Jakarta
"Yooooo gimana harimu di Bandung eaaa"
"Not bad lah!"
"Not bad but not good ya Sher? Soalnya gue liat lo status nya suntuk mulu pake lagu unconditionally jer!"
"Dih? Gue galau cuma di status doang aslinya mah kagak, ngikut trend doang!"
"Lah bisa bisanya jir!"
"Bisalah! Itu gue cuma gabutz doang seh!"
"Sssssttttt gue pen ngomong dulu anjeng Rapael epan brisik lo! Gantian!"
"Iya sayang nih"
"Cieeeeeeeee Alle! Pj mana pj!"
"Brisik lo lon!"
"Nama gue Calondra anjim!"
"Heh brisik malah ribut gue matiin nih!"
"JANGAN!"
Sherryn terkejut bukan main saat mereka semua serempak berteriak panik kearahnya melalui panggilan video call. Yap! Sherryn dan teman teman nya kini sedang melakukan panggilan video call. Ravaell, Zevandro, Alledrea, dan Calondra sedang janjian kumpul dan ketemuan disalah satu cafe yang memang sudah menjadi langganan mereka. Walaupun Sherryn tak ikut diantara mereka, tetap saja Sherryn harus ikut dan satu satunya cara dengan melakukan panggilan ini. Agar secara tak langsung Sherryn tetap ikut dan hadir.
"Plisss kuping gue pengeng woylah!"
"Yaudah gak papa sehat! Sekarang gue mau nanya langsung ke lo. Soal kemaren yang katanya lo dideketin cowo prikkk itu, itu belom selesai lo---"
"Cowo prik?"
Ups! Gimana nih??
Kalau sudah berurusan dengan menyangkut lelaki dan apalagi masalah itu sampai terdengar ketelinga Alledrea. Huh! Selesai semua.
Sherryn mengutuk mulut Calondra yang begitu ceplas ceplos dan juga polos, memang sudah seharusnya ia tak memberi tau soal ini kepada Calondra. Namun anak itu tetap mendesaknya untuk bercerita.
Sherryn pun menceritakan soal itu ke Calondra namun hanya seperempat dan itu juga ia kurangi serta ia sedikit memanipulasi ceritanya. Ya agar Calondra tidak makin heboh, Sherryn pasti akan pintar pintar kalau untuk bercerita mengenai Jevano kepada temannya ini."HUEK!!!"
"Huekkk!!"
Sherryn mematikan kamera dan mikrofon
Dan tak lama setelahnya
Sherryn mengakhiri panggilan
"Mampus! Lo si bahas bahas cowo prik!" Sungut Zevandro tak bisa diam melihat muka polos Calondra bak anak tak bersalah.
Jangan ditanya ya! Karena memang mulut Calondra yang sangat aktif membuat mereka semua tau mengenai 'cowo prik' ini. Itu semua menyebar ke Zevandro dan juga Ravaell, sedangkan Alledrea ia sama sekali tak mengetahui tentang masalah ini. Karena bisa berakibat fatal kalau Alledrea turun tangan.
Alledrea baru tau saat Calondra keceplosan tadi. Mungkin jika Calondra tak polos Sherryn akan menceritakan semuanya sampai ke akar akar, tapi liat sekarang! Sudah terbukti bukan? Mulutnya tidak bisa diajak kompromi.
Alle menatap Calondra dengan tatapan penuh selidik. "Mending lo semua kasih tau gue deh! Ada apaan ini kok malah diem! Jawab!" Bentak Alledrea tersulut emosi.
Zevandro menyenggol kaki Ravaell membuat laki laki itu menatap kearahnya dengan menaikkan satu alisnya. "Kenapa?" Ujarnya.
"Itu bego jelasin! Tuh si cewek lo mulutnya kaya lambe turah!" Jawab Zevandro tak santai.

KAMU SEDANG MEMBACA
18 Days For Last!
Ficção AdolescenteManusia berangsur angsur datang dan pergi. Sama halnya dengan cinta ada yang menetap lama dan hanya menetap sementara, memberi rasa yang belum pernah dirasakan sebelumnya, dan tiba tiba saja pergi meninggalkan. Sebuah status dalam suatu hubungan mem...