Menyelesaikan

2K 242 15
                                    

Sunyi dan sepi itu lah yang dirasakan Halilintar sekarang semua saudaranya pergi kekamar masing-masing padahal permainan kartu sama belum selesai, Ochobot dan Tok Aba pergi melihat bagaimana Amato dan Mechabot membujuk sang Bunda.

Halilintar melemparkan kartu ditangannya kemeja, menghela nafas gusar Ia lalu berdiri melihat pemandangan sang ayah terus membujuk sang bunda agar berhenti menangis.

Halilintar bersandar pada tembok kembali Ia mimisan, Halilintar membiarkan saja darah itu keluar dari hidungnya tanpa ada niatan untuk menghentikannya.

"HALILINTAR!!" pekik sang atok dikala melihat cucunya itu mimisan.

"Apa yang terjadi padamu kau mimisan!" seru tok Aba lalu membawa cucunya itu untuk duduk di sofa dan segera mengambil tisu.

Halilintar kebingungan dengan sikap kakeknya yang tiba-tiba mendadak baik padanya bukankah kakeknya itu sedang marah pada dirinya. Setelah Tok Aba menemukan tisu Ia segera membersihkan hidung cucunya.


"Li kapan operasinya?" tanya Tok Aba lemah lembut.

Halilintar menatap kakeknya nya tiba-tiba saja air matanya menetes Ia menangis sesenggukan sang kakek langsung saja menghapus air mata cucunya.

"Maafkan Li tok hiks... Belum bisa jadi cucu yang membanggakan buat atok hiks."

"Hei siapa bilang Hali bukan cucu atok yang membanggakan, Halilintar adalah cucu atok yang paling membanggakan tau," ucap Tok Aba sambil merapikan rambut Halilintar yang sudah sedikit memanjang itu.

"Maaf ya kalau akhir-akhir ini atok sering marah sama Hali atok cuma pengen lihat apakah saat atok marahi Hali semua adik-adiknya Hali bakal ngerti apa enggak dan langsung baikan tapi ternyata atok salah, mereka butuh Abangnya buat baikkan kembali tanpa campur tangan dari orang lain," ucap Tok Aba sambil memegang kedua lengan Halilintar.

"Kedua tangan ini begitu kokoh ya sampai kokohnya bisa bertahan hingga sekarang atok yakin kedua tangan ini akan mengubah banyak hal dimasa depan." Tok Aba tersenyum pada cucunya itu lalu mengusap-usap sang cucu.

Halilintar langsung memeluk kakeknya itu dengan erat sementara Tok Aba tersenyum hangat langsung mengusap-usap punggung cucunya itu.

💠💠💠💠

Halilintar berdiri didepan pintu saudara kembar pertamanya yaitu Taufan.

Tok..tok...

"Aku tau kamu belum tidur Fan!"

"Apa!" Balas Taufan dengan ketus.

"Bisa turun kebawah ada yang pengen aku omongin."

Ckleek...

Taufan membuka pintu setelah Halilintar berbicara dengan lemah lembut sekali, Ia sempat terkejut tadi dan langsung membuka pintu karena Ia pikir itu Gempa tapi ternyata kakak sulungnya lah baru saja bicara.

"Oke." Taufan segera menutup pintu kamarnya lalu turun kebawah.

Halilintar lalu pergi kekamar saudara ketiganya yang berada tepat disamping kamar Taufan.

Querelle (Tuntas)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang