4. PARTY?

828 118 31
                                    

Ya gimana ya? Ada yang nungguin gak sih?

~Happy reading~

•••••

Ada pemandangan yang sedikit berbeda di pagi hari ini, Rena 'si wanita karir' yang anti sekali dengan kegiatan rumah tangga, kini ia rela berkutat di dapur untuk menyiapkan makan siang untuk Mashiho.

Meskipun kondisi dapur sudah seperti kapal pecah, Rena masih tetap fokus dengan aktivitas memasaknya. Ya, walaupun sebenarnya Rena masih bergantung dengan buku resep, bukan berarti Rena tidak bisa masak.

Pada awalnya, Rena sama sekali tidak ada niatan untuk masak seperti ini, tapi melihat Mashiho akhir-akhir ini jarang makan, membuatnya berinisiatif untuk melakukan hal ini.

"Lagi ngapain, Ren? Serius banget kayanya."

Rena bergidik geli saat deru napas Mashiho mengenai tengkuk lehernya. Tidak berhenti sampai situ saja, Mashiho juga menenggelamkan wajahnya di area sensitif itu. "Diem atau gue gorok leher lo?!" Ancam Rena membuat pemuda itu langsung menjauhkan wajahnya.

Bukannya takut dengan ancaman itu, Mashiho malah terkekeh kecil seraya mengelus lembut rambut Rena dengan gemas. "Lagian tumben banget rambut lo diiket kaya gini."

"Gue gak mau aja kalo masakan gue terkontaminasi sama helaian rambut yang rontok." Balas Rena membuat Mashiho mengangguk paham sembari mengangkat kedua alisnya. "Emang masakan itu buat siapa? Spesial banget kayanya?"

"Buat lo! Emang buat siapa lagi?!"

"Lo b-beneran masak buat gue?" Mashiho menatap punggung Rena dengan tatapan tidak percayanya.

Rena berbalik dan beralih untuk menatap Mashiho. "Iya, anggap aja ini tanda terima kasih dari gue karena lo mau bantuin gue ngurusin perusahaan papa."

"Oh? Tanda terima kasih ya? Bukan tanda bakti sebagai seorang istri?"

Rena menggeleng. "Jangan ngarep, gue gak mau lo sakit hati." Ucap Rena mampu membuat Mashiho terdiam.

"Udah yok, bantuin gue bawa makanan ini ke pantry." Titah Rena membuat Mashiho mengangguk kecil seraya membantu Rena membawa beberapa piring saji ke pantry.

Mashiho diam, namun pandangannya sama sekali tidak terlepas dari Rena. Ia tersenyum miris, mengingat perkataan Rena tadi. "Mulai hari ini, gue gak mau lagi bantuin lo."

Uhuk

Perkataan Mashiho itu sukses membuat Rena tersedak pada suapan pertamanya. Mashiho terkejut, ia spontan memberikan gelas miliknya kepada Rena. "Astaga, Rena. Ayo minum dulu!"

Dengan tergesa-gesa, Rena pun mengambil gelas tersebut dari tangan Mashiho. "Lo gapapa?" Tanya Mashiho dengan raut wajah khawatir.

"Maksud omongan lo tadi apa? Lo gak bisa seenaknya gitu dong, kalo gini caranya, lo bisa ngancurin semua rencana yang udah gue susun sama papa." Ucap Rena tidak terima dengan pernyataan Mashiho tadi.

"Oke, fine. Gue bakal bantuin loー tapi ada syaratnya." Final Mashiho membuat Rena mengerutkan keningnya bingung. "Syarat? Maksud lo syarat apa?"

"Gue butuh sex."

"Hah? Terus apa hubungannya?"

"Lo istri gue, ayo penuhin dulu hak gue, setelah itu terserah lo, apapun permintaan lo pasti bakal gue penuhi." Ucap Mashiho berhasil membuat Rena terdiam.

Jujur saja, Mashiho hanya berniat untuk menakut-nakuti Rena saja. Ia tidak benar-benar serius dengan ucapannya itu. Namun tak disangka, Rena tiba-tiba saja berdiri, ia juga menatap Mashiho dengan tatapan kesalnya.

STRANGER SOULMATE - MASHIHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang