"Mungkin dengan cara menjadi sahabatnya, adalah cara mencintai yang paling dewasa."
_Leonata Driarta_
•••
Hari senin memang hari yang paling membosankan bagi semua siswa dan siswi. Apalagi mereka harus berdiri ditengah-tengah teriaknya matahari, dan membuat mereka berkeringat banyak. Seperti sekarang, selesainya upacara bendera, semua murid di SMA Darmawangsa mulai melangkah memasuki kantin.
Begitu juga dengan Adel dan kedua sahabatnya. Semenjak kejadian Adel menyerah terhadap Regan, membuat dirinya lebih kalem daripada dihari biasanya. Perubahan dirinya juga diketahui oleh Rania dan yang lain, tapi Noni memberi tahukan kepada mereka jika Adel sedang dalam masalah, membuat mereka paham.
Noni tengah sibuk dengan rambutnya, yang berantakan akibat sehabisnya upacara bendera. Seragam mereka yang kontras dengan kemeja putih dengan rompi abu-abu, dan rok yang sebatas lutut dan memiliki motif kotak-kotak itu, sangat menawan.
SMA mereka memang memberikan seragam yang bagus, berbeda dengan SMA yang lainnya. Masing-masing siswa dan siswi memiliki lokernya masing-masing, dan tertera nama mereka disana. Memang canggih, namanya aja Darmawangsa.
"Eh lo mau pesen apa? sekalian gue pesenin. Rania lo pesen apa? Adel juga lo pesen apa?" tanya Noni seraya menambahkan bando hitam diatas rambutnya, membuat semakin cantik.
"Gue pesen Nasgor pake sosis aja, deh. Nggak tau kalo Adel," ujar Rania, dan beralih kearah Adel.
"Lo pes----"
"Samain aja!" potong Adel cepat, dan diangguki oleh Noni.
"O-oh. Oke."
Seusai kepergian Noni, Adel kembali menyeruput es jas-jus miliknya. Dan Rania juga begitu, membuat keduanya merasakan kenikmatan yang tiada tara. Rania sesekali tertawa, ketika ia melihat beragam siswi yang masuk ke dalam kantin, dengan make-up menor miliknya, Adel juga begitu.
"Arjun nanyain lo, katanya lo masih minat nggak sama dia?" tanya Adel dengan memperagakan pertanyaan Arjun.
Rania menoleh, dan terkekeh sesaat sebelum bersuara. "Keknya masih, sih. Tapi lo juga tau, kita berdua itu beda agama, Del. Susah buat bersatu sama dia!" jawab Rania lesu.
"Yang seagama aja susah buat nyatu, apalagi kita yang beda agama. Lo juga tau istilah ini'kan? 'kamu boleh cinta sama dia, tapi jangan sampai kamu ambil dia dari Tuhannya'. Adel kini hanya mengangguk, atas apa yang Rania ucapkan.
"Tapi kalo emang udah takdir, buat kalian bersatu. Gimana?" tanya Adel seraya tersenyum menggoda, dan menyenggol pelan lengan Rania.
Rania mengangguk. "Y-ya, bagus dong, Del. Berarti Tuhan ngasi izin buat kita berdua bersatu."
"Dan kita berdua juga peng----"
Bruk!
"A-aduh, panas!" ringis Rania, ketika tangannya baru saja ditumpahi oleh kuah bakso yang masih panas.
Adel yang melihat itu, segara berdiri dan menatap gadis didepannya itu dengan meneliti. Arjun dan sahabat sejatinya itu mendatangi tempat Adel dan Rania. Mereka membantu Rania, karena gadis itu masih kepanasan akan kuah bakso yang ditumpahkan oleh gadis didepan mereka itu.
"Ups, shory. Gue sengaja!" ceplosnya seakan-akan disengaja. Gadis yang bername-tag Ratu Alia. Masih ingat? salah-satu anggota tiga R, pembully handal di SMA Darmawangsa.
"Ada masalah apa sih lo sama gue? sampe-sampe sengaja numpahin kuah bakso segala ketangan gue!" bentak Rania dengan emosi.
Ratu terkekeh. "Nggak, sih. Tapi itu pantes, buat lo yang pencokor! gue cuma nggak mau aja pencokor hidup tenang disekitaran sini. Apalagi Lo, yang jelas-jelas udah ngerebut Arjun dari gue!" ujar Ratu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Teacher
Novela Juvenil•Follow sebelum membaca! Adeline Vionita Bramasta. Nama yang indah tapi tidak dengan sikapnya. Gadis yang bar-bar dan blak-blakan adalah julukan untuk dirinya, dan satu lagi yang membuatnya terkenal .... yaitu mengejar cinta guru sejarah di SMA-nya...