Part 14

1.3K 70 4
                                    

Hari ini di hari Jumat sore yang cukup cerah dan bertepatan dengan jadwal off Nia. Setelah beberapa hari tak bertemu Chris karena mereka berdua disibukkan dengan pekerjaan, ia memutuskan untuk datang ke rumah pria itu. Ia sudah selesai mematut dirinya didepan cermin, setelah itu ia pamit kepada ibu dan memanggil taksi.

Ketika taksi sudah sampai di depan rumah Chris, gadis itu segera turun. Ia heran melihat sebuah mobil SUV berwarna silver yang terparkir di halaman rumah, sudah jelas itu bukan mobil milik Chris. Mungkin ia sedang kedatangan tamu, pikirnya. Ia mengetuk pintu rumah itu.

Tak lama pintu terbuka dan Chris terkejut melihat gadis itu yang tersenyum padanya, "Nia? Dengan apa kau kesini?" Tanyanya dan langsung mengecup bibir gadis itu.

"Tadi aku naik taksi," Nia balas memeluk tubuh itu.

"Masuklah. Ada Liam dan Michelle di dalam."

"Benarkah?"

Chris menarik tangannya dan membawanya ke halaman belakang, disana sudah ada Liam dan Michelle yang sedang memanggang daging barbeque. Melihat kedatangan Nia, Michelle pun menyambutnya ramah sembari mencium pipi kanan-kiri gadis itu.

"Aaw, si pengantin baru, aura cantiknya benar-benar berbeda," ujar Nia memuji Michelle.

"Aura lelah lebih tepatnya. Kami berbulan madu di Maldives dan baru kembali dua hari yang lalu, rasanya tubuhku masih jet lag," Michelle memutar bola matanya.

"Maldives? That was awesome! Itu tempat yang sangat indah," Nia menatapnya dengan iri.

"Indeed. Itu tempat yang membuatmu betah dan tak ingin pulang, aku menyarankan kamu dan Chris kesana agar kalian dapat berbulan madu dengan romantis," Michelle menyenggol bahu Nia dan melirik Chris, yang mana membuat gadis itu langsung tersipu.

"I heard that," ucap Chris yang sedang menata piring di meja. "Pulang dari Maldives dan datang kesini mengadakan barbeque tanpa membuat janji denganku terlebih dahulu, benar-benar kelakuan Liam adik kesayanganku."

"Aku kan ingin memberi surprise untukmu, kak. Kamu ada di rumah saat sore hari seperti ini saja sebenarnya sudah mengejutkanku. Mengingat kamu kan tak pernah dirumah jika jam segini," sanggah Liam. Ia melirik Nia yang sedang merangkul manja lengan Chris dan ia mengangkat alis, "well, sekarang aku tahu alasannya kenapa," gumamnya.

"Untung Nia datang, kita jadi bisa double-date!" Seru Michelle. Para lelaki sibuk memanggang daging dan sosis, Nia membantu membuat salad sedangkan Michelle menyiapkan beberapa kaleng minuman.

Setelah beberapa lama, semua daging telah matang dan telah di siapkan di meja. Mereka duduk berkeliling menyantap makanan sambil berbincang santai. Nia sedang menikmati daging panggang sambil sesekali tertawa dengan candaan yang dilontarkan oleh Liam hingga tanpa sadar secuil saos menempel di bibirnya. Chris yang menyadari itu langsung mengambil tisu dan mengelapnya. Melihat itu segera saja Liam dan Michelle mengolok-oloknya.

"Kalian benar-benar serasi! Kenapa tak langsung menikah saja?" Todong Michelle dan seketika membuat Nia tersedak keras, efek terkejut mendapatkan pertanyaan begitu. Chris segera memberikan segelas air putih dan gadis itu meminumnya sampai habis.

"Akan kuambilkan lagi," Chris bangkit dan masuk ke dalam rumah meninggalkan mereka bertiga. Liam melirik Chris lalu menatap Nia, "sekarang aku mengerti kenapa dia benar-benar berubah."

"Maksudmu?" Tanya Nia tak mengerti.

"Terus terang aku bingung kenapa akhir-akhir ini Chris terlihat berbeda, dalam artian yang positif menurutku. Dia nggak gila kerja sepanjang waktu sampai larut malam seperti biasanya. Dia ingat untuk pulang dan beristirahat, you know... lebih teratur dan 'normal' seperti dulu," terangnya. "Dan juga ia terlihat lebih riang. Itu semua semenjak ia mengenalmu."

Adore You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang