tiga [d]

1K 75 16
                                    

02/10/2023

Part ini hanya sementara di Wattpad

Nanti akan dihapus

Baca selengkapnya di Karya Karsa

Klik tautannya di bio profil atau wall akun ini

"Mau makan apa?" tanya Sisil sambil membolak-balik buku menu.

"Kamu aja yang pilihin," jawab Farid yang saat ini tidak dalam kondisi mementingkan menu apa yang harus dimakannya. Pikirannya dipenuhi hal lain.

"Beef Yakimeshi gimana?" Sisil menyebut nama salah satu menu yang tersedia di Zenbu. "Kamu kayaknya belum pernah coba yang ini, kan?"

Farid mengangguk, hampir tanpa antusias. "Terserah kamu, Sil."

Kali ini Farid merasa canggung untuk mengucapkan panggilan sayangnya ke Sisil. Ia diam-diam melirik ke arah Nadia yang juga sedang melihat buku menu. Nadia menyebut Teppanyaki Chicken yang porsinya lumayan banyak kalau hanya untuk satu orang.

"Tumben pesan makanan berat, Nad," cetus Sisil heran, karena biasanya Nadia amat menjaga asupan makanannya. "Sudah nggak diet-dietan lagi, nih, ceritanya?"

Farid menyadari perbedaan itu. Ada sedikit perubahan dari bentuk tubuh Nadia, yang sekarang menjadi agak lebih berisi.

"Nggaklah, lagi mau jadi orang normal," ujar Nadia enteng. "Capek juga kalau terlalu picky sama makanan."

Farid tertegun memperhatikan Nadia. Hingga Sisil menyenggol lengannya, dan bertanya soal minuman yang mau dipesannya. Farid tak terlalu fokus pada Sisil, sehingga ia jawab saja sekenanya. Segenap pikirannya sedang tertuju pada Nadia yang tak jemu dipandang. Mungkin, karena terlalu rindu. Sehingga kesempatan langka ini sedang ia gunakan sebaik-baiknya.

Nadia mengangkat pandangannya dari buku menu. Sekilas saja melihat ke arah Farid, lalu menyebutkan menu yang diinginkannya pada waitress.

Bermain peran di depan Sisil, merupakan sesuatu yang selalu Farid usahakan agar bisa ia lakukan sebaik-baiknya. Termasuk ketika ia harus bersikap sebiasa mungkin, senormal mungkin, dan setidakterlalu peduli mungkin, pada wanita yang mempunyai tempat khusus di hatinya.

Demi bisa bertemu Nadia, ia nekat untuk langsung datang ke mall. Beralasan ingin makan malam bersama Sisil, tapi ternyata bukan. Lagi-lagi memang kebohongan yang harus ia katakan pada istrinya. Yang tidak tahu kalau teman baiknya adalah wanita yang selama ini ia cintai.

Farid lebih banyak menyimak saat Sisil dan Nadia mengobrol. Tentang alasan Nadia berhenti dari pekerjaannya, sampai cerita Sisil tentang dirinya yang belum juga ada tanda-tanda kehamilan.

"Sabar aja, nanti juga kamu hamil," ujar Nadia mencoba menenangkan.

"Sabar, sih. Cuma kepikiran aja sama suami ganteng aku ini," Sisil mengusap dagu Farid, "pasti sudah pengin banget gendong anak."

Tidak seperti biasanya Farid merasa jengah saat Sisil mengusap dagunya. Ia tidak nyaman tampil mesra di depan Nadia. Ia lantas pura-pura membetulkan kerah kemeja. Tanpa kentara sedang berusaha menghindari tangan Sisil.

Saat itu juga matanya kembali bertemu pandang dengan Nadia. Farid berharap Nadia mau berbicara dengannya, tapi wanita itu sepertinya memang tetap menjaga jarak. Nadia pasti tidak menyukai kehadirannya di sini.

Saat mereka sudah mulai menyantap makanan masing-masing, Sisil beranjak ke toilet. Farid pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berbicara pada Nadia.

I Found a Love for Me [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang