Bagaikan di sambar petir. Melisa yang merupakan gadis yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke 17 mendapatkan hadiah berupa perintah untuk menikah dengan salah satu tuan muda yang memimpin kerajaan bisnis terbesar di Korea.Tuan muda Min Yonggi atau yang sering di panggil tuan Muda Suga adalah pewaris tunggal dari bisnis Ayahnya. Ia datang ke Indonesia hanya untuk menjemput calon istrinya atas perintah sang kakek.
Suga dan Melisa harus menikah karena perjanjian buta yang dibuat oleh kakek mereka.
"Aku tidak ingin menikah dan masih ingin menikmati masa mudaku! Tolong aku!" Melisa memohon pada Ibunya. Tapi, Ibunya hanya bisa memalingkan wajah nya karena ia tidak bisa menentang wasiat ayahnya.
"Calon suamimu adalah lelaki yang sangat tampan dan kaya. Jadi, hidupmu akan terjamin! Tapi, jika kamu tidak menyukainya maka kamu boleh meminta cerai!" Kata Ibu nya.
Melisa terkejut mendengar perkataan ibunya. Bagaimana mungkin ia bisa menikah di usia muda dan menjadi janda di usia muda juga.
Tuan muda Min Yonggi memang sangat tampan. Setelah memilih berhenti dari dunia hiburan, dia fokus sama bisnis keluarganya. Kurang dari satu tahun, Min Yonggi berhasil membawa perusahaan itu ke puncak tertinggi sehingga namanya selalu memenuhi halaman pertama di situs internet dan majalah.
Dia tampan dan berkuasa hingga digilai banyak wanita, tapi tidak dengan Melisa yang memiliki ambisi tinggi yaitu ingin menjadi model papan atas.
Bagi Melisa, Yonggi adalah kutukan yang membawa kesialan dalam hidupnya.
Akankah Melisa bisa mengejar mimpinya dan bercerai dengan Suga sesuai dengan rencananya? Atau mungkin sebaliknya?
........
"Padahal aku sudah sayang banget dengan Vania, aku tidak sabar menyambutnya menjadi menantu di rumahku, dia gadis yang cantik dan baik hati. Tapi ternyata, Tuhan lebih menyayanginya dari aku makanya dia mengambilnya duluan" Ucap Sarah menyela pembicaraan Julian dan Renata."Kamu benar. Semoga ia bahagia disana. Oh iya, kalian kesini hanya untuk silaturrahmi atau ada tujuan lain?"tanua Renata seolah dia tidak tau apa-apa.
Sarah langsung menoleh ke arah Julian. Julian pun langsung mengerti dan membuka mulutnya untuk menyampaikan tujuan kedatangannya.
"Ulang tahun Vania sebentar lagi. Jadi, aku datang untuk memenuhi wasiatnya. Aku sangat mencintai Vania oleh karena itu aku ingin menjalankan wasiat terakhirnya karena aku tidak ingin merasa bersalah seumur hidupku jika mengabaikan wasiatnya inu. "Jelas Julian dengan ekspresi sendu.
"Itu benar Re. Awalnya aku ragu, tapi setelah membaca surat dari Vania yang dia tulis di detik terakhirnya, aku langsung mengiyakan permintaan Julian. Lagi pula Qiara juga anakmu dan adik Vania, mereka tidak akan jauh berbeda bukan? " Kata Sarah sambil meneteskan air mata.
Renata menarik nafas dalam mendengar perkataan Julian dan Renata karena Qiara dan Vania bagaikan langit dan bumi.
Renata tidak menyangka kalau Julian akan menyetujui permintaan Vania, makanya ia tidak pernah memberitahu Qiara soal surat terakhir Vania.
"Aku juga menerima surat dari Vania, dia memintaku untuk mengijinkanmu menikahi adiknya tepat di hari ulang tahunnya." Kata Renata dengan berat hati, sebab ia juga tidak mau mengecewakan putrinya yang sudah tiada.
"Apakah kamu sudah memberitahu Qiara?"Tanya Sarah.
"Aku ingin memberitahunya sebulan yang lalu saat aku membaca surat Vania. Tapi, aku khawatir Qiara akan menolak secara dia masih SMA dan sangat labil." Jawab Renata dengan ekspresi yang rumit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Rasa(Puisiku)
Adventure?????? Rasa ini terlalu picik untuk mengakui keberadaanya dengan lantang. Iya hanya mampu Menggoyangkan tintaku di atas lembaran demi lembaran kertas dalam sketsa harianku. Ku ceritakan tentang segala rasa yang mendekam dalam jiwa sampai kepada Rin...