Seketika itu Alvin tahu kalau Anna sangat marah karena ia tidak pernah melihat ekspresi Anna yang semengerikan saat ini.
"Sudah hampir tiga puluh tahun kamu membohongiku. Kamu membiarkan aku tersiksa oleh rasa rindu pada anak yang aku lahirkan dengan mempertaruhkan nyawaku sendirian tanpa ada suami. Sekarang, kamu memintaku tenang?" Tanya Anna dengan mata yang melotot.
...
.......Qiara hanya diam memperhatikan sosok Vinona yang cantik dan menawan. Memiliki tubuh ramping, rambut panjang, wajah yang mulus membuatnya terlihat sempurna di mata Qiara.
'Cantik banget, siapa dia? Kenapa Julian seperti Mengenaliny? Dia juga terlihat sangat bahagia bertemu gadis ini. 'Batin Qiara seraya menunduk karena merasa minder dan silau akan kecantikan Viona.
"Julian, apakah ini kamu? Aku fikir ini pakaian tidak cocok denganmu, bukankah aku sudah pernah memberitahumu mana pakaian yang ping cocok di tubuhmu? "Kata Viona seraya memegang baju kaos Julian.
Qiara menggigit sendok di mulutnya ketika melirik Viona yang mulai tidak sopan pada Julian.
'Kenapa Julian mau-mau aja diperlakukan seperti itu? Dasar mata kerajanjang, tidak bisa melihat cewek cantik sedikit. Katanya cinta, apaan itu, sampah semuanya. 'Batin Qiara dengan kesal.
"Kamu mulai lagi, kapan kamu datang? "Tanya Julian dengan nada suara yang lembut.
"Tidakkah kamu mempersilahkan dua wanita cantik ini untuk duduk dulu sebelum bertanya? "Viona merasa kesal dengan sikap Julian yang tidak sopan.
"Maafkan aku! Duduklah! " Kata Julian dengan eskpresi bersalah.
"Bagaimana kalian bisa ada disini? "Tanya Sarah dengan ramah pada menantunya.
"Kak sedang berjalan-jalan!"Jawab Julian dengan sedikit senyum.
"Tunggu dulu! Siapa gadis kecil yang lucu ini! "Tanya Viona yang sedari tadi mengamati Qiara.
"Istriku. "Jawab Julian dengan spontan.
"Wahhh ... Kamu sudah menikah tapi tidak memberitahuku? Apakah begitu? "ekspresi Viona sangat kesal karena seharusnya dia diberitahu namun Julian malah menyembunyikannya.
"Maafkan aku karena pernikahanku sangat mendadak. "
Julian berusaha menenangkan Viona agar tidak marah. Qiara masih tetap diam karena dia fikir kalau ini bukan bagiannya dia.
"Apakah kamu hamil? "Tanya Viona tiba-tiba setelah berurusan dengan Julian.
Mendengar pertanyaan Viona, baik Juliam ataupun Qiara kaget.
'Aku lupa kalah Viona adalah dokter kandungan. Harusnya aku membawa Qiara pergi dengan cepat. 'Batin Julian.
Tanpa mengatakan apapun, Qiara langsung menggelengkan kepalanya.
"Kalau begitu, bolehkah aku mengecek nadimu? "Tanya Viona sambil tersenyum.
Qiara terdiam karena dia tidak tau siapa Viona dan dia juga tidak mau menerima kenyataan jika divonis hamil.
"Sayang, kamu jangan takut! Viona ini adalah sahabat Julian, dia seorang dokter kandungan. Jika kamu benar-benar hamil, maka Mama dan Mama mu pasti senang dan kita akan merayakannya. Jadi, biarkan Viona memeriksamu! "Kata Sarah seraya memegang tangan Qiara.
Vion tersenyum sambil melirik Julian yang terlihat panik. Dia bisa melihat dari wajah Qiara kalau dia lagi hanil, namun dia harus membuktikan dugaannya dengan memeriksa nadi Qiara.
"Maaf, karena kami harus melanjutkan jalan-jalan kami. "Kata Julian seraya menarik tangan Qiara yang kebingungan.
"Qiara ... Ayo pergi! "Kata Julian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Rasa(Puisiku)
Adventure?????? Rasa ini terlalu picik untuk mengakui keberadaanya dengan lantang. Iya hanya mampu Menggoyangkan tintaku di atas lembaran demi lembaran kertas dalam sketsa harianku. Ku ceritakan tentang segala rasa yang mendekam dalam jiwa sampai kepada Rin...