11. Accerily

7 1 0
                                    


Lelaki itu menghela napas, mengangkat matanya pelan dari buku yang dibacanya sedaritadi. Kacamata yang digunakannya turut dilepas secara perlahan. Menatap jendela perpustakaan yang sedikit terbuka

"Keluarga Accerily, ya?" celetuk Elvano pelan lantas menutup bukunya kuat. Tubuhnya bergegas untuk berlalu ditengah keheningan koridor. Apapun itu, lelaki itu tak lebih ingin mengungkapkan apa yang sedang ia pikirkan saat ini.

.

.

.

.

.

Alice menggertakkan giginya pelan, tidak ada sedikitpun informasi yang membantu. Bahkan dirinya sangat muak melihat Hans yang hanya terdiam memperhatikan Elianna saja. Dirinya yang mulai dekat pada sang pemuda itu lantas menyentil leher nya pelan.

Hans tersentak melihat pada Alice tajam. Jangan tanyakan bagaimana keduanya bisa mengenal, tentu saja keluarga yang berteman, bukan? Kehidupan bangsawan tidak lebih dari sekedar koneksi hingga mereka mampu mempertahankan harta nya.

"Fokus pada Caramel, Rusell akan membantu pengobatan jika kau merencanakan sesuatu," ucap Alice membuat Hans bersikap tak peduli dan mengendikkan bahunya.

Hans menopang tubuhnya dengan ujung lengannya, "aku sudah mencoba, prof menolaknya."

"Katakan saja itu hal yang berbahaya," celetuk seseorang membuat Hans terkejut.

Memang orang orang dikeluarga Zeony ini memiliki rasa suka untuk membuat orang terkejut. Hans menyebut mereka sebagai serangga penganggu dengan gaya yang cukup elit. Meski tidak menyindir Alice ataupun Rusell. Keluarga Zeony tak lebih dari sekedar kaki tangan kerajaan dalam melakukan pekerjaan kotornya.

Hans takkan berbohong bahwa dirinya sedikit tak menyukai keluarga Zeony.

Berbalik dari hal tersebut, Magdalena mengetuk pintu ruangan yang membuat seluruh manusia disitu melirik padanya.

"Aku dan Timothy akan keluar sebentar, mungkin untuk menenangkan diri. Jika perlu sesuatu tolong umum kan secepat mungkin," ucap Magdalena kemudian pergi bersama Timothy tanpa persetujuan.

Manusia yang semakin sedikit memunculkan keheningan yang semakin lama pula. Langkah kaki mungkin bahkan menjadi alaram keras karena keheningan tersebut. Hingga Elianna menutup buku nya kembali. Suara helaan napas terdemgar pelan.

Langkahnya menuju pada Caramel yang masih terbaring. Kemudian memilih untuk bersandar disalah satu dinding, rasanya pinggang nya mulai bosan untuk duduk.

"Elnara dimana?" tanya Alice pada Hans yang membuat lelaki itu mengendikkan bahu.

Hanya tersisa empat orang yang menjaga ruangan ini, baik Hans, Alice, Elianna dan juga Whale.

"Tadi dia bersama ku, namun saat sudah mengantar ku kemari, dia memilih mengikuti Elvano ke perpustakaan," jelas Whale.

Sejenak sesudah Whale mengatakn hal tersebut, tidak ada bantahan yang terjadi. Hingga salah satu pemikiran menganggu salah seorang dari mereka.

Hans menggeleng prihatin, "hei, ketua kelas."

Whale yang merasa terpanggil melihat kearah Hans, begitu juga dengan yang lain. Memanggil Whale ketua kelas sendiri merupakan suatu keanehan, padahal embel-embelnya Whale bukan lah ketua kelas Hans secara koridor.

"Perintahkan anak itu agar segera kembali, penyerangan dalam lingkup seorang akan sangat berbahaya," jelas Hans.

Whale tersentak, dia melupakan hal tersebut. Terlalu berfokus pada satu hal membuatnya lupa akan Elnara. Alice yang mengetahui kondisi tersebut lantas menatap Rusell pelan, gadis itu juga seolah paham maksud Hans.

[-08] : AXIOMATICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang