Part 5 Childhood Friends

4.7K 73 0
                                    

Old friends pass away, new friends appear. It is just like the days. An old day passes, a new day arrives. The important thing is to make it meaningful : a meaningful friend - or a meaningful day.

                     ~Dalai Lama~

Joslyn POV

Aku sampai di sekolah dengan sedikit telat dari biasanya. Saat aku memasuki kelas, kulihat sebagian murid sudah datang. Semuanya duduk tenang dan berbincang-bincang dengan teman mereka. Kecuali Jackson Kierry. Cowok cool satu ini dengan posisi duduknya sambil memasang headphone di kepalanya. Well dengan posisinya yang begitu memang terlihat cool dan mysterious. 

Namun aku belum melupakan kejadian kemarin dimana dia dengan sok coolnya mengabaikanku. Padahal belum ada yang berani begitu denganku. Tapi semakin dia bersikap begitu semakin menambah ketampanannya. Baiklah aku akan melupakan kejadian itu karena ketampanannya. Semakin dia bertindak misterius semakin penasaran aku dibuatnya.    

Kemudian segera aku melangkahkan kaki ke tempat dudukku. Dapat kulihat kalau Jackson menyadari keberadaanku. Tapi dia berpura-pura tidak melihatku. Okay fine. Aku meletakkan tasku dan berjalan ke tempat duduk Farah.

"Rah, kok Bianca belum datang?" Tanyaku ke Bianca.
"Ng tau, Jos. Gue juga baru datang. Lo kok agak telat sih datangnya. Biasanya cepet." Jawab Farah.
"Aku telat bangun sedikit. Hehehe."

Kulihat Bianca masuk dari pintu dan meletakkan tasnya di meja. Kemudian berjalan ke arah kami.

Bianca mendudukan dirinya di sebelahku. "Hai girls, lagi bicarain apa?"
"Nga ada." Jawabku.

Kemudian kulihat Alfred yang juga baru datang, menyapa Jackson, lalu berjalan ke arah kami. "Hai guys." Sapa Alfred.
"Hai, Fred." Sapaku dan Farah sedangkan Bianca hanya membuang muka.

Melihat tingkah Bianca, Alfred hanya tersenyum. Oh God, senyumnya benar-benar mencairkan hati para cewek.
"Farah, Joslyn, Bianca, gue boleh minta line id kalian sama username instagram sama yang lain."
"Boleh." Jawabku.
"Lo mau ngapain minta line id, username instagram kami?" Tanya Bianca dengan galak.
"Yah kan, mau kenalan aja. Ng boleh apa?" Senyum Alfred.
"Rae, kasih aja lah. Ngapain juga lo marah-marah gitu." Tawaku heran ke Bianca.

Kemudian kami saling menukar line id termasuk Bianca. Dan aku menfollow instagram Alfred. Kemudian kulihat isi foto yang dipost Alfred. Hanya foto-foto dirinya yang tersenyum tampan. Namun ada satu foto yang menarik perhatianku. Lalu ku-clik dan kulihat fotonya. Ada 3 orang dalam foto tersebut memakai seragam SMP, dua cowok dan satu cewek. Di foto tersebut, kukenali dua cowoknya yaitu Alfred dan Jackson. Sedang satu cewek berwajah blasteran dan berambut coklat yang tidak kukenali.

Aku bertanya kepada Alfred tentang foto tersebut. "Fred, ini foto masa SMP lo sama Jackson?"
Alfred menatap ke hpku. "Iya."
"Ini siapa yang berdiri di samping Jackson?" Tanyaku sambil menunjuk perempuan berambut coklat dalam foto tersebut.
"Itu teman masa kecil gue pas SMP 3 dulu di Jakarta. Namanya Chloe MacKenzie.  Kenapa emangnya?" Tanya Alfred.
Aku hanya menjawab, "Oh, nga apa-apa kok. Orangnya cantik ya."
Alfred tersenyum tampan, "Iya."

Cewek blasteran ini kayaknya spesial banget buat Alfred dan Jackson. Apakah Jackson menyukai dia? Atau mereka pernah pacaran? Jangan-jangan ada apa-apa diantara mereka berdua. Stop Jos. Jangan pikirin yang aneh-aneh tentang mereka berdua. Lagipula Jackson siapanya kamu. Tapi aku semakin penasaran dengan hal ini.

"Fred, sebelum gue bertanya tentang hal yang agak dalam ini. Gue minta maaf dulu deh sama lo. Lo kalo nga mau jawab juga nga apa-apa kok." Tatapku ke Alfred.
Kemudian Alfred tersenyum. "Nga apa-apa kok. Nga usah gitu segan juga kali. Lo mau tanya apa?" Tanya Alfred.

Kemudian aku menarik tangan Alfred dan mengajaknya ke pojok belakang kelas. Sementara Farah dan Bianca asik dengan gadget mereka masing-masing.

"Apa diantara lo dan Jackson ada yang pernah naksir Chloe?" Tanyaku ke Alfred.
Alfred menatapku dengan serius. Aku jadi tidak merasa enak dengannya. Tapi kemudian dia tersenyum. "Apa lo naksir gue atau Jackson?" Tanya Alfred dengan senyum jahilnya.
Aku terbelakak dan semburat merah muncul di wajahku. "Mana ada. Gue cuman mau nanya aja." Kataku dengan sedikit ketus dan membuang muka untuk menutupi semburat merah di wajahku.
"Bener, nga ada maksud lain." Alfred tersenyum jahil.
"Nga ada. Kalo lo nga mau jawab yaudah nga apa-apa."
"Iya iya, nga usah gitu ketus dong, kan gue cuman bercanda. Sebenarnya gue nga pernah naksir sama Chloe. Yang cinta dengan Chloe itu Jackson. Semasa kami bertiga SMP, Jackson pernah pacaran dengan Chloe. Entah sampai mereka kelas berapa. Kemudian Chloe pindah ke luar negeri untuk belajar. Gue sih nga gitu tau kenapa mereka bisa putus. Lo kalo mau tau jawabannya, tanya aja mah Jackson. Tapi yang gue tau sampe sekarang sih, Jackson kayaknya masih cinta dengan Chloe." Jelas Alfred dengan panjang lebar.

Setelah mendengar penjelasan Alfred, aku terkejut. Rupanya dugaanku benar. Mereka bukan hanya teman kecil tapi mereka pernah pacaran. Aku jadi merasa kecewa dan sedih. Apakah aku benar-benar suka dengan Jakson.

Cinta di Seragam Putih AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang