Part 7 HUT Sekolah

4.4K 61 1
                                    

The difference between school and life? In school, you're taught a lesson and then given a test. In life, you're given a test that teaches you a lesson.

                 ~Tom Bodett~

Joslyn POV

Hari ini adalah ulang tahun sekolah. Sebulan sebelum ulang tahun sekolah diperingati, diadakan pendaftaran perlombaan untuk mengisi acara di HUT sekolah. Seperti perlombaan menyanyi, dance, drama, stand-up comedy, nge-host sebagai pembawa acara HUT sekolah, tari-tarian tradisional, dan masih banyak lainnya. Peringatan HUT sekolah memang sudah dilakukan sejak sekolah ini pertama kali berdiri.

Aku mengikuti lomba menyanyi. Well, hobiku salah satunya yaitu menyanyi. Dan aku memenangkan lomba menyanyi. Sedangkan Bianca mengikuti lomba drama. Dia juga memenangkan lomba tersebut. Tapi Farah tidak mengikut lomba apapun. Saat aku tanyakan, dia hanya bilang kalau dia lebih memilih untuk menonton acaranya saja. Alfred mengikuti lomba sebagai host acara HUT sekolah. Dan tebak saja, dia juga memenangkan lomba tersebut. Kalau si tampan cool, Jackson, dia mengikuti lomba dance. Lucu juga kan, aku pikir dia tidak akan mengikuti lomba apapun. Tak disangka-sangka dia dan beberapa teman kelasku yang lainnya memenangkan lomba tersebut. Jackson dan 4 teman cowok dari kelas kami membentuk satu grup dance yang mereka namai Street Boys. Cukup lucu nama grupnya bagiku.

Pada acara HUT sekolah nantinya, aku akan mengisi acaranya dengan menyanyikan lagu dari penyanyi favoritku, Beyoncé, yang berjudul Halo. Lagu yang sudah cukup lama dan masih enak didengar bagiku sampai sekarang. Bianca mendapat peran utama antagonis dalam klub drama yang akan mengisi acara HUT sekolah. Klub drama akan menampilkan drama bawang putih dan bawang merah. Bianca mendapat peran sebagai bawang merah, memang dengan mukanya yang cantik namun nampak licik dia cocok sebagai saudara tiri jahat. Alfred memenangkan perlombaan nge-host HUT dan dia yang akan membawa acara HUT sekolah.

Saat ini aku sedang berdiri menunggu giliranku untuk dipanggil ke atas panggung. Aku mendapat giliran ke-4. Bianca dan klub dramanya mendapat giliran pertama. Mereka menampilkan drama bawang putih dan bawang merah dengan sempurna. Sedangkan Jackson mendapat giliran ke-3. Ya, benar saat ini aku sedang melihat dia ngedance dengan bagusnya. Setiap gerakan yang dia buat nyaris sempurna.

"Berikan tepuk tangan yang meriah untuk Street Boys. Penampilan yang menakjubkan." Alfred bersuara dengan microphonenya. "Selanjutnya yang akan tampil adalah Joslyn. Silahkan menikmati!"

Kemudian aku berjalan menuju panggung sambil memegang mic. Kudengar teriakan teman-temanku. 'Joslyn Joslyn Joslyn...' Aku tertawa melihat mereka meneriakki namaku. Lalu kudengar dendang musik berputar. Dan aku pun mulai bernyanyi.

Remember those walls I built?
Well, baby they're tumbling down
And they didn't even put up a fight
They didn't even make a sound
I found a way to let you in
But, I never really had a doubt
Standing in the light of your halo
I got my angel now

It's like I've been awakened
Every rule I had you breakin'
It's the risk that I'm taking
I ain't never gonna shut you out!

Everywhere I'm looking now
I'm surrounded by your embrace
Baby, I can see your halo
You know you're my saving grace
You're everything I need and more
It's written all over your face
Baby, I can feel your halo
Pray it won't fade away

I can feel your halo, halo, halo
I can see your halo, halo, halo
I can feel your halo, halo, halo
I can see your halo, halo...
Halo, ooh ooh...

Setelah aku selesai bernyanyi, semua orang bertepuk tangan untukku termasuk guru-guru dan kepala sekolah. Aku bahagia karena bisa membuat mereka senang. Lalu Alfred berjalan ke panggung. "What a beautiful voice. Berikan tepuk tangan sekali lagi untuk Joslyn dong." Alfred melihat ke arahku dan mengedipkan sebelah matanya padaku. Aku tertawa melihat tingkah dia. Aku pun berjalan menuju back stage. Saat berjalan di tengah lorong, aku melihat Jackson, masih memakai pakaian dance-nya.

Jackson tersenyum kepadaku. "Bagus kali suara lo. Gue ngga nyangka lo bisa punya suara sebagus bidadari."

"Apakah itu pujian atau ejekkan?" Tanyaku kepadanya.

"Well, gue sedang memuji lo." Jawab Jackson.

"Tetapi kedengarannya seperti ada ejekkan juga di dalamnya." Kutatap Jackon sambil tertawa.

"Gue ngga mengejek lo. Emang suara lo yang bagus."

"Kalau begitu terima kasih atas pujiannya. Lo juga dance dengan bagus. Gerakan dance-nya keren, gue suka."

Dia hanya menanggapiku dengan senyuman tampannya. "Lo mau ngga temenin gue makan di kantin?" Tanya Jackson padaku.

"Temenin lo? Jadi gue hanya jadi patung liatin lo makan." Sindirku padanya.

"Sorry, sorry. Maksud gue ikut makan sama gue."

"Iya, iya. Gue temenin lo. Tapi lo yang traktir ya."

"Okay."

Kemudian kami berdua berjalan menuju ke kantin. Sekolah ini berdiri di atas lahan yang luas. Gedung-gedungnya dibagi dari blok A sampai blok G. Ada lapangan upacara, lapangan sepak bola dan taman sekolah .Kantin yang terdapat pada setiap blok gedung sekolah. Gedung kelas untuk murid SMA 3 terdapat pada blok A dan blok B, SMA 2 terletak pada blok C dan blok D, SMA 1 terletak pada blok E, sedangkan gedung blok F dan blok G untuk para murid SMP.
Well, aku berada di gedung blok A. Karena aku jurusan IPA sama seperti temanku yang lainnya.

Aku dan Jackson memilih kantin pada gedung blok E. Karena makanan di kantin blok E lebih enak dibandingkan kantin lainnya. Kami berdua pun memilih makanan kami masing-masing. Aku memilih untuk makan bakso sedangkan Alfred memilih untuk makan mie ayam. Saat aku hendak menaruh cabe pada mangkok baksoku, rupanya botol plastik cabenya kutekan terlalu keras sehingga sebagian cabenya berciprak kemana-mana. Dan sebagian besar cabenya bercipratan ke baju dance-nya Jackson.

Aku segera berdiri dan mengambil tisu untuk membersihkan baju Jackson. "Sorry, sorry, gue ngga sengaja cipratin cabenya ke baju lo."

Kupandang muka Jackson. Kemudian dia tersenyum kepadaku. "Makanya hati-hati, jangan tekan botolnya terlalu bersemangat dong."

Aku pun ikut tersenyum kepadanya. "Bukannya gue tekan dengan bersemangat. Tapi terlalu keras."

Jackson tertawa. "Sama aja kali, ngga ada bedanya." Ia pun mengambil tisu dan membersihkan bajunya.

Aku jadi merasa sangat bersalah padanya. "Sorry sekali lagi ya, gue udah kotorin baju lo." Ucapku dengan muka bersalah.

"Hey, ngga apa-apa lagi. Ini kan baju dance nanti gue kan mau ganti baju seragam juga."

Tak kusangka ternyata Jackson orangnya baik juga. Kupikir selama ini dia cowok yang dingin. Tambah jatuh cinta deh aku sama dia. Setelah itu kami pun makan sambil bercanda sekali-kali.

●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

Sorry guys buat updatenya yang lama banget. Terima kasih kepada readers yang masih berkenan membaca cerita simple dan jelek punyaku. Dan aku ingin mengucapkan terima kasih banyak untuk temanku yang bernama Kennix karena selalu membaca dan mem-vote ceritaku. *Love you so much* Vote dan baca terus ceritaku yah guys. Thank you so much. God bless you.

NB : Dilarang keras untuk menjiplak ataupun mengkopi cerita ini tanpa izin dari penulis.

Cinta di Seragam Putih AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang