Extra; Setelah Reuni pt.2

700 70 2
                                    

"Aku tau itu.." kata Renjun. Dia tidak bisa berpaling setelah menerima Ciuman mesra setelah perpisahan Tiga tahun yang sangat panjang. Ini adalah pertama kalinya dia setia, dan rela menunggu seseorang tanpa kepastian, karena dia tau kalau perasaan jeno itu jujur apa adanya. Dan entah dari mana kepercayaan itu tumbuh, tapi Renjun tidak pernah meragukan perasaannya sama sekali. Padahal kalau di pikir-pikir, hubungan pertemanan mereka hanya berjalan lebih dari Satu minggu, tetapi rasa ketergantungan yang berbeda dari orang lain yang pernah Renjun dapatkan itu sangat kuat dan membuatnya tidak puas dengan orang lain selain jeno.

Mungkin ini adalah Pribahasa yang mengatakan 'Tidak Bisa Hidup Tanpamu' itu benar adanya. Akhirnya Renjun mengerti dan merasakannya juga.

Seorang playboy seperti dia Rela berjuang menghadapi Ayahnya demi orang lain itu sudah lebih dari luar biasa.

Tahun itu setelah dia dan Ayahnya berkompromi, Tuan Wira dengan berat hati membebaskannya dengan Syarat; Dia harus menyelesaikan Pendidikannya dengan serius dan meraih penghargaan untuk dirinya sendiri. Dengan senang hati Renjun menyetujuinya.

Lalu saat itu Ayahnya juga mengatakan; "Kamu akan tinggal di Jilin jika kamu memaksa untuk hidup dengan pilihanmu sendiri. Kamu tau Masyarakat kita tidak akan pernah menerima mu dengan baik. Pergilah jika kamu ingin Bahagia, jangan pikirkan Ayahmu yang sudah Tua ini."

Saat itu Renjun langsung menangis dengan keras dan meminta maaf untuk kesalahannya karena sudah mengecewakan Ayahnya. Dia berjanji untuk Hidup lebih baik, dia akan mengejar Mimpinya dengan lebih tekun dan berjanji untuk tidak mempermalukan Nama keluarga atau Ayahnya di masa depan.

Tuan Wira hanya menanggapinya dengan kata 'Baiklah' yang lesu, lalu mematikan telpon. Dari sana Renjun mulai bangkit dan lebih serius untuk meraih masa depannya. Sedangkan di sisi lain dia juga sangat merindukan Jeno.

"Aku tidak bisa menghubungi mu saat itu. Ayah menyita Ponselku. Selama ini aku berjuang untuk membeli Ponsel sendiri untuk waktu yang lama. Kamu tau aku itu pelupa, karena terlalu banyak Memory yang harus aku tampung, bahkan Password Emailku pun aku tidak tau. Biasanya aku mencatat hal penting di cloud, tetapi karena akunku tidak bisa aku Akses jadi aku harus membuat lagi yang baru." Renjun menghela nafas, saat ini dia sedang berbaring di pangkuan Jeno dengan nyaman dan memainkan ujung Kausnya. "Ayah masih curiga aku ada hubungan dengan Chenle, itu sebabnya Beliau keukeuh tidak mau mengembalikan ponsel lamaku. Bahkan Ayah tidak mau memberiku Nomor Abian. Jadi aku harus memutar otak untuk bisa menghubungi mereka. Lalu aku mengingat IG Abian, butuh beberapa usaha untuk menemukan Username Anak itu karena dia menggunakan nama yang sangat panjang."

Renjun sedikit mengeluh saat dia mengingat lagi hari dimana dia harus mengingat-ingat IG Abian yang sangat susah. "Chenle paling tidak suka menggunakan sosmed. Sialnya, aku hanya mengingat Email lamanya karena dia menggunakan banyak Email untuk Game. Dia juga punya akun Tiktok untuk mengikuti Idol Favoritnya dan aku sama sekali tidak tau akunnya apa, selain itu aku juga tidak pernah menggunakan Apk itu. Jadi aku membuang ide untuk mencari Chenle. Akhirnya setelah bersusah payah, aku berhasil menemukan akun Abian. Tetapi anak itu tidak Online selama Lima hari. Aku hampir gila karena menunggu DM ku yang tidak di balas..."

Jeno; ".................." Kamu marah DM mu tidak di balas selama Lima hari. Sedangkan aku harus menunggu selama Tiga tahun...

"Akhirnnya aku bisa menghubungi Abian dan Chenle lagi. tetapi setelah aku bertanya tentangmu pada mereka, mereka mengatakan kalau kamu sedang sibuk dan sebentar lagi akan Debut menjadi Idol di bawah Agency besar. Dari sana aku mulai redup lagi dan agak tidak percaya diri untuk menghubungimu. Aku tau pasti sulit untukmu bisa sampai seperti ini, jadi aku mundur dan memilih untuk tidak mengganggumu. Maafkan aku... Aku tidak tau kalau sebenarnya kamu selalu menunggu kabar dari ku."

Jeno mengeluh dengan wajah masam, "Kamu sangat kejam padaku!"

Renjun agak tidak berdaya menghadapinya, "Maafkan aku. Maaf, Ok ?"

"Kenapa kamu harus menunggu selama Tiga tahun untuk muncul di depanku??"

"Aku tidak tau. Selama ini aku tidak bisa menemukan kesempatan untuk lebih dekat denganmu. Aku sudah berjuang untuk ikut Fansign denganmu namun aku tidak pernah beruntung! Aku juga tidak terlalu banyak uang sebagai Mahasiswa. Jadi aku hanya bisa mengikuti perkembangan mu di Internet. Lalu akhirnya kamu mengadakan Konser di Indonesia. Kamu tau, aku harus berhutang pada Chenle untuk bisa mendapatkan tempat Strategis di Konser mu. Bisa di bayangkan bagaimana perjuanganku untuk mendapatkan mu ?!"

Jeno tersenyum, "Kamu sangat gigih."

Renjun cemberut, "Tentu saja."

Untuk beberapa Jam ke depan, mereka berdua berbagi penderitaan dan pengalaman mereka selama tidak bertemu. Jeno menceritakan perjuangannya untuk bisa Debut dan saat-saat Traine yang sangat melelahkan, namun semua kerja kerasnya terbayar sekarang. Akhirnya dia bisa debut menjadi Idol dan bertemu dengan Renjun lagi. "Perjuangan ku tidak sia-sia."

"Hn. Perjuangan kamu tidak ada yang sia-sia. Sekarang aku hanya berpikir tentang satu hal..."

Jeno membelai rambut di dahi Renjun, "Apa itu ?"

"Apakah aku masih pantas untuk kamu? Lihat dirimu dan lihat aku. Kamu adalah seorang Idol terkenal dengan banyak Fans, sedangkan aku hanya Penulis Novel biasa yang tidak terkenal."

"Tapi aku menyukaimu. Aku sangat menyukaimu. Setelah aku menunggu selama Tiga tahun, apakah masih pantas untuk mu membahas hal ini ?" Jeno meratakan senyumannya, nadanya berubah menjadi dingin, "Ada dua pilihan untuk ku dalam kalimat itu. Satu, kamu meninggalkan ku lagi karena merasa Insecure. Dua, aku harus pensiun menjadi Idol agar kamu tidak merasa Insecure. Menurut mu mana yang harus aku pilih ?"

Renjun bangkit dan menutup mulu Jeno dengan telapak tangannya. Ekspresinya sangat terkejut dengan wajah putih pucat karena Syok, "Apa yang kamu katakan !?" dia menelan ludah dengan sakit, 'kamu membuatku takut."

Jeno mengecup telapak tangan Renjun dan menggenggamnya, "Maka dari itu, jangan katakan hal seperti itu lagi. Berhenti merendahkan dirimu sendiri." Dia menyentuh pipi Renjun yang kemerahan, "Apa pun kamu. Bagaimana pun keadaan mu, aku akan tetap menyukaimu.  Jadi berhenti untuk membandingkan 'Dunia' kita, sejauh apa pun perbedaannya itu tidak akan pernah membuatku mundur. Hari ini aku baru saja mendapatkan mu kembali setelah Tiga tahun penantian panjang. Aku tidak akan melepaskan mu lagi. Tidak akan !!"

Renjun melunak. Dia menyusup ke pelukan Jeno dan memeluknya dengan erat. "Maaf... Tidak akan lagi. Aku tidak akan mengatakannya lagi."

Jeno membalas pelukannya sambil memejamkan mata dan berkata dengan kelegaan, "Jangan lari kemana-mana lagi."

Renjun tertawa kemudian mengangguk, "OK."

===

Keesokan harinya, NCT U berkumpul di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, untuk perjalanan pulang ke Korea. Mereka harus menunggu beberapa saat sebelum pesawat lepas landas dan terbang di langit lepas.

Hari ini Renjun dan Jeno terpaksa harus berpisah lagi. Seperti Tiga tahun lalu, Jeno pertama kali menginjakan kaki di Negara ini, Di Bandara ini. Saat dia pergi, semua orang beramai-ramai mengantarnya, tapi masih ada yang tidak lengkap. Kemarin,  jeno menginjakan kaki lagi di Negara ini dan Sekarang orang yang dia harapkan ikut mengantar kepergiannya. Perbedaan antara Tiga tahun lalu dan Tiga tahun sekarang sangat terasa.

Dia bisa pulang dengan tenang.

Jeno menoleh ke belakang untuk terakhir kalinya. Dari raut wajah dan gestur tubuhnya menunjukan keengganan untuk pergi, namun karena tanggung jawab yang harus dia selesaikan membuatnya tidak bisa memilih.

Percakapan terakhirnya dengan Renjun adalah sebuah kesepakatan lisan. Ada janji yang harus mereka sepakati setelah berpisah hari ini;

Renjun berkata, "Aku akan menemui mu ke Korea setelah aku selesai dengan Study ku. Kita akan berkumpul setelah semuanya terkendali. Setelah itu, aku akan mengikuti kemanapun kamu pergi. Kita akan menjadi pasangan dalam kehidupan ini."

Jeno berkata, "Lalu aku akan menemui Ayahmu untuk melamar mu. Dan kita akan menikah atas persetujuan Penatua."

Renjun tersenyum dengan mata berembun, "Aku sangat menantikan hari itu."

[𝐁𝐋] 𝐒𝐌𝐀🌱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang