02/10/2023
Part ini bisa dibaca sementara di Wattpad. Nanti akan saya delete lagi•••
Part-part selanjutnya sudah tayang di Karya Karsa. Silakan klik tautannya di bio profil atau wall akun saya. Terima kasih ❤
Sedan hitam itu bergoyang seakan sedang menunjukkan kalau sedang terjadi sesuatu di dalamnya. Sesuatu yang Sisil tak mau coba bayangkan, tapi pasti kejadiannya seperti itu. Pasti Farid tengah mencumbu mesra Inggit. Berbagi keintiman yang juga pernah dilakukan Farid padanya, tapi sekarang diumbar juga ke wanita lain. Bagian tubuh Farid yang seharusnya hanya bisa dinikmatinya sebagai istri, tapi sekarang sedang dinikmati oleh Inggit.
"Keluar kalian!" teriak Sisil yang sudah tak mampu menahan diri lagi.
Sisil menggedor sisi kaca jendela bagian penumpang. Memaksa dua orang yang tadi sedang larut dalam persetubuhan untuk segera keluar. Ia yakin, tindakannya ini telah membuat keduanya kalang kabut. Tangannya terus menerus memukul kaca. Yang tidak akan berhenti sampai Farid dan wanita jalang itu menampakkan diri.
"Aku bilang keluar sekarang!" Urat-urat pada lehernya menegang. Baru kali ini ia menjerit sampai napasnya tersengal.
Farid kemudian yang lebih dulu keluar, dengan wajah gusar bercampur kaget melihat murka sang istri. Kemejanya tidak terkancing sempurna. Bahkan Farid masih berusaha membetulkan celana yang beberapa menit sebelumnya sengaja ia lepas agar leluasa bercinta dengan Inggit.
Sisil memandang Farid dengan tatapan penuh rasa jijik dan muak. Ia segera mendekati suaminya itu dengan amukan yang tak sanggup lagi ditahan.
"Aku bisa jelasin sama kamu, Sayang ...." Farid mencoba merengkuh Sisil. Namun, Sisil buru-buru mengelak.
"Bisa-bisanya kamu berbuat kotor di sini!"
"Kamu jangan marah dulu. Kita bicarakan baik-baik. Jangan sampai kamu salah paham, ya, Sayang." Farid masih berusaha menenangkan Sisil, tapi tidak digubris.
"Apa lagi yang perlu dibicarakan, Rid? Kamu sudah jelas-jelas selingkuh di depan mata aku!"
"Ini nggak seperti yang kamu lihat. Aku sama dia hanya mengobrol aja di mobil."
"Mengobrol?" ulang Sisil tak percaya. Merasa konyol dengan alasan yang diberikan Farid.
"Aku sama dia hanya cari tempat yang enak buat mengobrol."
"Ngobrol tentang apa kamu sama dia sampai harus banget enak?" cecar Sisil.
Farid tergeragap sebentar, lalu berkilah, "Aku sama Inggit hanya butuh privasi aja buat bahas masalah kerjaan. Ini nggak seperti yang kamu bayangin, Sayang."
Sisil benar-benar dibuat gemas. Bahkan Farid masih menyanggah perbuatan yang sudah dipergokinya.
"Di dalam mobil kamu bilang hanya mengobrol? Kamu pikir aku akan percaya sama kebohongan kamu?"
"Kita pulang aja sekarang. Nanti kita lanjut bahas di rumah, ya," pinta Farid sambil meraih pergelangan tangan Sisil. Yang lagi-lagi tetap ditepis olehnya.
"Berengsek kamu, Rid!" sembur Sisil diikuti sebuah tamparan yang mendarat mulus di pipi Farid. Jejak kemerahan menjadi tanda kalau tamparan Sisil tergolong cukup keras.
Walau terkejut dengan tindakan Sisil, tapi Farid sama sekali tak berusaha melawan. Farid membiarkan dirinya menerima amukan kemarahan yang dilayangkan Sisil. Berulang-ulang Sisil menepuk keras dada Farid. Meluapkan kesal yang sekian lama tertimbun, dan tak bisa ia bendung lagi kali ini. Kesabarannya telah mencapai batas. Sekarang ia hanya ingin melampiaskan sakit hatinya selama ini di hadapan Farid. Menunjukkan kalau dirinya juga bisa marah.
Tangan Sisil lalu menggapai pintu mobil, dan dengan cepat membukanya. Dilihatnya Inggit hanya duduk terdiam dan menatap balik dengan sorot setengah menantang. Membuat emosi Sisil semakin memuncak. Tanpa banyak pikir panjang, Sisil langsung menarik rambut Inggit sampai wanita itu terpaksa keluar dari mobil.
"Dasar kamu wanita murahan!" maki Sisil sambil menjambak rambut Inggit. "Puas, ya, kamu main sama suami orang!"
"Aduh ... lepasin ... sakit tahu!" jerit Inggit. Berusaha melepaskan diri dari Sisil. Namun, tidak berhasil, karena Sisil cukup kuat mencengkram rambutnya.
"Rasa sakit kamu nggak seberapa dibanding rasa sakit hati saya!" bentak Sisil geram.
Farid berusaha melerai. Menarik tubuh Sisil agar menjauhi Inggit, tapi sekuat tenaga ditahannya. Sisil dengan penuh rasa gemas menarik rambut Inggit sampai kepala wanita itu mau tak mau mengikuti gerakan tangannya.
Inggit menjerit kesakitan. Sisil tak peduli. Sekali sentak, kepala Inggit mendekat ke arahnya. Dengan begitu, ia bisa leluasa memberi cinderamata pada wajah Inggit. Sebuah tamparan atau cakaran mungkin cukup. Walaupun itu tidak akan pernah memperbaiki hatinya yang telanjur rusak. Namun, ia bisa puas kalau melihat balasan sakit hatinya tercetak di wajah wanita itu.
Sebelah tangan Sisil sudah melayang di udara. Bersiap untuk memberi Inggit sebuah pelajaran berharga. Risiko yang harus diterima, karena berani bermain-main dengan suami orang lain.
Tapi ....
Itu semua hanya terjadi dalam imajinasinya.
Kepalan tangan Sisil mengetat di kedua sisi tubuhnya. Ia masih berdiri diam sejak lima menit lalu, dan menyaksikan mobil di depannya bergoyang pelan. Tempat di mana suaminya sedang bercinta dengan wanita lain. Membayangkan Farid memacu gairah bukan dengan dirinya, membuat dada Sisil sesak. Kecemburuannya mengumpul bersama marah, sedih, dan kekecewaan yang besar.
Sekuat tenaga ditahannya air mata agar tidak tumpah. Ia tidak mau terlihat orang lain sedang menangis. Lapisan terakhir kekuatannya hanyalah berkamuflase untuk tampak baik-baik saja. Meski perasaanya sedang diamuk badai. Porak poranda, hancur hingga tak sanggup lagi untuk berucap sepatah kata pun.
Sisil tidak bisa berteriak, memaki, ataupun menyumpahi mereka sekarang. Memilih tetap pasrah dalam diam. Kembali menutup satu kecurangan Farid, dengan segenap sabar yang masih ia miliki. Entah sampai kapan ia akan terus begini. Terlalu mencintai Farid telah membutakan matanya dari setiap jejak perselingkuhan.
Ia menyadari kalau tubuh Farid selama ini memang bukan miliknya sendiri, melainkan milik banyak wanita. Sisil harus rela berbagi dengan mereka. Ia tidak mau merusak kedamaian rumah tangganya, meski berdiri di atas kepalsuan Farid.
Bagi Sisil itu tidak apa-apa selama Farid tetap bersamanya. Tidak akan ia permasalahkan perselingkuhan Farid selama hatinya kuat untuk menyimpan luka sendirian. Setahun hidup bersama telah menempanya lebih kuat. Jangan sampai hanya gara-gara Inggit, rumah tangganya berantakan. Biarlah Farid memainkan peran sebagai suami yang baik untuknya. Tanpa perlu Farid tahu kalau ia sudah menyadari kepalsuannya.
Sisil lalu berbalik badan. Berjalan kembali ke mobilnya. Barulah saat di dalam mobil tangisnya pecah. Mengeluarkan segala kekecewaan itu dalam isak tangis. Tersedu-sedu seorang diri, tapi berusaha tidak berlama-lama larut meratap. Yang walau masih berurai air mata, Sisil terus menjalankan mobilnya keluar dari area parkir yang sudah meremukkan hatinya.
•••☆•••
Sayangnya, definisi cinta buta berlaku untuk Sisil 💔
Terima kasih banyak atas dukungannya. Sehat dan sukses selalu untuk pembaca semua ❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
I Found a Love for Me [TAMAT]
RomanceMenikah dengan Farid membuka banyak hal yang selama ini tidak Sisil ketahui tentang suaminya. Farid ternyata tidak bisa lepas dari banyak wanita lain di sekelilingnya. Meski Sisil tahu Farid bermain di belakangnya, ia mencoba untuk bertahan. Berhara...