Bertengkar Hebat

2.1K 260 27
                                    

"Gue sebagai adik kayaknya belum bisa jadi adik yang terbaik atau pun Abang yang terbaik untuk Duri dan Solar, kerjaan gue tidur mulu, pemalas, paling susah diajak ngomong mungkin benar kalau gue memang bukan saudara yang terbaik," ucap Ice menyandarkan kepalanya kepintu kamar Halilintar.

"I'm fine, gue akuin hal itu ada benarnya juga gue diam-diam mengidolakan saudara gue sendiri karena pekerja keras, pemberani, walau takut sama balon hehehe tapi dia panutan gue dan gue akan mengidolakan dia sampai kapan pun

Gue selalu disebut sebagai pollar bear lah, beruang kutub, kulkas berjalan I'm oke karena berkat julukan itu akhirnya gue tau siapa diri gue, gue Ice sih pemalas, tukang tidur, hobinya rebahan mulu tapi gue gak masalah sama julukan itu gue malah berterimakasih banyak sama yang udah ngasih julukan itu ke gue, I'm Happy," ucap Ice tak terasa sebening embun jatuh dari pelupuk matanya.

Halilintar memeluk lututnya badan bergetar, dadanya sesak bahkan kepalanya menjadi lebih pusing dari sebelumnya.

"Duri juga minta maaf kalau Duri selama ini nyusahin, tukang jahil, kekanakan dan polos," ucap Duri dari balik tembok walau begitu Ice dan Halilintar dapat mendengar suara Duri.

"Duri juga akui Duri itu lurus bendul, gak bisa diajak komunikasi dengan serius karena Duri suka bercanda dan Duri juga berterima kasih sama yang udah ngasih nama julukan ke Duri lurus bendul, budak hijau, bocah polos, dan anak lugu

Duri akui kok Duri itu bodoh gak pintar kayak Solar, tapi Duri gak masalah yang penting Duri bahagia bahkan sebenarnya Duri juga mengidolakan saudara Duri, dia baik hati, selalu ceria, pintar buat lelucon, bisa merubah suasana dan bahkan selalu bantuin orang walau dia gak suka tapi dia ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi semua orang, Dia akan selalu jadi panutan Duri sampai kapan pun," ucap Duri sambil tersenyum membayangkan orang tersebut.

"Gue juga minta maaf kalau belum jadi Abang yang terbaik buat kalian," ucap Halilintar dari dalam kamar tapi Ice dan Duri dapat mendengar suara Halilintar yang serak menahan tangisan.

"Gue cuek, dingin, arogan suka marah-marah dan gak asik gue akui gue memang bukan tipikal orang yang bisa diajak bercanda, dikit-dikit marah terlebih saat kalian menjahili gue, bukan gue gak suka tapi gue juga butuh istirahat dan marahnya gue bukan karena gue gak senang dengan kelakuan kalian

Tapi gue gak pengen kalian terluka, gue tertutup orangnya, benar gue gak pengen kalian khawatir sama gue karena gue merasa gue gak ingin kalian terbebani sama masalah hidup gue, sebab kalian juga punya masalah tersendiri kan jadi gue rahasiakan semuanya biar kalian gak terbebani, biar kalian gak kepikiran

Dan asal kalian tau gue juga mengidolakan seseorang dia ramah, tenang, lemah lembut, penyayang, teliti walau terkadang cerewet (hali tersenyum) tapi dia panutan gue selama ini ketika gue merasa gagal gue lihat dia dan akhirnya gue bisa bangkit lagi hanya dengan melihat dia tersenyum," ucap Halilintar tersenyum tipis.

"Jadi kita baik-baik saja kan," ucap Ice menunggu jawaban dari Halilintar.

Halilintar terlihat berdiri dan membuka pintunya lalu merentangkan tangannya seketika Ice dan Duri berlari memeluk Halilintar dan menangis.

"Maafkan kami hiks," ucap Ice dan Duri serentak meminta maaf sambil menangis.

"Tidak papa kalian tidak salah Abang yang salah," ucap Halilintar mengelus kepala kedua adiknya.

Querelle (Tuntas)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang