2. Nama Ketua sangat sulit di ucapkan

903 111 5
                                    

Jeno cukup menyukai Seragam Sekolah Indonesia.

Seragam ini sangat simple dengan warna Putih cokelat dengan dasi, dan seluruh Siswa di JIS umumnya memakai Seragam dengan model yang sama. Begitu lah yang Joon Woo katakan kepadanya.

Setelah selesai melapor pada kepala Sekolah dan mencatat namanya di daftar Siswa kelas dua, Joon Woo menemaninya melakukan Tur keliling JIS sambil menjelaskan beberapa peraturan, tempat-tempat penting, dan dengan baik memperkenalkannya kepada beberapa Siswa JIS yang lewat.

"Agar kamu bisa lebih cepat beradaptasi, Aku bisa jadi perantara untukmu. Tidak perlu berterima kasih," Joon Woo tertawa, dia penepuk bahu Jeno, "Sekarang kita akan menemui Dewan Siswa yang akan bertanggung jawab untukmu selanjutnya. Kamu tau aku hanya seorang Guru Bahasa Korea disini, jadi aku tidak bisa terus menemanimu. Tetapi tenang saja, Dewan Siswa ini cukup Pintar bahasa Korea. Aku mengajarinya." Joon Woo terlihat bangga saat mengatakannya, kemudian melanjutkan: "Aku harap kamu juga rajin belajar bahasa Indonesia dengannya. Aku yakin kalian bisa berteman dengan baik."

Jeno bergumam dengan sopan. Dua hari ini dia bersikap sangat baik. Joon Woo di buat senang oleh kepribadiannya yang berbudi luhur dan tidak sombong seperti layaknya Tuan muda. Jeno cukup menyenangkan mata dan hatinya. Joon Woo diam-diam sudah mencatat namanya di daftar Siswa Favorit di Sekolah ini.

Tentu saja. Kita adalah warga Negara yang sama. Saat tinggal di Negara asing, sudah selayaknya kita bersikap seperti saudara yang saling menghormati.

Joon Woo bahagia saat memikirkan bahwa di Negara besar ini dia berhasil mendapatkan Adik pungut tampan yang jatuh dari langit.

"Ok. Ini dia." Mereka berdiri di depan ruangan dengan pintu tertutup bertuliskan 'Ruang Osis' yang menggantung di atasnya.

Joon Woo mengetuk pintu, lalu seseorang membukakan pintu dan kemudian kepala plontos Abian muncul dari dalam.

Abian membungkuk. Dia tersenyum lebar sambil melebarkan pintu untuk Joon Woo dan mempersilahkannya untuk masuk, dia berkata: "Ssaem, Anda disini." Lalu matanya melirik Pemuda tinggi di belakang Joon Woo dengan rasa penasaran. "Ssaem, ini Siswa Korea itu?"

"Ya." Joon Woo mengangguk. Dia dengan senang hati menarik Jeno kedepannya dan memperkenalkan mereka berdua. "Bian, ini Lee Jeno. Jeno, ini Bian."

Abian melambaikan tangannya dengan ramah dan berkata 'Hallo' sambil tersenyum. Sedangkan Jeno membungkuk dua kali ke arahnya sambil memperkenalkan dirinya lagi, "Saya Jeno, senang berkenalan dengan mu." Dalam bahasa Korea.

Ah, Jeno mengenal Pemuda ini. Dia adalah Pemuda berkulit coklat yang duduk bersama kedua temannya di samping mejanya saat di MCD kemarin. Berarti tebakan Jeno benar. Mereka adalah Siswa JIS. dan seseorang yang di panggil Ketua oleh Abian adalah Ketua Organisasi Siswa JIS.

Abian terlihat bingung, namun dia tetap membalas Jeno dengan: "Kamsahamnida." Dengan lancar, karena hanya kata itu yang dia hafal selain 'Annyeonghaseyo'.

Joon Woo mengalihkan perhatiannya kearah lain, lalu bertanya pada satu orang lagi yang berada di ruangan ini selain Abian, menggunakan bahasa Indonesia: "Dimana Ketua?"

Chenle Teo meninggalkan kursi tempatnya duduk, sebelum menghampiri Joon Woo sambil membungkuk dan menjawab pertanyaannya. "Ketua ada di Toilet. Ssaem, duduk lah dulu."

Chenle menarik kursi untuk Joon Woo dan mempersilahkannya untuk duduk dengan sopan.

Joon Woo tidak bisa menerima kesopanan yang Chenle tunjukan kepadanya karena dia sedang di kejar waktu sekarang. Dia masih harus mengajar kelas tiga di gedung barat dan dia tidak bisa berlama-lama untuk bersantai bersama mereka.

[𝐁𝐋] 𝐒𝐌𝐀🌱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang