24

40 4 2
                                    

Setibanya di rumah sakit ahktar pun keluar dari dalam mobil dan berlari untuk memanggil suster.

Setelah itu clara pun di tangani oleh pihak rumah sakit dan di rebahkan tubuh nya di atas berangkar untuk masuk ruang ICU.

Queensha pun ingin masuk ke dalam ruangan tersebut tapi tidak boleh oleh pihak rumah sakit.

"Mbak silakan tunggu di luar biar kami yang bertugaa di dalam, anda tolong bantu kami dengan doa supaya tidak terjadi apa apa dengan pasien" ucap sang suster ke pada Queensha.

"ENGGAK!!! GUE MAU MASUKK!!! TEMENIN ADEK GUE" teriak Queensha kepada sang suster pun terkejut saat mendengar teriakan Queensha.

"Mbak ini sudah kebijakan dari pihak rumah sakit, embak tolong tunggu di luar dan berdoa supaya adik anda tidak kenapa kenapa, mas ini tolong di jaga mbaknya" nasehat sang suster kepada Queensha dan juga devan.

Devan pun mengangguk akhirnya menggendong Queensha agar tidak memberontak lagi.

"TURUNIN GUE!! GUE MAU IKUT!! GUE MAU TEMENIN ADEK GUE!! AGRHHH!!" Queensha pun menangis sangat keras setelah berteriak tadi.

Devan dan ahktar yang melihat Queensha menangis terisak pun lansung menetes kan air matanya karena marasa hatinya nyeri mendengar tangisan Queensha yang sangat sakit.

"CLARAA!!! AGRHHHH!!!" teriak Queensha sambil memukul mukul kepalanya dan menjambak rambut panjang nya.

Devan pun lansung mendudukan Queensha di kursi rumah sakit dan lansung memeluk Queensha sangat erat supaya gadis itu tidak melukai dirinya sendiri.

"Udahh, jangan nangis lagi clara gak akan kenapa kenapa kok kamu bantu doa aja supaya clara baik baik aja" ucap devan sambil mengelus punggung Queensha.

"ENGAKKK!! GUE GAK MAUU!! GUE MAUNYA CUMAN CLARA!!!" teriak Queensha sekali lagi, karena Queensha sudah menangis cukup lama akhirnya dirinya tak sadar kan diri.

Devan pun panik saat melihat Queensha sudah tak sadar kan diri dan Queensha pun lansung di bawa ke ruangan untuk di tangani oleh dokter.

"Gimana dok keadaan Queensha" tanya devan pada dokter yang menangani Queensha.

Dokter pun tersenyum" pasien tidak kenapa kenapa hanya kecapean saja mas" sahut sang dokter kepada devan.

Lalu devan pun mengambil nafas kasar karena dirinya sangat khawatir kepada kakak beradik tersebut.

"Yaudah mas saya tinggal" ucap sang dokter sambil terseyum manis kepada devan. Lalu dokter pun menghilang dari pandangan devan.

Devan pun duduk bersama ahktar di kursi di dalam kamar rumah sakit, saat mereka sedang bergelut dengan Fikiran mereka masing masing Queensha pun bangun dari pingsan nya.

"Eghhh" lenguh Queensha.

Sepontan devan pun lansung menghampiri Queensha yang sedang terbaring lemas di atas tempat tidur.

"Udah kamu jangan bangun dlu tiduran dulu aja" ucap devan kepada Queensha sambil membaringkan kembali Queensha.

"Kemana clara?" Sahut Queensha sambil menatap sendu devan.

"Clara lagi tidur kamu tenang aja, udah kamu juga istirahat dlu ya." Jawab devan karena bingung harus memberi tahu apa kepada Queensha kalau clara.......

Back to on..

Karena ahktar menunggu clara di depan ruangan nya sedang kan devan membawa Queensha untuk di tangani oleh dokter.

"Cklekk"

Dokter pun keluar dari ruangan clara, langsung dokter pun menghampiri ahktar.

"Dengan keluarga pasien bernama clara arabella?" Tanya sang dokter kepada ahktar.

"Iya saya temannya" jawab ahktar.

"Begini mas, saya to the point saja." Pasien mengalami leukimia atau ( kanker darah stadium akhir.)  Pasien sudah mengalami penyakit ini sejak lama, kemungkinan pasien tidak bisa lama lagi di dunia. Apakah pasien suka melakukan terapi atau cuci darah?" Ucap sang dokter.

Ahktar yang mendengar ucapan dokter pun merasa hatinya sedang di iris pedang.
Bagaimana dia akan mengungkap kan hal ini pada kak Queensha kalau mengetahui adik kesayangannya akan meninggal kan dia tidak lama lagi.

"Apa!! Saya tidak tau dok kalau clara memiliki penyakit kanker darah!!" Sahut ahktar sambil menundukan kepalanya dan meneteskan air matanya karena sangat kecewa dengan ucapan sang dokter.

"Gak mungkin kan dok, clara mengalami kanker darah" lirih ahktar dirinya sudah lemas karena terkejut oleh ucapan sang dokter.

"Mohon yang tabah ya mas, ini sudah takdir dari tuhan kemungkinan kita menunggu keajaiban darinya." Nasehat sang dokter kepada ahktar.

"Kalau begitu saya permisi dlu ya mas" lanjut sang dokter dan ahktar pun lansung mengaggukan kepalanya dan dokter pun pergi begitu saja dari hadapan ahktar.

Selah itupun ahktar memberi tahu devan atas penyakit yang dialami oleh clara.

Back to off...

Sekarang kedua kakak beradik itu sedang bergelut dengan fikirannya masing masing bagaimana saat Queensha mengetahui kalau sang adik tidak lama lagi hidup di dunia ini.

"Yaudah kak, bawa kak Queensha pulang ke rumah biar yang jaga clara ahktar aja" saran ahktar kepada devan.

"Yaudah kakak titip clara, telepon kakak kalau ada perkembangan dari clara" sahut devan sambil menepuk bahu sang adik.

"Iya kak, hati hati di jalan" ucap ahktar.

Devan pun membangun kan Queensha untuk di ajak pulang ke rumah.

"Mas, ahktar sama clara enggak ikut?" Tanya Queensha sambil menatap jalanan kosong.

Devan yang mendengar ucapan Queensha hatinya terasa di cubit dan begitu sangat ngilu, saat mendengar ucapan Queensha.

"Nanti ya di rumah" sahut devan sambil menatap Queensha dengan tatapan sendu.

Queensha pun diam membisu dan sekarang wajahnya sangat pucat, dan tatapannya sangat kosong seperti tidak punya gairah hidup.

___________________________________

Queensha dan juga devan sekarang sudah berada di dalam rumah Queensha.

Queensha yang masih menatap objek di sekitarnya dengan tatapan kosong.

"Sayang, udah ya sekarang tidur kamu kecapean biar besok kita liat kondisi clara ya" ucap devan sambil mengelus wajah pucat milik Queensha.

Queensha hanya diam tidak menyahut ucapan dari devan.

"Baru tadi siang, dia bahagia banget mau jalan jalan ke bandung."tapi sekarang hiks dia hiks ada hiks di hiks rumah hiks sakit hiks huaa claraa" tangis Queensha pun pecah karena hatinya sangat nyeri dan seperti di hantam ribuan batu, Queensha hanya mengetahui kalau clara hanya koma tapi sebenarnya clara sedang melawan penyakitnya.

"Claraa hiks kamu hiks cepet hiks bangun hiks kakak hiks sendiri hiks di hiks rumah hiks" lirih Queensha sambil terisak.

Devan yang melihat keadaan Queensha sangat kacau pun lansung memeluk Queensha sangat erat supaya tidak terjadi sesuatu yang tidak di ingin kan.

"Udah, jangan nangis terus."udah sekarang kamu mandi ya abis itu bobo ya, aku nginep di sini temenin kamu. Nanti aku tidur di kamar tamu oke" ucap devan dan Queensha pun hanya membalas nya dengan anggukan kepala saja.

Devan yang melihat wajah pucat Queensha dan juga mata yang sembam karena dia tidak berhenti menangis dari tadi.

"clara kamu beruntung punya kakak yang sangat sayang sama kamu. Cepet sembuh ya adik ku kasian kakamu" bantin devan sambil meneteskan air matanya.

Setelah itu devan menuntun Queensha agar masuk kamar mandi, dan dirinya langsung pergi ke kamarnya untuk mandi karena dirinya rasa sekarang badan nya lengket semua.

___________________________________

Halo guyss, selamat menunaikan ibadah puasa bagi umat muslim. Sekarang author up nih, jangan lupa vote dan komen cerita author. Bye bye....

Wassalamualaikum sekian terima nasib.

BESTIEE CURSEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang