05. A Threat

36 5 0
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Keheningan memenuhi diskusi tersebut. Beberapa anggota yang menjadi perwakilan dalam kelas disetiap koridor hanya berusaha menatap santai satu sama lain. Anggota organisasi sekolah juga turut berkumpul.

Elvano mengunyah makanan manis yang baru dibelinya. Bungkusan itu beberapa kali menganggu warga diskusi ditengah kesunyian.

"Baiklah, saya selaku ketua, Vincent Daceer, akan memutuskan untuk memulai diskusi kali ini," sapa lelaki berjubah kuning tersebut.

Semuanya lantas menegakkan tubuhnya masing-masing. Kecuali, Elvano, yang membuat Whale memukul pundak lelaki itu. Sebenarnya ini salah Whale juga, mengapa gadis itu hampir lupa menyiapkan salah satu rekan dalam rapat organisasi sekolah.

Dan justru meraih Elvano yang sedang bersantai di lapangan sekolah. Tapi setidaknya Whale masih bersyukur dibanding kursi sebelahnya yang kosong dan tekanan dalam pembicaraan yang ia dengar.

"Baik,kita mulai dari penampilan dari setiap kelas," jelas Sean, pemuda ini adalah salah satu bagian dari manusia berjubah kuning. Whale tidak terlalu mengenal nya dengan baik tapi dia pernah menyapanya beberapa kali.

Rekan yang dibawa ketua kelas dari setiap yang hadir, berbicara dan mulai menjelaskan detail kejadian. Semuanya diberi anggukan dan beberapa pertanyaan untuk pemantapan kegiatan. Whale sendiri sudah sangat tak beraturan melihat ide-ide dari pihak lain yang terkesan berlebihan. Padahal hal ini hanya festival tahunan bukan penyambutan.

"Baik, selanjutnya dari koridor biru kelas 5," sebut Elianna sembari membalikkan kertasnya.

Whale hampir lupa Elianna merupakan salah satu anggota organisasi kesiswaan. Gadis itu berdiri dan menarik napasnya perlahan. Baru saja hendak berbicara hingga sebuah intruksi menganggunya.

"Bukankah lelaki yang disampingmu yang harusnya menjelaskan? Sepanjang diskusi kami pikir yang berbicara adalah rekan ketua kelas."

Whale memiringkan kepalanya heran menatap gadis berjubah ungu yang baru saja berbicara. Sedangkan Elvano sama sekali tak terganggu dan masih melipat kertas materi diskusi menjadi origami burung.

Whale tergagap, "e–eh? Harus seperti itu?"

"Semua kelas dari setiap koridor seperti itu. Yeah, kelas biru sebenarnya memang lamban, sih. Tapi yang paling tak tertolong sepertinya dari kelas 5 nya," ucap gadis berjubah ungu itu dengan mata dan senyum yang remeh.

Suasana yang tercipta mendadak sangat kaku, kelas koridor biru yang lain mendecak kesal mendengar perspektif tersebut. Lantas menodong Whale dan Elvano yang masih tak peduli dengan tatapan tajam. Beberapa anggota dari koridor lain tertawa meremehkan.

Baru saja gadis jubah ungu itu kembali ingin berbicara. Pergerakan dari Elvano terdengar, berdiri meregangkan tubuhnya yang pegal. Berjalan pelan menuju pintu dan menggerakkan knop sebelum akhirnya gagang itu seakan hilang.

[-08] : AXIOMATICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang