Proposal Jodoh

0 0 0
                                    


"Aku sudah tiba dari tiga puluh menit yang lalu, tapi aku mengira kamu tidak ada soalnya aku panggil-panggil gak ada yang nyaut maka nya aku langsung ke kamar mu." jelas Lily.

"Ahhh iya, tadi aku lagi fokus memikirkan sesuatu, maka nya aku tidak tau kakak datang. " ucap Yin dengan ekspresi sedih.

Melihat raut wajah Yin, Lily merasa heran dan kepo nya langsung kumat. "Are you ok?"

"Tidak" jawab Yin dengan polos nya seraya menggeleng.

"Whay?? " Lily mulai memasang raut wajah penasaran yang lebay.

"Ummm ... Sebelum aku katakan kenapa, apa aku boleh bertanya terlebih dahulu?" tanya Shin dengan cembrut.

"Tentu, tapi maaf jika aku tidak bisa menjawab karena aku belum belajar he he he.." sahut Lily seraya bercanda dengan bahasa receh nya yang terdengar konyol.

"Tenang kakak, pertanyaannku tidak sulit kok." ucap Yin seraya mengatur nafas nya.

"Yang ingin aku tanyakan adalah, Apakah kakak pernah di tolak oleh lelaki? apa pendapat kakak tentang perempuan yang di tolak cinta nya itu ? " lanjut Yin dengan pertanyaan nya yang mungkin tidak terlalu penting itu

"What??? Siapa yang berani menolak cinta adik kecil kami yang cantik dan imut ini? katakan padaku biar nanti aku patahkan hati nya dengan jurus pemikat ku! " reaksi Lily menjadi heboh dan semakin lebay.

"Ihhh ... Kakak apaan sih, bukan itu poinya. Yang aku mau tanya itu pendapat kakak, udah itu aja. Soal siapa orang nya biarlah itu jadi rahasiaku. Tapi, jangan sampai ini di dengar oleh kak Dea dan yang lain nya ya, soalnya aku malu." kata Yin dengan kesal.

Mendengar perkataan Yin, Lily mengangguk dan terlihat menjepit alisnya. Tidak lama kemudian, dia mencoba berfikir dengan meletakkan telunjuknya di kepala nya.

Meskipun begitu, dia masih saja bingung karena tidak tau mau menjawab apa, secara itu bukan bidangnya. Dia memang gadis pemikat tapi sayang nya dia tidak pernah tau apa itu jatuh cinta atau ditolak cinta nya.

"Kak, kenapa malah diam? ayo jawab! " Yon mulai tidak sabar dan memandang Lily dengan heran.

Melihat rengekan Yin, Lily pun langsung angkat bicara karena tiba-tiba dia mengingat salah satu curhatan temen nya tentang masalah begituan.

"Ahh ... Iya, begini. Menurutku sih, kalau kamu cinta ya perjuangin sampai dapat. Tapi, kalau udah berusaha tetap di tolak ya maju lagi sebagaimana kita melumpuhkan lawan begitu. He he he " jelas Lily seraya menggaruk leher nya cengengesan..

Mendengar penjelasan Lily, Yin menyeringai ke arahnya dengan ekspresi aneh. "Pantas kak Lily tidak pernah punya pacar, ternyata yang di otak kakak itu hanya lawan, lawan dan lawan. "

" Ha ha ha ... Kita ini para wanita anggota Rahasia, dan kita di didik dari dulu tentang bagaimana melumpuhkan lawan. Jadi, kamu tidak perlu heran mengapa di otakku cuman ada itu. Akan tetapi, apapun itu semua kembali padamu , bagaimana kamu bisa menyikapi semua nya. Lagian kamu ngapain nanya kakak, bukannya kamu tau sendiri bagaimana kakak orang nya." Lily terkekah melihat ekspresi Shin yang aneh.

"Iya sih. Tapi, terimakasih kak sudah mau mendengarkan aku! " ucap Yin seraya mengedip-ngedipkan mata nya kearah Lily.

"Aiss ... Dasar gadis kecil, manja tapi tau nya srigala he he he " Lily dan Yin tertawa bersama setelah merasa selesai berbicara.

"Ya sudah, ayok kita segera berangkat!. Karena Jesica sudah sampai di Kamar nya kak Dea!" seru Lily seraya menarik tangan Yin untuk keluar.

"Bagaimana dengan Kaka Qiqi? " tanya Yin karena sedari tadi dia belum mendengar Lily tidak menyebut nama Qiqi.

Goresan Rasa(Puisiku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang