🌲Civa and her bunny🌲

4.3K 554 55
                                    

Sekarang aku up, kalau 200 vote dan 60 komen terpenuhi, soalnya kalian mulai sesuka hati vote dan komen, aku juga jadinya kan malas mau update.

Tidak ada kerja sama nya sama sekali.

Ini request dari Echaniy, gabisa nge tag soalnya sinyal disini bermasalah.

Maaf kalau kurang memuaskan yaaa.

><

"Heh babu, cepetan bawain seragam gue!" Civa menghela napas panjang sejenak, kenapa Tuan Muda nya itu berisik sekali, ini masih pagi.

Gadis yang mengenakan seragam maid itu tadinya tengah menyiapkan sarapan untuk para Tuan Muda nya, sampai akhirnya Tuan Muda yang lain berteriak.

"Urus Lohan saja dulu, dia berisik." celetuk Reno, Tuan Muda nya yang ini memang pengertian, dan juga paling dewasa.

Wajar, umurnya juga sudah 21 tahun.

"Benar, kalau kamu lelah, kamu istirahat juga gak masalah." sahut Elez lembut, yang ini adalah Tuan mudanya yang paling lembut.

Wajar saja karena dia kan seorang submissive ya, eh tapi tidak tau juga.

"BABU BURUAN NAPA!" teriakan Lohan masih terdengar.

"Buruan sana lo, berisik banget itu orang." ketus Tuan muda nya yang bernama Jaechan, dia yang paling galak sebenarnya, baru pulang dari Korea.

"Bener, Lohan berisik, tapi dimana susu untukku? Buatkan dulu." nah kalau yang ini Tuan Muda nya yang paling lugu, namanya Aze dan dia sangat manis sekaligus manja.

Mereka ber 4 bisa dikatakan sangat tampan, mata merah darah milik Reno, manik Lilac menggoda milik Elez, manik Jingga tajam milik Jaechan dan merah muda soft milik Aze.

Sementara Lohan, maniknya berwarna cokla hazel, indah namun menyebalkan.

"Iya, ini susu Tuan Aze." ujar Civa seraya meletakan susu kesukaan Aze.

Senyum indah milik Aze terulas, gigi kelinci nya mengalihkan dunia Civa seketika, pasalnya Aze ini manis sekali.

Mereka ber 4 ini adalah sepupu Lohan, usia Elez, Jaechan dan Aze sama, mereka 17 tahun, hanya Reno yang 21 tahun.

Civa undur diri, dia langsung berjalan menuju kamar Tuan Muda nya, jika lebih lama takutnya dia akan dihukum lagi.

Langkah kakinya sudah sampai di depan kamar Lohan, perlahan dia masuk tanpa harus mengetuk pintu.

"Permisi Tuan Muda." ujarnya tenang kemudian berjalan menuju ruang pakaian milik Lohan.

Sementara Lohan sendiri baru selesai mandi, dan dia mendengus saja saat menyadari jika Civa tidak tertarik pada kotak-kotak diperutnya.

"Cih, menyebalkan." gerutu Lohan, dia menunggu Civa menyiapkan seragamnya, kedua tangannya terlipat di dada.

Tatapan matanya sesekali tertuju pada pintu ruang pakaian, tak lama Civa keluar dari ruangan itu dengan seragam sekolah Lohan ditangannya.

"Ini dia pakaian anda Tuan." ucapnya sopan, kemudian hendak pergi.

Namum Lohan menahan tangannya dan menariknya perlahan, di dudukannya Civa dipangkuannya dan menatapnya lekat.

Hybrid CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang