Part 9 Curiosity

3.4K 51 2
                                    

Curiosity will conquer fear even more than bravery will.

~James Stephen~

Jackson POV

Saat aku makan di Paradise Dynasty bersama dengan Joslyn, Handphone-ku berdering. Aku melihat nama yang tertera yaitu Chloe. Aku merasa senang sekali lalu aku menjawab teleponnya. "Halo?"

"Halo, Jackson. Bagaimana kabar lo di Indonesia?" Sapa Joslyn dengan nada riang gembira.

Mendengar suaranya aku tersenyum gembira. "Iya, Chloe, gue baik-baik aja. Gimana kabar lo disana ?" Tanyaku balik kepadanya.

Chloe menjawab, "Gue baik di sini. I miss you so much and Alfred too. Gue pengen banget cerita-cerita dengan kalian berdua. And I have good news yaitu sebulan lagi gue bakal pulang ke Indonesia."

Mendengar berita ini aku tersenyum sendiri.

Lalu Joslyn melanjutkan perkataanya. "And good news yang lain yaitu gue udah punya pacar di sini. Namanya Lukas, sisanya nanti gue ceritain deh pas gue dah pulang ke Indonesia. Gue titip salam buat Alfred, see you in one month Jack."

Apa aku tidak salah dengar. Joslyn bilang dia punya pacar. Duniaku runtuh seketika dan hatiku hancur hingga berkeping-keping.

Aku hanya membalasnya," Iya, bye."

Kemudian Joslyn melontarkan pertanyaan kepadaku. "Siapa yang menelepon?"

Padahal aku sudah sangat bosan untuk menjawab pertanyaan Joslyn. Jadi aku terpaksa menjawabnya. "Chloe, teman kecilku."

"Oh." Balas Joslyn.

Setelah itu tidak terdengar pembicaraan dari kita berdua sampai aku mengantar Joslyn pulang.

"Thanks for today, Jack." Ucap Joslyn sambil tersenyum kepadaku.

"Your welcome." Balasku pada Joslyn.

"Goodnight." Kata Joslyn sambil turun dari mobil.

"Goodnight too." Ucapku.

Kemudian aku pun melajukan mobilku untuk pulang ke rumah. Dalam perjalanan pulang yang terpikirkan olehku adalah Chloe. Aku akan membicarakan hal ini dengan Alfred besok pagi di sekolah.

Joslyn POV

Aku masih penasaran dengan kejadian semalam. Apa yang dibicarakan Jackson dengan Chloe? Apakah ada berita buruk sehingga mimik wajah Jackson berubah dari yang senang menjadi murung.

Begitu aku sampai di pintu kelas, aku mencari-cari Jackson. Dia tidak ada di kelas. Mungkin dia belum sampai. Aku melihat Alfred kemudian menghampirinya.

"Selamat pagi, Al." Ucapku basa-basi dulu sebelum menanyakan hal semalam tentang Jackson dan Chloe.

"Pagi, Jos." Salam Alfred.

"Eh, gue mau nanya nih. Apa lo tau semalam apa yang terjadi dengan Jackson dan Chloe? Apakah mereka ada apa-apa? Apa ada bad news dari Chloe?" Tanyaku.

"Wait, hold on Joslyn. Pelan-pelan dong kalau mau nanya. Gue kan ngga bisa langsung sekali jawab pertanyaan lo." Jawab Alfred dengan sedikit bingung.

"Okay okay. Apa lo tau sesuatu yang terjadi dengan Jackson dan Chloe?" Tanyaku.

"Emang terjadi apa sama mereka berdua?" Alfred tanya balik kepadaku.

Aku pun menjadi bingung. "Kok lo tanya gue balik sih. Kan seharusnya lo jawab pertanyaan gue, Al." Marahku padanya.

"Okay, sorry sorry. Gue ngga paham apa yang lo tanyakan ke gue. Gue ngga tau apa yang terjadi dengan Jackson dan Chloe. Kenapa lo tiba-tiba nanya gue kayak gini?" Ucap Alfred dengan panjang lebar.

"Yah gue penasaran aja dengan kejadian semalam." Kataku pada Alfred.

"Emang semalam terjadi apa? Bukannya lo mah Jackson lagi jalan-jalan berdua."

"Iya. Jackson semalam belanja sepatu futsal setelah itu kami makan di Paradise Dynasty. Saat kami makan, tiba-tiba ada handphone Jackson berdering dan itu rupanya Chloe. Saat dia bertelepon dengan Chloe, kulihat dia tersenyum senang. Beberapa saat kemudian mimik wajahnya berubah menjadi datar and kind of sad. Gue ngga tau apa yang mereka berdua bicarakan. Apa lo tau sesuatu, Al?" Tanyaku.

Alfred nampak berpikir-pikir sebentar. Kemudian dia menjawabku, "Gue ngga tau, Jos. Jackson semalam ngga ada cerita ke gue. Kayaknya ngga ada apa-apa deh, Jos. Mungkin itu cuma perasaan lo kali."

Aku bingung. Yang aku rasakan bukan perasaanku tapi memang ada terjadi sesuatu antara Jackson dengan Chloe. "Engga lo, Al. Bukan hanya mimik wajahnya yang berubah, sikapnya juga berubah. Setelah kami makan selesai, kami ngga bicara sepatah kata pun bahkan sampai Jackson mengantarku pulang."

"Mungkin juga. Tapi gue sama sekali ngga tau apa-apa. Mungkin nanti Jackson akan cerita ke gue." Ucap Alfred.

"Kalau dia ngga cerita. Bisa tolong lo tanyakan ngga ke Jackson apa yang terjadi?" Mohonku pada Alfred sambil memegang lengannya.

"Iya iya, Jos." Jawab Alfred.

"Yes, thanks, Al."

"Tapi kenapa lo penasaran banget dengan apa yang terjadi pada Jackson?" Tanya Alfred.

Aku terkejut pada saat Alfred menanyakan hal tersebut. "Ngga ada apa-apa. Cuma penasaran aja."

"Kayaknya ada apa-apa deh. Apa lo suka dengan Jackson." Ucap Alfred dengan suara sedikit keras.

Langsung kupukul lengan Alfred. Kemudian kuperhatikan sekelilingku. Tidak ada yang mendengar suara Alfred tadi. Beruntung aku.

"Gue mungkin suka sama Jackson." Jawabku dengan sedikit malu.

"Wah wah wah." Nampak Alfred sangat ceria mendengar hal ini.

"Tapi jangan bilang-bilang dulu sama orang lain. Rahasia ini antara kita berdua ya. Jika bocor atau apa pun lo yang akan gue cari." Ancamku pada Alfred.

"Okay bos." Ucap Alfred sambil menirukan wajah ketakutan. Dia aktor yang buruk, tapi cukup membuatku tertawa.

Cinta di Seragam Putih AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang