Fang dapat melihat kemarahan dari mata Tok Aba yang sedang memarahi keenam cucunya karena tidak becus saat menjalankan misi, yang lebih kasian adalah Halilintar Ia terus saja disalahkan tapi Halilintar tidak melawan sama sekali Ia malah terlihat menunduk enggan menatap Atoknya.
💠💠💠💠
Blam...
Halilintar menutup pintu kamarnya dengan keras badannya tiba-tiba bergetar Ia mendadak panik, seketika Ia langsung mencari sesuatu dari dalam lacinya tapi tidak ketemu sama sekali.
"Hosh...hosh." Nafasnya memburu Ia berkeringat, dadanya sesak, kepalanya mendadak pening.
Seluruh ruangan ini terasa berputar sosok itu mendekat kearah Halilintar membuat nafasnya tercekat terlebih saat kuku panjang itu mulai menyentuh dagunya.
"Kau payah sekali!"
"Sebagai Abang kau adalah contoh yang buruk!"
"Kau hanya tumpuan masalah dikeluarga ini!"
"Kau Abang yang buruk!"
"Kau membiarkan adikmu terluka!"
Kiik...Kiik...Kiik...Kiik....
HahahahahahahahahaKau Abang yang tidak berguna
Kiik...Kiik...Kiik...Kiik....
HahahahahahahahahaKau Abang yang tidak becus
Kiik...Kiik...Kiik...Kiik....
Hahahahahahahahaha"Hentikan itu!!" teriak Halilintar menutup telinganya tapi semakin Ia menutup telinganya semakin jelas tawa-tawa itu terdengar meleking dikepalanya.
Sosok itu berputar-putar diatas kepala Halilintar sambil terus mengucapakan kata-kata yang Halilintar tidak ingin dengar.
"Halilintar ayah pulang!"
Semuanya tiba-tiba menjadi sirna dikala suara ayahnya terdengar semua menjadi hening.
"Halilintar kau baik-baik saja kan?"
Bruk...
"HALI!!"
💠💠💠💠
"Engh waaaa aku gak mau dioperasi!!" ucap Halilintar langsung tersadar sepenuhnya.
"Li tenang lah kau tidak akan dioperasi," ucap Amato menenangkan anaknya itu.
"Operasi akan membuatku mati!!" Bentak Halilintar.
"Hali kau tidak akan dioperasi percayalah," ucap Amato.
"Tidak...tidak... lepaskan aku!!" Halilintar memberontak berusaha melarikan diri.
"Hali tenangkan dirimu!"
"Tidak aku tidak percaya!"
"HALI KITA ADA DIRUMAH!!" teriakan Amato barusan langsung membuat Halilintar terdiam Ia menatap sekitar ternyata benar Ia berada dirumah berarti tadi Ia hanya berhalusinasi saja berada ditempat keramat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Querelle (Tuntas)
Fantasy"Apa aku belum bisa jadi abang yang terbaik buat kalian," batin Halilintar. Hujan lebat hari itu menjadi saksi pertengkaran ketujuh saudara yang selalu senantiasa akur. "Maaf tok," cicit Halilintar. [13 Chapter]