"Arrggg ...., Sakit! " Suara teriakan Ayana terdengar memilukan dari ruang bersalin.
Bertepatan dengan itu, suara langkah kaki yang berat terdengar memasuki ruangan bersalin. "Kenapa belum juga lahir?"
Sembari menahan rasa sakitnya, Ayana menoleh kerah sumber suara. Lelaki yang ingin sekali dia lempar ke neraka itu, tiba-tiba sudah berada di samping ranjangnya tanpa ekspresi. Dia adalah Alaric, salah satu pengusaha paling berpengaruh di Amerika.
"Kamu pikir aku kucing?"
Mata indah lelaki itu melirik Ayana. "Iya. Lebih tepatnya, kucing Liar." jawabnya tanpa ekspresi.
Ayana mengepal tinjunya menahan marah, ia ingin memukul wajah lelaki itu detik ini juga, tapi rasa sakit kembali mendera perutnya. "Sakit ....," rintih Ayana sembari mengeluarkan air mata yang semakin deras.
"Kamu harus memastikan anakku lahir dengan selamat!" seakan tidak punya hati, lelaki itu hanya perduli pada anaknya dan mengabaikan rasa sakit yang dirasakan Ayana."Aku akan melahirkan anakmu, jadi berhentilah bicara. Aku benci mendengar suaramu!" Ayana berteriak disela tangisnya. Lelaki itu sudah terbiasa mendengar teriakan Ayana sehingga ia tidak terpengaruh.
"Khem, ini sudah waktunya, mari kita mulai!" Dokter menyela adu mulut suami isteri itu. Meski ia penasaran dengan hubungan aneh pasangan itu, tapi ia tidak berani bertanya saat melihat wajah serem lelaki itu.
Untuk sementara Ayana dan Alaric mengesampingkan perdebatan mereka sehingga dokter langsung memulai memberikan tindakan.
Alaric tetap berada di samping Ayana. Tatapannya seperti tatapan malaikat maut yang siap mencabut nyawa orang di depannya.
'Aku berharap anak dan istriku selamat!' gumam Alaric. Ia terus mengucapkan kalimat yang sama dalam hatinya.
Sementara itu, Ayana merasa ada dorongan lagi yang membuatnya semakin keranjingan dan mengikuti aba-aba dari dokter.
"Argggg ... " Ayana berteriak sambil mengatur nafasnya menahan rasa sakitnya.
"Ayo, sedikit lagi nyonya!"
"Arrggg ... " Ayana menangis sambil ngeden, nafasnya seakan mau habis tapi bayinya belum juga mau keluar sehingga ia merasa putus asa.
"Kamu pasti bisa, perempuan berisik!"
Ayana menoleh sambil meneteskan air mata. "Aku lelah, apakah aku akan mati, tapi usiaku masih sangat muda."
"Kamu harus tetap sadar, kamu pasti bisa karena kamu perempuan yang kuat." Alaric mencoba menguatkan Ayana sambil memegang tangannya dengan erat.
"Nyonya, kepala bayi anda sudah terlihat, Ayo sekali lagi! "
"Arrrggg .... "Ayana mengangguk dan mencoba sekali lagi.
Begitu dokter memberi instruksi, Ayana berteriak menggunakan kekuatan terakhir nya.
"Akhirnya keluar juga, anak nyonya dan tuan adalah perempuan. Dia terlahir cantik dan sempurna!"
Alaric meneteskan air mata saat mendengar suara tangisan bayi mereka. Sedangkan Ayana terkulai lemas dengan deru nafas yang semakin melemah.
Alaric tersenyum lega sembari menatap Ayana. "Anak kita perempuan. Sekarang kamu harus memberikan asi pertamamu buatnya!"
Alaric mengambil bayinya dari perawat setelah bayi itu di bersihkan. Ia lalu menunjukkan nya kepada Ayana.
Ayana tidak mau menoleh melihat bayinya karena dia tidak ingin membuat hatinya melemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Rasa(Puisiku)
Adventure?????? Rasa ini terlalu picik untuk mengakui keberadaanya dengan lantang. Iya hanya mampu Menggoyangkan tintaku di atas lembaran demi lembaran kertas dalam sketsa harianku. Ku ceritakan tentang segala rasa yang mendekam dalam jiwa sampai kepada Rin...