"Dad?"
Livy langsung mendekat dan menumpahkan semua perasaannya dengan memeluk Tom seerat mungkin, ia bisa merasakan lengan besar Tom yang juga ikut membalas pelukannya. Sebuah pelukan hangat yang rasanya lama sekali tak Livy rasakan.
"Dad, you're alive! Aku tahu intuisi ku tak salah, aku tahu Dad pasti masih hidup!"seru Livy dengan binar mata bahagianya.
"Ya, Dad masih hidup. Intuisimu memang tak pernah meleset, " sahut Tom yang langsung mengecup puncak kepala putrinya dengan lembut.
Tom lalu melepas peluk singkat mereka, menatap wajah Livy dengan lekat-lekat dan tersenyum senang.
"Banyak yang perlu kita bahas di sini, Honey," ucapnya.
"Memangnya ada apa, Dad?"
Baru saja Tom ingin menjawab, tiba-tiba goa di sekitar mereka bergetar hebat. Beberapa bebatuan langsung jatuh dari atas, genangan air laut ikut tumpah dan meluber ke mana-mana, spontan Tom kembali menarik Livy dalam rangkulannya untuk melindungi kepala gadis itu dari jatuhan batu.
"You okay?" tanya Tom.
"Yeah, im okay, Dad. Sepertinya kita harus keluar dari sini, Paman Bob dan Albern masih di dalam goa."
Tom menaikkan alisnya. "Wait, kau membawa mereka? Berapa banyak yang ikut denganmu kesini?"
"Enam, termasuk denganku."
Tom menelan salivanya, wajahnya seketika nampak khawatir. "Kita harus bawa mereka kesini, cepat!"
Mereka langsung berlari kembali masuk ke dalam lorong, menuju tempat di mana Livy datang sebelumnya. Dari jauh Livy bisa mendengar teriakan Albern yang memanggil namanya, tanpa menunggu lama Livy langsung menyahut agar lelaki itu tahu dia masih hidup.
"Wait, im coming!" sahut Livy.
Tak lama mereka berhasil keluar dari lorong tersebut, tampak Albern dan Bob yang terkejut dengan kemunculan Livy bersama Tom.
"Tom? Kau masih hidup?" seru Bob.
"Yeah, its me, Bob. Tapi kita bisa bicarakan nanti, di mana yang lain?"
"Mereka masih di atas."
....
Di sisi lain, goa masih bergetar hebat. Carol, Rama dan James berusaha untuk menhindar dari sana, tetapi mereka tak bisa keluar karena mahluk tersebut masih setia berusaha menghancurkan goa ini.
"Kita harus kemana? Kita tidak bisa keluar dari sini," teriak Carol
"Lari saja ke dalam sana, kita tak punya banyak waktu."
Di antara reruntuhan goa yang terus jatuh menghujani ketiga manusia itu. Rama dan Carol berusaha berlari dengan memapah James di tengah mereka, James juga berusaha menahan sakit agar dia tetap bisa menyeimbangkan langkahnya dengan kedua remaja ini.
"Kita akan mati di sini," tangis Carol dengan kedua mata yang mulai tergenang, napasnya mulai memburu karena panik, langkah Carol yang melambat membuat Rama dan James ikut berhenti.
Rama segera meraih tangan Carol yang gemetaran, "Hey, tenang Carol. Livy dan yang lain masih di dalam sana, mereka pasti mencari kita. Kuatkan dirimu."
"Rama! Carol!"
Suara teriakan dari ujung goa diikuti dengan munculnya Livy membuat ketiganya langsung menghela napas lega. Livy membantu kedua sahabatnya untuk memapah James, begitu juga dengan Albern yang ikut muncul dari belakang.
Di depan mereka, Bob memandu jalan dengan Tom yang menjauhkan beberapa bebatuan agar tidak menghalangi jalan.
Carol memincingkan matanya, "Wait, apa itu ayahmu?"
"Ya itu Dad, tapi kita bisa bahas nanti. Monster di luar sana ingin membunuh kita," potong Livy.
Mereka terus berlari masuk kedalam goa, hingga sampai di tepi jurang. Satu persatu dari mereka turun kebawah dengan bantuan tali yang masih kokoh terikat di salah satu batu.
Ketika Rama menjadi orang terakhir yang turun, terdengar suara gemuruh besar, seakan ada sesuatu yang runtuh di atas sana, diikuti pekikan keras yang datang entah darimana. Setelah itu semuanya tiba-tiba hening.
"Oh God, kita selamat," ucap Livy yang langsung terduduk.
Di sebelahnya Carol juga ikut terduduk dan langsung mengecek perban di paha James, perbannya sudah mulai basah dengan darah lagi, sepertinya luka James kembali terbuka.
"Maaf, aku sangat merepotkan kalian," lirih James yang diikuti dengan gelengan Carol dan lainnya.
James menoleh ke arah Tom yang juga tengah berdiri memandanginya, "Aku tak menyangka ternyata kau masih hidup, Tom."
"Yeah, aku lebih tak menyangka melihat kalian di depanku sekarang, maaf karena kau sampai begini hanya untuk mencariku, James," ucapnya.
"Livy, di mana kau bertemu dengan Tom?" tanya Bob.
"Aku bertemu dengan Dad ketika menelusuri lorong itu," ucap Livy sambil menunjuk lorong paling kiri yang ada di depan mereka.
Tom menyetujui ucapan putrinya, "Ya, jujur saja banyak yang ingin kuceritakan tentang pulau ini, termasuk yang tadi. Sebaiknya kita pergi dari sini."
"Pergi kemana? Goa di atas sana sudah hancur," tanya Albern.
Tom tersenyum "Tentu saja ke ruang kerjaku."
Bersambung ...
Waw, mahluk yang kita tunggu mulai menampakkan wujudnya, jangan lupa untuk berikan komentar dan dukungan kalian yaa, see you.
KAMU SEDANG MEMBACA
KRAKEN'S TRIANGLE
AventuraLaut adalah misteri terbesar yang sulit untuk manusia selami. Tiap puing rasa penasaran akan selalu menyeret mereka pada bahaya yang tidak dapat dibayangkan. Segitiga Bermuda salah satunya, tiga sudut yang penuh dengan tanda tanya. Siapapun mungki...