Part 12 (21+)

3.2K 90 0
                                    

Usai mandi, aku memakai baju kaos milik Chris yang ukurannya sangat besar dengan panjang mencapai paha di tubuhku. Lalu cepat-cepat aku men-charger hp ku yang mati dan ketika benda itu menyala, aku mendapati banyak missed call dan chat dari ayah dan Laura.

23.45 Ayah : Honey, kenapa belum pulang?

23.19 Laura : Nia, maaf aku nggak bisa mengantarkanmu pulang. Aku titip kamu pada Chris. See ya tomorrow :(
06.29 Laura : Nia, kau dimana? Kenapa tak bisa dihubungi?
06.44 Laura : Kau masih bersama Chris kan? Kau baik-baik saja?
07.17 Laura : Kalau kau baca pesanku cepat telpon aku!

Tak lama panggilan dari Laura masuk dan aku cepat-cepat mengangkatnya.

"Nia! My God! Where you've been??" Suara panik Laura di seberang sana.

"Maaf, maaf. Hpku kehabisan baterai semalam. Ada apa?"

"Ayahmu menelponku dan menanyakanmu! Duh, Aku terpaksa berbohong dan bilang kalau kau tidur dirumahku!" Ucapnya.

"Benarkah?" Aku langsung tersadar dan memaki kebodohanku yang tak sempat lagi memikirkan orangtuaku semalam. "Laura, bisakah kau jemput aku di rumah Chris dan antarkan aku pulang?" Pintaku.

"Iya, tentu. Aku akan kesana," jawabnya.

"Dan Laura, boleh minta tolong? Aku pinjam bajumu, dan.." aku berbisik pelan, "bawakan juga aku celana dalam,"

Laura memekik, "damn! Kau diapakan oleh Chris sampai kehilangan celana dalam?!"

"Bukan hilang! Tapi dirobek!! Ah sudahlah, akan kujelaskan nanti. Tolong segera kesini ya? Akan ku share lokasinya," aku segera menutup telpon dan memberitahukan pada Laura alamat rumah Chris. Kemudian aku keluar dari kamar, mencari Chris yang ternyata sedang menyiapkan sarapan.

"hai," sapaku.

Ia menoleh padaku, "hei. Sini sarapan," aku duduk di kursi makan dan menuangkan jus jeruk, "Kau tidak bekerja hari ini?" Tanyaku.

"Hari minggu bengkelku libur," jawabnya. "Oh, syukurlah." Sahutku.

Aku melahap sosis dan telur orak-arik itu yang terasa sangat nikmat. Baru ku sadari kalau ternyata aku sangat lapar karena dari semalam tak ada makanan yang masuk ke perutku. Aku makan dengan lahap hingga tak menyadari Chris yang sedang menatapku.

"Nia," panggil Chris dan aku memandangnya, "hm?"

Ia berkata dengan raut wajah serius, "lain kali, lebih berhati-hatilah. Jangan langsung menerima ajakan orang asing yang mengajakmu untuk minum karena ada banyak orang dengan niat jahat diluar sana. Kamu sangat mabuk tapi sekaligus bernafsu, terlalu janggal untuk orang yang pertama kali menenggak alkohol sepertimu. Seseorang pasti memasukkan obat perangsang ke dalam minumanmu.." Ucapan Chris barusan seakan menyadarkanku. Aku memang merasa bergairah ketika terakhir kali diberi minuman oleh Eric di rooftop. Aku curiga dialah penyebab semua ini.

"Baik, maafkan aku," sesalku. "Aku ingin minum alkohol, karena didorong oleh rasa sedihku akhir-akhir ini," ucapku jujur.

"Apa itu karena aku?" Tanyanya dan aku hanya diam, tak berani bicara apapun. Aku ingin menjawab dengan jujur kalau ini semua memang karenamu, Chris. Hanya kau yang bisa membuatku melakukan hal gila seperti ini.

"Kemarilah," ia menarik tanganku dan menuntunku untuk duduk di pangkuannya. Aku hanya menunduk, tak berani menatap wajahnya dan ia mengangkat daguku. Aku mendapati mata biru indah yang selalu membuatku tenggelam itu kini menatapku.

"Biarkan aku menjelaskan semuanya. Yang kau lihat hari itu sama sekali bukan keinginanku. Wanita itu adalah Agnes, kami sudah berteman sejak lama. Setelah kematian istriku, dia seringkali menghubungiku tapi aku tak pernah menanggapinya sekalipun. Ia pernah mengungkapkan perasaannya padaku tapi aku menolak. Dan hari itu, tak kusangka dia akan datang ke tempat kerjaku dan bersikeras memintaku untuk menjalin hubungan dengannya, saat aku belum selesai bicara dia langsung memeluk dan menciumku, dan kebetulan pula saat itu kau datang," Jelasnya panjang lebar. Aku masih menatapnya, mencoba mencari kebohongan dari tatapan memohon oleh sepasang mata biru itu.

Adore You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang