Waktu Ice

2K 252 23
                                    

Satu bulan telah berlalu tapi keempat saudaranya belum juga akur, kondisi Halilintar semakin memburuk tapi ia tetap berusaha kuat didepan semua orang walau nyatanya Ia sedang kesakitan.

"Itu lah dunia yang kita tinggali sekarang terkadang bisa menjadi tempat aman terkadang bisa menjadi tempat yang kejam

Tergantung bagaimana cara kita memandang dunia ini apakah dari sisi positif atau sisi negatif pada akhirnya semua itu adalah pilihan kita nantinya

Tugas kita bukan untuk memilih mana yang benar mana yang salah tapi yang terbaik untuk kita nantinya, salah belum tentu benar, dan benar belum tentu salah, hah jadi apa ingin kamu tanyakan?"

"Tok kasa aku hanya meminta agar Tok kasa berhenti bermain gitar," ucap Halilintar.

"Kenapa gak ngomong dari tadi, tapi maaf tidak bisa ini dunia Atok sekarang pemusik yeyeye," ucap Tok Kasa diakhiri dengan menyanyi.

Halilintar memijat pelipisnya yang terasa berdenyut keras sekali.

💠💠💠💠

"Satu bulan...satu bulan...satu bulan...satu bulan..." Halilintar terus mengigaukan kata-kata tersebut sambil berbaring dilantai, darah terus mengalir dari tangannya tapi tidak ia pedulikan.

"Satu bulan...hahaha...satu bulan...hahaha"

"BANG HALI!!" teriak Ice Ia langsung menghampiri sang Abang yang terlihat seperti orang kurang waras.

"Bang apa yang terjadi padamu," ucap Ice tidak habis pikir dengan kelakuan sang kakak tertuanya ini.

"Gue bodoh...gue Abang yang enggak becus...hahahaha...gue Abang yang tidak berguna." Halilintar meracau tidak jelas.

"Bang sadarlah!! Lo ini sebenarnya kenapa sih!!"

"Biarin aja gue mati toh gak ada yang peduli juga."

"CUKUP BANG LO SEBENARNYA ADA APA!! KALAU ADA MASALAH CERITA!!"

"Lo siapa teriak-teriak emak gue bukan ayah gue bukan."

"Gue saudara Lo sadarlah bang!!"

"Apa Bang Hali ketemu Tok Aba tadi, pasti," batin Ice.

"Bang ayo kita kerumah sakit!"

"Enggak lepasin gue!!"

"Bang Lu itu saki," ucap Ice berusaha membawa Halilintar kerumah sakit sementara Halilintar terus berontak dipegangan Ice.

"Enggak...hiks...gue gak mau."

"Bang..." lirih Ice direngkuhnya sang kakak memberikan Ia ketenangan.

💠💠💠💠

"Atok tadi ngomong apa sama Bang Hali sampai dia stres berat kayak gitu," ucap Ice.

"Atok gak ngomong apa-apa," ucap Tok Aba terkesan cuek.

"Ouh jadi gara-gara cucu kesayangan atok itu kita semua kena imbasnya juga, atok kenapa sih pilih kasih banget." ucap Ice.

"Apa maksudmu Ice atok pilih kasih," ucap Tok Aba.

Querelle (Tuntas)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang