"Hei, fokus banget dari tadi,"
Sherryn yang sedang fokus dengan ponselnya, seketika menoleh dan mendapati Alledrea yang sedang menatapnya. Sherryn pun tersenyum. "Hehe, gue lagi ngelanjutin baca novel tadi malem yang belom selesai,"
"Boleh liat gak, novel apa si?" Aledrea sedikit bergeser untuk melihat layar ponsel Sherryn.
Sherryn yang melihat pun dengan cepat mematikan layar ponselnya. "Nanti aja gue kasih tau, ni novel lumayan ngebosenin nanti gue rekomendasiin yang lebih seru!"
Melihat tingkah Sherryn demikian, Alledrea sedikit menaruh curiga dengan temannya itu, tapi daripada memperpanjang perbincangan, ia lebih baik mengiyakan saja perkataan Sherryn. "Oh, oke dah."
Sherryn mengangguk, dan tak lama setelahnya bel tanda masuk pun berbunyi.
Waktu istirahat selesai, semua siswa diharapkan kembali masuk ke kelasnya masing masing.
"Yok masuk!" Ajak Calondra sembari meneguk minumannya hingga tandas.
"Ayoooo!" Sherryn bangkit seraya maraih tangan Alledrea.
Ketiga gadis itu sudah melangkah jauh meninggalkan kantin, kini hanya menyisakan Zevandro dan Ravaell yang masih berjalan santai.
"Pan?"
"Ape?" Sahut Zevandro disebelahnya.
"Lo merasa gak Sherryn dari tadi sibuk terus sama handphonenya?" Tanya Ravaell.
Zevandro menoleh ke arah Ravaell. "Cie ovt ye lo?"
"Ck! Gak. Gue cuma nanya aja, Sherryn yang biasanya aktif banget kalo lagi ngobrol pas ngumpul, tadi dia gak kaya gitu, Pan." Ujar Ravaell menjelaskan.
"Iya sih tadi dia kaya kurang nyimak gitu pas kita ngomongin mau ngumpul dimana nanti Minggu," Jelas Zevandro mengingat hal yang terjadi saat jam istirahat tadi.
Ravaell berpikir sejenak. "Yaudah deh Pan. Dah yok cepet ke kelas."
"Ya, ayok."
{◇♧♤}
Flashback Jam istirahat...
Sherryn dan yang lainnya masih mengantri untuk membeli makanan, Sherryn memesan soto dan juga es teh tawar seperti biasa. Namun ditengah waktu ia mengantri ponselnya bergetar, dengan cekatan Sherryn meraih ponsel yang berada di sakunya itu.
Betapa terkejutnya Sherryn, ia mendapat notifikasi pesan masuk dari Jevano.
Ia tak mau membukanya, dan memilih untuk mengantri membeli makanan lebih dulu, baru ia akan melihat pesan yang dikirimkan oleh Jevano itu.
"Mau sotonya berapa, neng?"
Sherryn dengan segera manaruh kembali ponselnya ke dalam saku. "Mau satu aja ya bu, sama es tehnya juga satu aja." Jawab Sherryn.
"Oke neng!"
Setelah pesanan jadi, Sherryn melangkahkan kakinya menuju ke meja dimana teman temannya berada.
Sesampainya di meja, ia dengan hati hati meletakkan mangkuk berisi soto itu ke atas meja. "Rame banget ye, Sher?" Tanya Zevandro kala Sherryn mendudukan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
18 Days For Last!
Teen FictionManusia berangsur angsur datang dan pergi. Sama halnya dengan cinta ada yang menetap lama dan hanya menetap sementara, memberi rasa yang belum pernah dirasakan sebelumnya, dan tiba tiba saja pergi meninggalkan. Sebuah status dalam suatu hubungan mem...