Awalnya, Juni terbiasa menerima ejekan-ejekan para murid yang akan tertawa karena penampilannya. Dia dekil, rambut tebalnya mengembang: kusut dan bau lembab seperti popok basah.
Semua itu dikarenakan Juni mengidap Smelly hair syndrom dan tak peduli itu musim dingin atau musim panas, pakai shampo apapun rambutnya akan tetap bau. Maka dari itu, semua orang menjauhinya dan menjulukinya, Si gadis popok.
Meski Juni selalu bertanya mengapa mereka tertawa? Padahal, Juni sedang tidak melucu. Mereka terus tertawa dan tertawa karenanya.
Tetapi itu semua bukan menjadi permasalahan yang harus Juni pikirkan sampai berlarut-larut.
Bahkan ketika tiba-tiba murid laki-laki terpopuler seperti Dae mengajaknya bertemu di taman kota dan seseorang memposting foto mereka di blog sekolah esok harinya untuk jadi bahan ejekan, Juni tidak memusingkan ledekan mereka yang selalu ribut di sepanjang koridor. Menyorakinya seperti seorang pengecut.
Juni tidak peduli meskipun dia tau motif Dae mengajaknya bertemu di taman kota sore itu adalah untuk menghinanya, mengatakan bahwa dia iseng, dia ingin merasakan bagaimana duduk berdua dengan murid perempuan terjelek di sekolah. Dia bisa menerima para murid laki-laki menganggapnya semurah dan serendah itu. Juni maklum.
Tetapi, jika seseorang sudah menghina ibunya, dia tidak bisa memakluminya.
Gangguan yang sebelumnya hanya sebatas julukan "Si gadis popok" berubah menjadi "Si Anak Pelacur" menyayat hati tiap kali dia merajut langkah memasuki sekolah. Ya, rumor yang dilontarkan Dae kepada teman-temannya menyebar seperti virus.
Apa salahnya kepada mereka? Kepada Dae? Kenapa dirinya seolah dianggap pantas diperlakukan seperti itu? tidak adil baginya. Kenapa dia? kenapa hanya dia?
Anak-anak itu meledekinya. Awalnya hanya sebatas kekerasan verbal, lama kelamaan Juni mendapat kekerasan fisik.
"Pantas baunya seperti keringat pria-pria hidung belang." kata seorang murid.
"Ibumu pasang tarif berapa?"
"Apa kau tau ayahmu yang mana?"
"Aku mau beli pakaian dalam ibumu. Jual padaku."
Juni gemetar. Dia melihat Dae duduk di bangku kelasnya kala dia lewat, sebelum seorang anak lain menjegal kakinya sampai dia terjatuh. Juni tak ingat rasa sakit di lututnya, tetapi rasa sakit di hatinya masih membekas membuat mental-nya sakit.
Mereka semua tertawa dan Dae ikut tertawa.
Saat pulang ke rumah, Juni menangis dan mengancam ingin bunuh diri pada ayahnya jika dia tidak pindah sekolah. Juni tidak pernah cerita. Dia tidak mau menceritakan kepedihannya karena tau bahwa akan menambah rumit semuanya. Dia tidak mau membuat orang tuanya datang ke sekolah dan memarahi semua orang di sana. Tidak. Dia tidak mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate To Love You [Tamat]
FanficLantas akhirnya Juni tahu bahwa laki-laki yang bersamanya malam itu adalah Dae, pria yang membully-nya saat sekolah dulu yang dibencinya selama ini. 🌻Beberapa kali Highest Rank: #1 in Fanfiction Start: 1 April 2022 Finish: - 20 Agustus 2022