[enam] c

883 56 1
                                    

"Morning, Sayang," suara Farid terdengar dari arah pintu kamar. Dia masuk dengan membawa nampan berisi sarapan.

Kesadaran Sisil belum sepenuhnya pulih. Tubuhnya masih tertutupi selimut. Wanita itu lalu setengah mengangkat badannya dan menyangga dengan siku. Mengerjap beberapa kali, ketika seberkas sinar matahari yang menerobos jendela kamar mencapai matanya.

"Mau kututup aja gordennya?" tanya Farid yang sudah naik ke atas tempat tidur dan meletakkan nampan di pangkuannya.

Sisil menggeleng, seraya merapikan helaian rambutnya yang jatuh bersilangan di wajah. Mengangkat badannya lebih ke atas, hingga bersandar pada kepala tempat tidur. Dia melirik menu sarapan yang dibawa Farid. Semangkuk kecil oatmeal, selembar roti gandum panggang, dan potongan buah apel. Secangkir teh hangat dipindahkan dari atas nampan ke nakas.

"Kopinya habis. Aku bikinin teh dulu buat kamu. Nanti aku keluar beli kopi sekalian belanja kebutuhan kamu yang lain," jelas Farid sambil menyendok oatmeal, lalu menggiringnya ke depan mulut Sisil.

"Perlu, ya, sampai disuapin?" tanya Sisil, tapi tidak menolak untuk disuapi.

"It's your privilege. I'm ready to serve you, Babe."

Sisil terkekeh dengan sedikit kelebayan Farid yang kemudian menyuapinya dengan telaten. Perutnya terasa lebih nyaman sekarang, setelah beberapa hari hampir tidak terisi apa-apa. Syukurlah dia tidak muntah pagi ini. Rasa mual dan pening tetap ada, tapi tidak separah biasanya. Apa mungkin kehadiran Farid membuat sistem tubuhnya membaik?

....
....
....
....
....

•••☆•••

Selengkapnya hanya di Karya Karsa

Farid dan Sisil sepakat untuk bercerai. Namun, ada permintaan yang diajukan Sisil. Dan sebuah fakta baru terungkap. Membuat Sisil harus menentukan pilihannya.

Part-part terakhir menjelang tamat.

Terima kasih atas dukungannya 💙

I Found a Love for Me [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang