Sherryn yang melihat itu langsung tercengang bukan main. Bukan! Bukan karena ia cemburu. Tapi dalam benak hatinya begitu bertanya tanya, ada ya gadis seagresif dia. Namun ada yang lebih lebih membuat Sherryn terheran, Jevano bahkan tak menolak saat ia dikecup pipinya oleh gadis itu?
Adymash, Daniel, Brandy, dan Davin saling melimpar padangan satu sama lain. Sherryn yakin mereka semua tau siapa gadis yang terus menempel dengan Jevano.
Brandy langsung mengode Daniel dengan menaikkan alisnya dan juga dagunya yang mengarah kearah Jevano dan gadis itu. Daniel yang mengertipun langsung menggangguk dan cepat cepat bertindak.
"Ekhem! Ra udah deh kangen kangenan nya kaya udah gak ketemu lama sana Vano aja! Dah dah gak enak diliatin sama orang orang woylah!" Daniel yang berkata demikian pun merasa tak enak dengan Sherryn yang terus kebingungan dan juga tak tau harus bertindak apa.
Banyak pertanyaan yang terus berputar dikepalanya.
"Iss! Apaan si lo! Ya gak apa apa keleessssssss namanya juga orang kangen. Dah seminggu gue gak ketemu Vano tau!" Gadis itupun menghentak hentakkan kakinya menuju bangku kosong disebrang Sherryn dan Jevano duduk tepat di samping Davin.
Davin dengan cepat mengambil hand sanitizer semprot miliknya dan langsung menyemprotkan kearah tubuh gadis itu. Sekarang bisa tercium bau antiseptik didepannya.
"Issss! Ngapain si lo? Emang lo pikir gue virus apa?" Gadis itu tak terima dan langsung mengambil tisu untuk mengelap wajahnya.
"Ya emang lo virus!" Celetuk Daniel.
Satu meja benar benar benar langsung tertawa terbahak bahak, terlebih Daniel yang langsung menggebrak meja saat tertawa terpingkal pingkal. Gadis itu langsung marah besar!
"Danielllllllllllllllll!!!" Ia langsung menghampiri Daniel dan menjewer telinganya bak guru yang sedang menghukum anak muridnya.
"Ra ra udah udah kamu duduk pesen makanan aja gih! Belum makan kan?" Jevavo langsumg dengan cepat mengambil tangan gadis itu dan mengusapnya pelan. Dan apa tadi? Ia berkata begitu lembut padanya?
"Liat aja lo!" Peringatnya.
"Uuuuu atut aku ma!" Ledek Adymash.
Sudah diputuskan Sherryn akan kembali kekamarnya sekarang. Ia sudah benar benar muak dengan ini semua!
"Ka aku mau balik kekamar. Mama udah nyampe kayanya, udah malem juga takut dimarahin aku," Sherryn berucap seraya melepaskan tangannya yang selalu Jevano genggam itu.
"Kok? Gak jadi mesen makanannya?" Kini Jevano bertanya balik, dan dapat ia lihat ada sedikit muka muak dan bosan terpampang diwajah Sherryn.
"Eh aku gak jadi mesen ka lupa tadi udah makan takut aku muntah, makanya sekarang mau pulang, mamah ku juga udah sampai dari pergi tadi." Sherryn pun berdiri diikuti dengan Jevano.
"Guys gue anter dia dulu ya, pada duluan makan aja nanti kalo pesenannya dah dateng!" Jevano hendak merangkul Sherryn tapi dengan cepat ia menghindar.
"Gak usah ka! Aku bisa sendiri baliknya kok deket kan dari sini kekamar ku, lagian kamu lagi ada temen temen kamu aku gak enak ka" Sebenarnya jarak dari cafe ke kamar Sherryn tak juga bisa dibilang dekat. Karena kamarnya berada di lantai 5, Namun ia akan menggunakan cara ini untuk bisa cepat cepat kembali kemarnya dan pergi dari sini.
Jevano tetap dengan pendiriannya, ia meraih tangan Sherryn dan pergi dari cafe itu menuju kamarnya.
Sherryn tak bisa menolak, ia pun mengikuti langkah kaki Jevano yang mengarah ke kamarnya yang terletak dilantai 5 itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
18 Days For Last!
Teen FictionManusia berangsur angsur datang dan pergi. Sama halnya dengan cinta ada yang menetap lama dan hanya menetap sementara, memberi rasa yang belum pernah dirasakan sebelumnya, dan tiba tiba saja pergi meninggalkan. Sebuah status dalam suatu hubungan mem...