, itu kocak sekali.

"Gue mau bilang. Mendingan Lo jauhin Danu," ucap Leon tiba-tiba, membuat Adel kaget.

"Maksud Lo?"

"Danu temen gue, gue hafal sama sifat dia, Del. Dia nggak baik buat Lo, gue cuma mau Lo jauhin dia. Supaya Lo nggak kenapa-napa," ujar Leon.

Adel menggeleng. "Waitt, Lo nyuruh gue jauhin Danu? Gue nggak ngerasa Danu jahat sama gue, dia baik banget malahan same gue. Dia temen gue, dan dia tulus banget. Gue kurang percaya sama lo, Le."

"Del, tolong percaya sama gue. Gue mohon, mending Lo jauhin Danu. Dia cuma mau manfaatin Lo doang, Del. Dia nggak sebaik yang Lo kira!" sarkas Leon.

"Selama ini, dia baik-baik aja. Nggak ada tanda-tanda, dan gue nggak ada ngerasain kalo Danu cuma manfaatin gue doang. Lo kenapa bisa jadi kek gini sih, Le? Nggak biasanya juga Lo kek gini. Dimana buktinya kalo Danu cuma mau manfaatin gue doang Le?" gertak Adel tak terima.

My Love TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang