16

876 70 26
                                    

Hentakan puluhan pasang kaki kuda menimbulkan suara gagah dalam pendengaran.

Gagah, berani, ketakutan, dan trauma menjadi makanan mereka sehari-hari. Kematian selalu mengintai setiap detiknya, tanpa malu-malu mencabut nyawa, menumbalkan diri pada pemangsa.

Raut ketakutan mulai terlihat kala melihat para titan mulai terlihat berjalan mendekati mereka.
"Shinzo wo sasageyo!" Suara itu terdengar membahana dari mulut Erwin.

Semua pasukan pengintai segera melesat melawan para titan.

Dari arah belakang, Hinata melompat dari atas kudanya, berlari seperti orang normal.pada umumnya.

Syuut!

Manuver Gear-nya membawanya terbang mendekati para titan.
"Hinata! Kenapa Karimun sangat pelan?!" Teriak Hannes yang melihat Hinata berlari lambat.
"Aku tidak tahu, Hannes!" Teriak Hinata berbohong.

Dari arah selatan, Manuver Gear milik Connie membawa pria itu mendekati leher belakang titan.
"Mati kau, sialan!" Teriak Connie menebas leher titan, memuncratkan darah, hingga akhirnya tumbang.

Hange yang asik terbang mengayun dengan Manuver Gear-nya terlihat bersemangat dengan ekspresi layak psikopat.
"Hahaha... Kenapa gerakan kalian sangat lambat?!" Teriak Hange tertawa menghindari tangan titan yang sedari tadi ingin menangkapnya.
"Hange! Berhenti bermain-main, sialan!" Teriak Jean yang menebas tangan titan yang hampir menangkapnya.
"Wow! Hahaha... Jangan terlalu tegang, Jean!" Ucap Hange menebas leher titan yang sedari tadi bermain dengannya.
"Yosh! Yosh! Maaf telah membunuhmu, teman!" Lanjut Hange menepuk-nepuk kepala besar itu yang bergerak tumbang.
.
.
.
Bagai seorang budak patuh pada majikan, Manuver Gear milik Levi terlihat begitu cepat. Pria itu terlihat menancapkan benda tajam Manuver-nya ke bahu titan, berputar mengelilingi tangan besar itu sambil membelahnya.
"Persetan!" Geramnya menebas leher titan itu. Ia ke arah titan lain, menebas kembali leher titan itu.

Dalam jarak 10 meter, Erwin terlihat berlari di atas tanah. Menancapkan benda tajam Manuver-nya ke pinggang titan, berlari menaiki kaki titan, hingga ia melompat dan menebas leher belakang titan.
.
.
Syuut!
Bushh!

Mata tajam Manuver Gear milik Mikasa menembus tajam pertengahan leher titan dari samping. Dalam satu tebas bertenaga kuat, pedang itu membunuh titan.
"Armin!" Teriaknya saat melihat titan yang akan menangkap Armin.

Syuut!

Ia segera melesat secepat kilat membelah tangan titan yang hampir menangkap Armin.
"Terima kasih, Mikasa!" Ucap Armin.
"Berhati-hatilah! Aku tidak bisa selalu memperhatikanmu!" Mikasa segera melesat menjauhi Armin.
.
.
.
Amethyst-nya menatap biasanya teduh dan lembut, kini menatap penuh dendam, sarat akan kebencian.
'Akan ku balas semua jasa kalian!' teriak Hinata dalam hati.

Manuver Gear-nya segera membawanya menebas leher titan itu dalam sekali tebasan.
"Hoo! Kau menggunakan Manuver-mu, Hinata!" Ucap Hange bersemangat.
"Ha'i! Aku ingin menghemat tenaga!" Ucap Hange.
"Bagus! Kau ha--" ucapan Hange terpotong oleh teriakan.
"Kyaaa! Tolong aku! Kami-sama!" Teriak seorang pria yang berteriak dalam genggaman titan, namun hal itu tidak berlangsung lama saat kepala pria itu putus digigit titan.
"Kyaaaa!" Teriak Hinata ketakutan, jantungnya bertalu.
"Frandy!" Teriak Hange melesat menebas titan itu.
"Huaa... hiks... I-ini mengerikan!" Teriak Hinata mengeluarkan air mata.
"Hinata! Sadarlah! Jangan dengan yang terjadi di depan matamu!" Teriak Hange menghampiri Hinata yang terduduk di atas tubuh titan yang telah mati.

Suara teriakan kembali menarik perhatian Hange dan Hinata.
"Aaarrgghh! Li-lihat saja kalian hah... n-nanti... kalian akan dimusnahkan oleh para manusia!" Teriak seorang pria menancapkan pedangnya ke pipi titan yang tengah mengunyah pinggang hingga kakinya.

Titan itu berhenti mengunyah, menatap pria yang sedang berada di mulutnya.
"Aaarrgghhh! Levi Heichou!"  Teriak pria itu saat titan menggigit kuat tubuhnya.

Syuut!
Traash!

Dalam waktu dua detik, mulut titan itu terbuka lebar saat lehernya ditebas oleh Levi.

Levi menatap titan yang telah mati itu, pun dengan mayat rekannya. Matanya beralihlah menatap Hange yang termenung dan Hinata yang syok.
"Apa yang kalian lakukan?! Berhenti meratapi nasib! Tidak berguna!" Ucap Levi melesat pergi.
"Hinata, ayo berdiri!" Hange menarik tangan Hinata untuk berdiri.
"Jangan lengah. Jika tidak, kita akan menjadi manga selanjutnya." Lanjut Hange melepaskan pedangnya dari gagang pedang, menggantinya dengan yang baru, lalu ia melesat pergi.

Deg

Hinata tersadar dari keterkejutannya.
'Benar! Aku tidak boleh lengah!' batinnya mengganti pedangnya. Ia segera berlari normal mencari titan.

Wajahnya terlihat mengeras dan dingin.
'Cukup sudah berdiam diri! Akan ku bunuh mereka semua!' teriaknya dalam hati.

Melihat titan di depan mata, Hanya segera melesat menggunakan Manuver Gear-nya, membawa tinggi melewati leher belakang.
"Byakugan!" Gumamnya mengangkat tinggi kedua pedangnya.

Deg

Matanya terbelalak kala tanpa sengaja melihat leher belakang titan yang tengah berlari melewati dirinya dan titan yang ingin ia bunuh.

Dalam keterkejutan, tubuhnya berhenti bergerak, jatuh dari udara ke tanah hingga berguling-guling.
"Hinata!" Teriak Erwin dan Levi yang melihat tubuh Hinata terjatuh membentur pohon dengan keras.
"Uhuk! Uhuk!" Batuk Hinata mengeluarkan darah dari mulutnya.

Levi dan Erwin segera menghampiri Hinata, setelah mereka menebas titan yang gagal dikalahkan Hinata.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Erwin membantu Hinata untuk duduk bersandar pada pohon.
"Hah... hah... hah... hah..." Nafas Hinata tidak beraturan dengan mata terbelalak takut.

Levi menatap kesal, ia mencengkram kuat rahang gadis itu.
"Hei! Ada apa denganmu?!" Ucap Levi tidak sabaran.

Hinata menunjukan titan wanita yang tengah berlari menjauh.
"Hah... hah... d-dia hah... Kyaaaa! Ini tidak benar!" Teriak Hinata ketakutan memegang kepalanya, tubuhnya begitu bergetar.

(Anggap tidak ada pita)

Bahkan, Levi langsung melepaskan tangannya dari rahang Hinata saat mendengar gadis itu berteriak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bahkan, Levi langsung melepaskan tangannya dari rahang Hinata saat mendengar gadis itu berteriak.

Erwin dan Levi segera melihat ke arah titan wanita yang tengah melawan para pasukan pengintai.
"Hinata! Ada apa?!" Teriak Erwin.
"Apa maksudmu, sialan?! Kenapa kau menunjuk titan itu?!" Emosi Levi melihat Hinata yang bertingkah aneh.

Bukannya menjawab, gadis itu malah jatuh tidak sadarkan diri. Beruntung Levi segera menangkap tubuh gadis itu agar tidak menyentuh tanah.

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Angel From GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang