"Mom, aku tahu kemana Dad pergi!"
Livy kembali datang ke ruang tamu dengan beberapa kertas di tangannya, termasuk kalender sebagai bukti paling kuat yang ia temui, Livy taruh bukti itu di atas meja agar semua orang di ruangan bisa ikut melihat dan mendengarkannya.
Dengan napas terengah Livy membuka gulungan kalender dan menunjuk tanggal hilangnya Tom. Atensi seluruh ruangan kini berpusat pada mejanya termasuk Sarah.
"Look, Dad pergi ke segitiga bermuda. Itu mengapa kita sulit menemukannya!" seru Livy sambil memutar kalendernya agar semua orang dapat melihat secara langsung, bisa dilihat wajah Sarah, Bob dan ketiga sahabatnya terkejut, banyak pula yang spontan berbisik.
"Di mana kau dapatkan ini?" tanya Sarah
"Ruangan Dad, kita punya ruangan rahasia di bawah tanah, Mom. Ayo aku tunjukkan."
"Cukup, Livy," potong Sarah ketika tangannya hendak ditarik pergi. Livy tak mengerti dengan maksud Sarah, ia sudah menemukan bukti sekuat ini, tetapi kenapa Sarah masih tidak mau melihatnya lebih jauh?
"Mom? Aku punya bukti sekuat ini. kita bisa menemukan Dad di segitiga bermuda, kita bisa beritahu Tim SAR lagi."
"Are you sure, Livy? Kau tahu kan seberapa bahaya segitiga bermuda. Kemungkinannya sangat kecil jika Tom selamat dari sana. Bahkan kapal besar pun belum tentu bisa lolos," jelas Bob yang saat itu persis berada di belakang Sarah.
"Bob benar, Livy. Kita semua tahu segitiga bermuda bukan daerah biasa. Kita tak tahu apa yang Dad cari, tapi kemungkinan dia kembali sangat kecil. Cukup Livy, taruh kembali barang-barang ini, lusa Mom akan minta beberapa orang untuk melihat ruangan itu dan membersihkannya, jangan ungkit apapun dulu tentang Dad, mungkin pihak perusahaan Dad lebih tahu tentang ini."
"What? No, tak ada yang boleh membersihkannya. Aku kira Mom akan melihat peluang kita menyelamatkan Dad dengan semua bukti ini. Please, Mom, Kita harus langsung mencari Dad di sana, Dad menunggu kita," pinta Livy, ia genggam erat tangan Sarah agar mau memberinya kesempatan untuk mencari Tom lagi, Livy tak bisa menunggu sampai lusa.
Sarah kembali menghela napas, kali ini terdengar lebih gusar dan kasar dari sebelumnya. Kerut wajah serius kini terlihat tak sabaran, sepertinya Sarah sudah berada di batasnya.
"Enough, Livy ! Tak bisa kau dengar baik-baik perkataanku? Kau mau hilang disana? Mengorbankan orang lain juga untuk mencari Dad? Mom juga sangat merasa kehilangan sepertimu, dan Mom tidak mau kehilanganmu juga dengan cara yang sama. Stop being selfish, Livy!" bentak Sarah.
Seketika semuanya menghening, rasanya sakit mendengar bentakan Sarah untuknya hingga mengganggapnya egois. Livy yang terdiam memutar netranya untuk melihat sekeliling, berharap ada orang yang memihak padanya. Namun, ia hanya mendapat tatapan iba, tentu mereka lebih setuju pada Sarah, termasuk ketiga sahabatnya.
Livy paham maksud kekhawatiran Sarah yang tak mau kehilangan dirinya setelah Tom. Namun, dalam hati Livy masih yakin Tom ada di luar sana, menunggunya. Bagaimana jika Tom masih hidup? Berharap ada pertolongan sedangkan semua orang disini malah membiarkannya saja sebagai orang yang sudah tiada. Apa ia masih bisa disebut egois?
Livy mengeraskan rahangnya, ia lepas genggamannya dari tangan sarah dan menatapnya dengan tajam. "Selfish, huh? Walau sudah sejelas ini Mom tetap tidak mau membantuku lagi, its okay. Aku akan cari Dad sendirian besok, tak peduli daerah apapun itu, even that fucking triangle! Oh, one more, aku tak akan menyebut Dad meninggal sebelum melihat jasadnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
KRAKEN'S TRIANGLE
PertualanganLaut adalah misteri terbesar yang sulit untuk manusia selami. Tiap puing rasa penasaran akan selalu menyeret mereka pada bahaya yang tidak dapat dibayangkan. Segitiga Bermuda salah satunya, tiga sudut yang penuh dengan tanda tanya. Siapapun mungki...