Halaman 2 - Regan tega

526 35 4
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari 20 menit yang lalu. Tapi Adel belum juga ada gelagat ingin pulang, gadis itu masih setia bersandar di mobil sport warna hitam, milik Regan. Ya, kalian pasti sudah tahu, apa yang akan dilakukan gadis tengil satu ini. Adel tersenyum dengan menguncir asal rambut sebahu miliknya.

Pulang sekolah hari ini, seperti biasa dia akan minta diantar oleh Regan. Rumahnya dan Regan satu arah, dan itu memudahkan agar Adel lebih banyak kesempatan untuk bisa dekat dengan Regan. Entah kenapa, guru tampan itu bisa membuat gadis yang sebentar lagi menginjak usia 18 tahun ini, tergila-gila padanya. Padahal Regan sudah ada calon, tapi Adel masih ngotot agar Regan menolak pernikahan itu.

Adel mendengus kesal. Gadis itu melirik jam yang bertengger dipergelangan tangannya. Ia saat ini menunggu sudah lebih dari 24 menit, tapi tak ada tanda-tanda Regan akan datang. Adel mengumpati laki-laki yang sangat membuat dirinya jengkel saat ini.

"Lama banget, sih? ini udah jam berapa coba? bisa marah Mama kalo gue pulang jam segini! udah kek anak kucing aja gue jadi mando dimobil orang!" gerutunya kesal.

Raut wajah kesal itu, seketika tergantikan dengan senyuman manis, ketika melihat ada Regan yang berjalan kearahnya, ralat! kearah Mobilnya. Regan memicingkan matanya, dan menatap tajam Adel yang hanya menyengir lebar. Adel berusaha untuk tersenyum yang semanis ia bisa, agar Regan terpikat.

Regan menatap Adel dengan datar. Tak ada raut bersahabat. "Ngapain lo dimobil gue? pergi!" Regan berbicara dengan dingin, tapi terkesan kasar dari Kalimatnya.

Seperti ini sudah biasa bagi Adel. Jika Regan berbicara saya-kamu di sekolah, maka akan beda jika diluar sekolah. Laki-laki itu akan berbicara Lo-gue jika berada ditempat lain, atau diluar lingkungan sekolah. Bahkan Adel juga terang-terangan bilang ke Ibunda Regan, jika ia menyukai anak semata wayangnya wanita itu, yang direspon baik oleh Retha, bunda Regan.

Adel hanya tersenyum. "Enggak kok, Kak. Adel cuma pengen pulang sama Kakak, ya seperti biasa!" cengirnya dengan manis.

"Nggak! pergi sana!" ketus Regan. Laki-laki itu berlalu masuk kedalam mobilnya. Dan disaat Adel hendak masuk, dengan cepat ia mengunci pintu mobilnya dengan keras.

Adel menggeleng. "kak, kok Adel ditinggalin? janganlah, ntar Adel bilangin ke Bunda! kak Regan! Kak!" teriak Adel dengan tangan yang mengetuk kuat kaca mobil Regan.

Mobil sport hitam itu melaju dengan cepat. Adel menatap nanar mobil itu, tangannya menyeka keringat yang menetes di dahinya. Sudah menunggu lama-lama, eh tau-taunya malah ditinggalkan dengan tidak layak. Adel menendang batu yang ada didepannya, agar bisa menyalurkan rasa kesalnya.

Ia menatap mobil Regan yang sudah jauh dari pandangannya. "Gue udah nunggu lama banget! eh tau-taunya malah ditinggalin gitu aja! dasar nggak ada ahlak banget tuh orang! Kesel banget gue, sumpah!" decaknya kesal.

Adel menoleh kanan kiri, lantaran melihat apakah ada taksi yang lewat, ataupun ojek dan kendaraan umum lainnya. Tapi nihil, ini sudah sangat sore dan pasti angkutan sudah beristirahat. Adel menghentakkan kakinya kesal, kenapa harus seperti ini? jika ending semua ini akan seperti ini, maka Adel akan memilih naik diatas atap mobil Regan saja.

"Udah jam segini, Mama pasti marah banget sama gue. Mana taksi nggak ada lewat lagi, bisa sampe besok kalo gue nunggu kek gini terus. Mana hari udah sore tapi udah kek mau malem aja, anjir!" Adel berjalan tanpa arah. Ia mulai keluar dari kawasan sekolah.

"Masa gue balik jalan kaki? Iya sih, itu emang jalan satu-satunya, tapi---- bisa-bisa kaki gue kena geger tulang, mana jarak rumah gue sama nih sekolah jauh banget!" dumelnya dengan wajah tertekuk masam.

Adel menoleh kanan kiri, tapi masih saja tak ada angkutan umum yang lewat. Beberapa mobil orang lain, sudah berlalu lalang, dan hari ini sangat sial bagi Adel, mana ponsel miliknya tidak dibawa, dan dibiarkan rebahan enak diatas kasur kamar.

My Love TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang