3

1.1K 125 16
                                    

Puluhan pasukan pengintai yang menunggangi kuda melewati lapangan dan hutan yang begitu luas dan mulai membagi lima kelompok.

Erwin menoleh ke belakang, menatap ke arah Hinata di barisan tengah, tepat di samping Levi.
'Aku akan lihat dengan sendiri kekuatan gadis itu.' batinnya kembali melihat ke depan.

Eren melihat ke arah Hinata, begitu juga dengan Mikasa.
"Kau yakin bisa mengalahkan titan hanya dengan menggunakan pedang, tanpa bantuan Manuver Gear?" Tanya Eren masih sedikit tidak yakin.
"Aku yakin, Eren." Jawab Hinata.
"Berhati-hatilah, titan bukanlah lawan yang mudah untuk dikalahkan." Peringat Mikasa.
'Apa benar gadis ini melawan titan kelas 15 meter sendirian?' batin Hannes.
'Seberapa hebat dirinya sampai Levi Heichou memilih secara sukarela untuk mengawasinya?' batin Thomas.
'Aku penasaran dengan gadis aneh ini.' batin Petra menatap punggung Hinata yang tertutup surai panjangnya.
"Hinata, apa kau tidak akan kesulitan dengan rambut panjangmu?" Tanya Armin melihat Hinata.
"Tidak Armin." Geleng Hinata menatap Armin sambil tersenyum.

Hampir satu jam mereka menunggangi kuda. Entah kenapa Hinata tiba-tiba dilanda perasaan gugup.

Beberapa saat kemudian, akhirnya mereka melihat beberapa titan yang berlari ke arah mereka.

Dor
Dor
Dor

Beberapa asap hijau terlihat dari kejauhan 10 kilometer.

Erwin dan seluruh pasukannya mulai fokus dengan sorot mata tajam. Mereka mulai mengambil pedang mereka.

Erwin menghentikan kudanya untuk berlari, begitu juga dengan yang lain.

Para titan itu berlari semakin dekat ke arah mereka. Erwin mengangkat tinggi pedangnya.
"Hari ini, pastikan kita meraih kemenangan! Rebut kembali tempat kita, rebut kembali Dinding Maria! Kerahkan semua tenang kalian!  Shinzo wo sasageyo!" Teriak Erwin hingga kudanya berdiri dengan dua kaki belakang dan kedua kaki depannya terangkat.
"Shinzo wo sasageyo!" Teriak semua pasukannya mulai berlari ke arah titan dengan kuda mereka.

Dzing
Dzing

Beberapa pasukan mulai terbang menggunakan 3D Manuver Gear milik mereka dengan pedang di kedua tangan mereka menebas leher belakang para titan itu.
"Mikasa, hati-hati!" teriak Armin saat melihat Mikasa nyaris tertangkap oleh salah satu titan itu.
"Eren, menjauhlah!" Teriak Mikasa menebas leher belakang titan yang akan menangkap Eren
"Mikasa, berhenti mengganggu! Dia itu milikku tadi!" Kesal Eren.
"Aaaarrgghh! Hentikan! Hentikan!" Teriak salah satu pasukan yang ditangkap titan.
"Aaarrghhh! Kaa-san! Kami-sama! Hentikan! Tolong! Aaarrghh!" Teriak pasukan lain yang telah lenyap dimakan titan.

Hinata yang di atas kuda langsung menarik tali kuda hingga berhenti berlari. Ia melotot menatap teman-temannya yang mati dimakan titan. Tubuhnya kini gemetar. Kenapa? Kenapa sekarang ia takut menatap titan itu?

Tangannya terlalu gemetar dan berat untuk mengambil pedangnya.
"Jean! Awas!" Teriak Connie melihat Jean hampir saja ditangkap.
"Thomas! Awas!" Teriak Armin. Namun sangat disayangkan, Thomas telah mati terinjak Titan kelas 15 meter.
"Aaaarrgghh!" Armin berteriak dengan mata melotot melihat Thomas tewas dihadapannya.

Levi yang asik menebas leher belakang titan melihat Hinata yang diam mematung seorang diri di atas kuda. Ia kemudian terbang dengan Manuver Gear miliknya, berdiri di atas kuda milik Hinata.
"Sadarlah bodoh!" Ucap Levi kasar, menyadarkan Hinata hingga ia berjengit kaget.
"Atau kau akan
mati dengan konyol di tangan titan. Buktikan jika kau memang pantas hidup dan bergabung di Pasukan Pengintai dengan menggunakan kekuatanmu." Lanjut Levi yang kini pergi dengan Manuver Gearnya.

Hinata terdiam mencerna kata-kata kasar Levi. Ia menggerakkan giginya, mengerjakan rahangnya, mata lembutnya kini menatap tajam pada para titan itu, menatap penuh benci dengan tekad kuat. Ia kemudian menendang kuda itu hingga kuda itu berlari kencang. Dengan keberanian yang telah terkumpul, ia berdiri sambil memegang dua pedang di atas kudanya yang tengah berlari.
"Hei, kau bisa jatuh kalau begitu!" Teriak Jean khawatir.

Hinata tidak memperdulikan teriakan Jean, ia langsung melompat turun dari atas kuda, berlari kencang menyaingi kuda, lalu melompat setinggi titan 15 meter dan menebas leher titan itu.

Semua pasukan pengintai terperangah melihat aksi Hinata yang tidak bisa dilakukan oleh manusia normal lainnya.

Hinata kembali melompat ke pundak titan lain, menebas leher mereka hingga menumbangkan tiga titan.
"B-bagaimana mungkin itu terjadi?!" Teriak Jean terkejut melihat Hinata melompat menyerang titan tanpa menggunakan Manuver Gear.

Hinata kembali berlari ke arah salah satu titan.
"Hakke Sojishi Hogeki!" cahaya biru muncul di kedua tangannya dan menyatu dengan pedang miliknya, ia langsung berlari menaiki tubuh titan itu, menebas dalam leher belakangnya. Sebelum titan itu jatuh menyentuh tanah, ia langsung melompat tinggi dan jauh ke arah titan yang lain, menebas kembali titan demi titan.

Semua kembali syok melihat kekuatan Hinata.
"Gila! Bagaimana dia bisa melakukan semua itu?!" Teriak Connie memegang kepalanya dengan kedua tangannya yang memegang pedang melihat Hinata.

Levi, pria itu menatap dalam diam pada Hinata yang kini berdiri di atas dahan pohong yang tinggi, seringai tipis ia tunjukkan.
"Sebaiknya kita ke tempat yang lain, pasti masih banyak titan disana." ucap Levi.
"Levi Heichou, tolong bawa kudaku." ucap Hinata melompat ke hadapan Levi yang memegangi tali kuda miliknya di tangan kiri pria itu.
"Hinata, apa kau akan lari?" Tanya Eren.
"Ya, lariku lebih cepat dari kuda!" jelas Hinata diangguki Eren dan yang lainnya.

Hinata berbalik membelakangi Levi dan pasukan lainnya.
"Byakugan!" ucapnya dan muncullah urat-urat menonjol di sekitar matanya.
"Ada sekitar dua puluh titan yang mereka hadapi dalam jarak lima belas kilometer" lanjut Hinata menatap Levi.
"Kenapa matamu?!" Tanya Levi terkejut.
"Ah, ini byakugan. Dengan mata ini, aku bisa melihat hingga radius dua puluh kilometer dan dapat menembus sesuatu." jelas Hinata.
"Hinata, siapa kau sebenarnya?" Tanya Eren.
"Aku-

TBC

👣
👣
👣

Angel From GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang