Rasanya seperti di pukul dengan palu ketika hujaman ombak basar menyerbu mereka tanpa ampun. Kapal mungil berwarna putih itu seketika tenggelam sejenak karena terkena beratnya air laut yang datang. Begitupula dengan ke enam manusia yang berada di atasnya, sulit untuk tetap menahan tangan mereka berpegangan dengan cara yang benar.
Kapal mereka kini terbalik, membuat ke enam manusia itu terjun bebas ke dalam laut yang ganas. Beruntungnya pelampung membantu mereka untuk tetap bisa terapung. Namun, mereka harus terpisah di berbagai arah. Beruntung laut disekitar mereka sedikit lebih tenang ketika ombak ganas itu sudah menghantam perahu dan menghilang, tetapi tetap saja mereka kesulitan berenang karena badai yang masih setia menghujani mereka.
"LIVY, RAMA, CAROL!" teriak Albern ketika melihat ketiga sahabatnya tengah berusaha berenang dari ujung ke ujung. Albern bisa melihat Bob dan James yang tengah berusaha naik ke atas kapal mereka yang terbalik.
"Im here!" Rama berteriak dari sebelah utara Albern. Ia tampak berusaha menggapai Albern walau beberapa kali tubuhnya terbawa ombak. Sedangkan Livy berenanh ke arah Carol yang kesulitan untuk berenang, karena di antara mereka ber empat hanya Carol yang kurang mahir.
"I got you, Carol. Kau tak apa-apa?" tanya Livy ketika ia merangkul tangan Carol di bahunya agar tidak tenggelam.
"Ya, aku kira aku akan mati!" rengek gadis itu, Ia kemudian berusaha berenang dengan bantuan Livy untuk menghampiri kedua sahabatnya yang lain.
Namun, ketika Livy dan Carol hampir mengajangkau yang lain. Air di sekitar mereka justru tertarik ke suatu arah. Hingga tubuh mungil mereka ikut terbawa entah kemana. Albern dan Rama berusaha untuk menyelamatkan kedua gadis itu, tetapi justru mereka juga ikut terbawa oleh arus kuat yang sama.
Dari atas speedboat yang terbalik, James dan Bob memilih melompat kembali ke laut untuk menyelamatkan ke empat anak muda tersebut. Namun, arus yang menarik mereka terlalu kuat untuk di tahan, bahkan kapal mereka yang sudah terbalik ikut terbawa.
"Kemana air ini membawa kita?" teriak Livy. Ia merasa air laut menariknya ke suatu tempat, hingga semuanya jelas ketika sebuah pusaran air besar tengah menunggu mereka.
"Shit! Semuanya menjauh, ada pusaran air!" teriaknya, ia dan Carol berusaha untuk membawa tubuh mereka ke arah yang melawan arus. Beberapa meter terlihat Albern dan Rama yang juga berusaha berenang, begitu pula dengan Bob dan James yang masih lumayan jauh dari mereka.
Namun, usaha mereka sia-sia, pusaran air tersebut terus menarik mereka masuk ke dalam sebuah lubang hitam, semakin lama tentu arusnya akan semakin kencang, tangan. Livy yang tak kuat lagi menahan, harus melihat Carol kembali terpisah darinya.
Tubuh Livy berputar dengan kecepatan yang tidak bisa ia prediksi lagi, berkali-kali pula wajahnya masuk ke dalam air asin laut hingga dirinya tersedak. Yang terakhir Livy bisa lihat hanyalah teriakan kawan-kawannya yang lambat laun menghilang di alam bawah sadarnya.
...
"Livy, wake up!"
Perlahan gadis berkulit sawo matang itu membuka matanya, kemudian segumpal air laut keluar dari mulutnya. Rasanya seperti kembali ke dunia, ia melihat wajah Carol yang menatapnya sambil menahan tangis.
"Oh God! Syukurlah kau selamat,"ucap Carol sambil menyeka air matanya.
Livy memincingkan matanya sejenak, pemandangan disekitarnya begitu asing kali ini, sebah pantai yang gelap tanpa sinar matahari, hanya diselimuti gumpalan awan hitam tanpa hujan yang masih bergemuruh hebat. Dari ujung pantai ia bisa menangkap presensi awan yang lebih hitam dan menyeramkan di ujung laut sana. Sepertinya mereka berdua selamat dari badai.
KAMU SEDANG MEMBACA
KRAKEN'S TRIANGLE
AdventureLaut adalah misteri terbesar yang sulit untuk manusia selami. Tiap puing rasa penasaran akan selalu menyeret mereka pada bahaya yang tidak dapat dibayangkan. Segitiga Bermuda salah satunya, tiga sudut yang penuh dengan tanda tanya. Siapapun mungki...