3 Saudara

2.2K 271 27
                                    

"Bang Li apa yang sedang kau lakukan?" tanya Ice saat melihat kakaknya itu setelah sadar langsung pergi kewestafel.

"Pipanya harus diganti ada yang bocor," ucap Halilintar masih terus memperbaiki pipa tersebut.

"Kenapa gak panggil tukang aja," ucap Ice Ia bukan Hali yang rajin dari pada repot-repot mending panggil tukang, biasa kaum rebahan.

"Lu yang bayarin tukangnya ya," ucap Halilintar ketus.

"Eh, enggak lah," ucap Ice cepat selain kaum rebahan Ia juga termasuk dalam kaum kere.

"Ya udah diam gak usah banyak omong, lagian aku udah terbiasa dengan hal seperti ini kalau bukan aku siapa lagi," ucap Halilintar terus sibuk. Halilintar malah tipe sebaliknya dari Ice, selagi masih bisa diperbaiki kenapa harus repot-repot manggil tukang. Buang-buang duit itu katanya.

"Bang Hali kayaknya juga sibuk dikeluarga ini tapi dia gak pernah ngeluh sama sekali," batin Ice menatap sang kakak dengan sendu.

Selanjutnya Halilintar terus memperbaiki alat pendingin rumah.

"Wah pantes aja Duri selalu mencium bau gak sedap ternyata AC nya rusak," ucap Duri menatap Ac yang sedang diperbaiki oleh Halilintar.

"Ini penyaring udara Duri dibelakangmu itu baru AC," ucap Halilintar menunjuk kebelakang Duri dengan swedrop apa adiknya ini tidak bisa membedakan mana AC dan penyaring udara.

"Woah pantes segar kirain karena dekat sama bang Ice ternyata karena AC nya," ucap Duri membuat Ice menepuk dahinya.

Halilintar dan Ice terlihat menggelengkan kepala mereka tapi diam-diam mereka berdua tersenyum karena kekonyolan adiknya itu. Tumben sekali dua kutub bisa tersenyum.

"Selesai," ucap Halilintar turun perlahan-lahan dari tangga.

"Bang saudara kita yang berantem gimana?" tanya Ice memikirkan para saudaranya yang masih belum baikkan.

"Tenang semua akan baik-baik saja," ucap Halilintar memindahkan tangga keruang bawah tanah.

"Aku ingin membeli sesuatu," ucap Halilintar memakai jaket merah hitam kesayangannya dan hendak beranjak pergi namun ditahan oleh Ice.

"Tunggu bang ada yang ingin kutanyakan," ucap Ice teringat dengan sesuatu.

"Nanti saja aku sibuk," ucap Halilintar lalu menutup pintu.

"Padahal aku ingin bertanya tentang obat ini," ucap Ice menunjuk toples mini berwarna putih tersebut.

"Solar kok belum pulang ya," ucap Duri mendadak sedih mengingat Ia paling dekat dengan si putih itu, pasti dirinya lah yang paling merindukan si adik bungsunya.

💠💠💠💠

"Halilintar!!"

Halilintar langsung menoleh kepada seseorang yang baru saja menyebut namanya.

"Oh Sai ada apa?" tanya Halilintar melihat kedatangan Sai.

"Benda apa itu?" tanya Sai melihat benda ditangan Halilintar.

Querelle (Tuntas)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang