Part 10 Bad Day

3.5K 44 4
                                    

Everyone can have a bad day.
                ~Boris Becker~

Alfred POV

Aku terkejut saat Joslyn menanyaiku pertanyaan tentang Jackson dan Chloe. Joslyn ingin sekali tahu apa yang terjadi semalam. Padahal aku saja tidak tahu apa-apa. Jackson tidak mengatakan apa-apa padaku. Aku juga penasaran dengan apa yang terjadi semalam.

Lonceng bel sudah berbunyi. Tapi, Jackson belum juga datang ke sekolah. Apakah dia terlambat atau sakit sehingga dia tidak datang ke sekolah. Mungkin dia tidak datang, karena Jackson tidak pernah sejarahnya terlambat ke sekolah.

Kemudian kudengar suara sepatu Bu Gracia yang memasuki ruangan kelas.

"Selamat pagi anak-anak. Kita akan mulai pelajarannya."

Pelajaran pun dimulai seiring perkataan Bu Gracia.

Jackson POV

Kepalaku pusing dan badanku serasa panas saat bangun. Aku pun memanggil mama. "Mama." Teriakku.

Mama membuka pintu kamarku. "Kenapa Jack Jack?" Tanya mama dengan memanggil sebutan kecilku di rumah.

"Badanku panas, Ma, kepalaku pusing juga."

Mama menempelkan tangannya di dahiku. "Iya badanmu panas sayang. Kamu demam. Hari ini tidak usah pergi ke sekolah. Kamu istirahat dulu, nanti mama panggilkan dokter kemari." Ucap mama.

"Iya, Ma." Kemudian aku pun tidur kembali.

Saat aku bangun, jam sudah menunjuk pukul 12.30. Cukup lama aku tidur. Aku berjalan menuju lemari dan mengambil baju. Lalu aku berjalan menuju kamar mandi dan mandi. Kepalaku masih pusing dan badanku masih terasa panas. Selesai mandi aku duduk di pinggir tempat tidur. Aku memanggil mama. "Mama."

Mama membuka pintu kamarku. "Kenapa sayang?" Mama berjalan ke arahku. Tangan mama menyentuh dahiku. "Badanmu masih panas sayang. Bentar ya, mama panggilkan dokter." Kemudian mama berjalan keluar dari kamarku.

Sesaat kemudian mama kembali ke kamarku. "Mama sudah telepon dokternya."

"Iya, Ma." Jawabku.

"Kamu lapar tidak Jack Jack?" Tanya mama.

Aku pun menggelengkan kepalaku. "Nanti aja, Ma, selesai dokternya datang dulu."

"Baiklah, kalau begitu kamu istirahat dulu ya." Kata mama sambil senyum kepadaku.

"Iya, Ma."

15 menit kemudian dokter pun datang. Dokter memeriksa dan memberikan obat.

"Kamu makan dulu yah, Jack Jack." Kata mama.

"Iya, Ma."

Mama turun ke bawah dan naik dengan membawa sepiring bubur ayam dan segelas susu. Aku merasa seperti anak kecil.

Mama ingin menyuapi buburnya padaku. Dan aku pun menolak. "Ma, aku udah gede. Ngga perlu lagi disuapin. Aku bisa sendiri."

Mama pun tersenyum geli padaku. "Iya mama tau kok kalau anak kesayangan mama ini udah dewasa." Mama tersenyum lagi. "Tapi kan kamu lagi sakit. Jadi biar mama deh yang suapin."

"Iya deh, ma." Aku pun menyerah karena mama memang keras kepala.

Selesai mama menyuapiku bersamaan dengan kedatangan Alfred yang tiba-tiba. Alfred melihat mama menyuapiku. Pasti habis-habisan aku diolok-oloknya.

"Siang tante." Salam Alfred.

"Eh, Alfred. Kamu datang kok tiba-tiba buat tante terkejut saja." Ucap mama.

"Hehe. Maaf tante. Aku kan khawatir sama sahabatku yang tercinta tidak datang ke sekolah." Ucap Alfred dengan muka sok innocentnya. Ingin sekali aku muntah mendengar perkataannya.

"Iya. Jackson tidak datang sekolah karena demam. Kalau begitu tante tinggalkan kalian dulu ya. Tante mau arisan habis ini." Kata mama.

Mama pun keluar dari kamarku."Aduh bayi raksasa lagi sakit nih." Ejek Alfred.

"Makasih telor cicak." Ejekku balik kepada Alfred.

Alfred lalu duduk di pinggir tempat tidurku. "Mau disuapin ngga cayang?" Masih belum habisnya Alfred mengejekku.

Aku pun mulai kesal. "Minta ditonjok." Aku mengepalkan tanganku dan menunjukkannya di depan wajah Alfred.

Kadang sahabatku yang satu ini bisa sangat menyebalkan. "Aduh, aku takut." Alfred membuat wajah ketakutannya untuk mengolokku lagi. Aku ingin sekali menendang dia keluar dari kamarku jika saja aku tidak sakit sekarang.

Aku semakin pusing dibuatnya. "Berhentilah mengejek. Kepala gue menjadi semakin pusing gara-gara lo." Ucapku dengan geram padanya.

"Iya deh bos." Balasnya sambil cengar-cengir.

"Ada apa lo ke sini?" Tanyaku.

"Gue mau nanya nih sama lo. Semalam Chloe telepon lu kan? Ada masalah apa emangnya?" Tanya Alfred.

Aku terkejut. Bagaimana dia bisa tau hal ini. Yang tau perihal ini cuma aku dan Joslyn. Tidak mungkin Joslyn menceritakannya kepada Alfred. Joslyn juga tidak mengenal siapa Chloe.

Aku pun ingin tahu dan menanyai Alfred. "Emang lo tau dari siapa kalau Chloe menelepon gue semalam?"

Dia terkejut sebentar dan terlihat enggan menjawab. Dan akhirnya, "Gue taunya dari Joslyn." Katanya dengan muka sedikit pucat.

Aku pun heran, bagaimana Joslyn bisa menceritakan hal ini kepada Alfred. Aku masih belum mengerti.

Aku pun kembali menanyainya. "Bagaimana dia bisa menceritakannya pada lo? Dia saja ngga tau siapa Chloe." Ucapku dengan heran.

Muka Alfred kembali pucat. "Gue yang memberitahu tentang Chloe kepada Joslyn."

Aku terkejut. Bagaimana sahabatku bisa menceritakan privasiku kepada orang lain? Aku menjadi marah. Kepalaku bertambah pusing. "Fred, lo mending keluar dulu dari kamar gue." Perintahku padanya.

"Jack, I'm sorry. Gue bukan dengan sengaja ingin menceritakan tentang privasimu kepada orang lain." Ucap Alfred dengan muka menyesal.

"Lo seharusnya menanyaiku dulu atau apapun deh. Bukan dengan mudah lo menceritakan privasiku kepada orang lain. Sekarang lo mending keluar dari kamar gue sebelum lo gue hajar." Geramku pada Alfred.

Kemudian Alfred berjalan keluar dari kamarku. Aku menjadi semakin pusing dengan apa yang terjadi. Hari ini adalah bad day bagiku.

Cinta di Seragam Putih AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang