11. TIBA DI TOKYO

660 96 13
                                    

~Happy reading~

••••••

Demi mengantarkan sang anak dan menantunya ke bandara, Donghae dan Tiffany rela meluangkan waktunya untuk menginap di apartemen milik Rena dan Mashiho sejak kemarin malam.

Tiffany juga tak mau ketinggalan untuk membantu Rena packing baju dan barang-barang lainnya yang akan dibawa ke negeri sakura sana.

Para perempuan sibuk menyiapkan pakaian, sedangkan para lelaki, Donghae dan Mashiho sibuk dengan kegiatan dapur. Mashiho masak dibantu oleh ayah mertuanya.

"Papa nyicil cuci piring aja ya, biar nanti cuciannya gak terlalu banyak." Ucap Donghae, melirik Mashiho sekilas.

Mashiho mengangguk sungkan. "Papa beneran gak kerepotan?"

Donghae menggeleng cepat. "Enggak lah, bantu gini doang mah kecil."

Benar saja, tanpa merasa terbebani, Donghae mengumpulkan semua wadah kotor ke wastafel. Donghae memulai kegiatan mencuci piringnya dengan sangat telaten. Pria paruh baya itu mengambil sarung tangan untuk mencuci piring, menambahkan cairan sabun ke dalam wadah khusus berisi spon seperti sudah terbiasa dengan kegiatan tersebut.

Mashiho terkekeh kecil melihat ketelatenan mertuanya itu. "Papa jago banget, gak nyangka aku."

Donghae ikut terkekeh mendengarnya. "Ini tuh sebenernya skill yang seharusnya dimiliki sama setiap gender. Bukan cuma perempuan aja, tapi laki-laki juga harus bisa. Gak wajib sih, tapi setidaknya kita bisa ngurangin beban istri atau orang tua di rumah."

Mashiho mengangguk setuju. "Papa sering bantuin mama di rumah ya?"

"Iya, kalo urusan rumah tangga, kita pasti kerjain semuanya sama-sama. Gak ada yang diem. Misalnya mama nyuci baju, papa nyuci piring. Mama nyapu, papa yang ngepel." Jelas Donghae.

Sebenarnya Mashiho sudah tahu, ia pernah melihat Donghae dan Tiffany mengurusi pekerjaan rumah tangga sama-sama. Ia kagum dan sempat terpukau saat pertama melihat pemandangan itu. Wajar saja, Mashiho belum pernah melihat pemandangan itu sebelumnya.

"Makasih ya, Pa?"

"Makasih? Buat apa?" Tanya Donghae bingung.

"Makasih karena papa udah didik Rena jadi wanita yang mandiri, enak diajak kerjasama, enak diajak ngebangun komunikasi yang baik. Makasih juga karena papa udah ngasih kepercayaan sama aku buat jagain Rena." Jelas Mashiho dengan tatapan yang tulus tanpa ada keraguan sama sekali.

Dilirik menantunya itu sekilas, Donghae mengulas senyuman yang tak kalah hangatnya. "Sama-sama, papa juga makasih sama kamu. Semenjak Rena nikah sama kamu, komunikasi papa sama Rena jadi lebih baik lagi dari sebelumnya." Balasnya

"Sama-sama, Pa. Tapi aku gak ngapa-ngapain loh." Ucap Mashiho.

Donghae hanya terkekeh. "Kalo udah di Jepang, kamu jangan terlalu kecapean ya? Kamu kan gak boleh kecapean. Jaga diri kamu baik-baik di sana, papa titip Rena sama kamu. Marahin aja kalo anak itu susah diatur, papa ikhlas kok asalkan kamu tau batasan. Papa juga titip salam buat nenek ya?" Lanjutnya lembut.

Mashiho terdiam sejenak, sebelum akhirnya mengangguk patuh. "Iya, Pa. Papa tenang aja, sebisa mungkin aku bakal jalanin amanat papa dengan baik. Tolong doain aku sama Rena ya, Pa......"

"Pasti, papa bakal doain kalian. Jangan sedih-sedih, papa ikutan sedih kalo kamu sedih kaya gini." Ucap Donghae mendadak sendu.

Mashiho sedikit menundukkan kepalanya, kembali mendongak seraya menatap Donghae dengan tatapan sendu. "Aku kurang yakin kalo semuanya bakal baik-baik aja, Pa......"

STRANGER SOULMATE - MASHIHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang