"Bian! Buka weh!" teriak Azure didepan pintu rumah Bian. "Apaan dah? Brisik amat." oceh Bian setelah membuka pintu. Azure langsung menyelonong masuk ke rumah Bian, membuka lemari tempat isi gelas, mengambil gelas, membuka kulkas, ngambil air dingin, lalu minum seperti onta yang ga pernah minum seabad. "Lo apa-apaan dah" tanya Bian dengan muka penuh kebingungan. "Aus weh, minum gue abis dijalan." jawab Azure. "Lah, emang lu abis darimana?" tanya Bian. "Kan gue abis ngider jalan kaki terus hp gue mati dijalan minum gue abis pas gue balik ternyata pada pergi yaudah gue kesini" jawab Azure tanpa koma. "NGAHAHAHAHA mampus, apes bat elu." tawa Bian yang dibalas dengan tatapan sinis Azure. "Rese lo" ucap Azure sambil menuang air lagi kedalam gelasnya. "Yaudah, lo ngadem aja dulu disini, nyokap balik malem." ajak Bian. Azure dan Bian memang sudah sering begitu. Nyelonong masuk rumah satu sama lain, ngerasa rumah masing-masing seperti rumah mereka sendiri. Itu sudah menjadi kebiasaan mereka selama 5 tahun terakhir.
"Gila ya, gue masih ga nyangka, bentar lagi mau UN, gue mau gila" oceh Azure. "Lo mah kerjaannya misuh doang bisanya, tapi iya sih cepet banget udah mau UN, perasaan kemaren lo baru pindah kesini." jawab Bian yang disusuli oleh tawa dari keduanya. "Minjem charger dong, netflix lo masih ada kan?" tanya Azure. "Ada, bentar gue ambil dulu, ada dikamar." jawab Bian sambil berdiri kearah tangga. "Asik..." lanjut Azure.
Ga lama kemudian, Bian balik ke ruang nonton. "Nih" sambil menyodorkan chargernya. "Wess, kamsia broh." ucap Azure sambil menerima charger lalu menyolok charger ke stop kontak. "ye, masama." sambil jalan kearah sofa lalu tiduran.
"Btw Az, emang ortu lo kemana?" tanya Bian memecah suasana yang hening. "Gatau." jawab Azure dengan singkat sambil memencet remote mencari film atau TV series yang menarik. "Lah, gimana dah?" tanya Bian lagi sambil pindah duduk mendekat ke arah Azure. "Ya ga gimana-gimana, gue gatau." jawab Azure dengan muka dan nada datar. Bian tau ada sesuatu dengan nya, dan ia tidak bisa tinggal diam. "Sekarang pada kemana? Om ke Swiss lagi? Tante ke Shanghai lagi?" tanya Bian dengan muka menghadap ke Azure menunggu jawaban. "Iya kali, gue juga ga tau, cuma dibilang katanya pergi aja, nanti kunci rumah dianter sama sopir bokap." jawab Azure dengan muka yang masih menghadap ke TV dan nada yang tidak peduli. Bian mengerti suasana dan keadaan yang ada. Ini bukan pertama atau kedua kali nya orang tua Azure pergi tanpa alasan yang jelas. Bian mengambil gitar nya dan memainkannya ngasal sambil sesekali memerhatikan Azure yang terus gonta-ganti film.