BAB 15

1.6K 125 4
                                    

TW:/self harm, intense scene, suicidal thoughts, body dysmorphia, panic attack

Aku bangun lebih awal sebelum bergerak menuju dapur, mengambil seluruh bahan cucian dari mesin cuci piring sebelum meletakkannya ke tempat semula. Aku belum mengecek Caden, yang jelas aku hanya berusaha untuk membantunya makan. Aku tidak yakin dia bisa memasak sarapannya sendiri jadi aku memilih untuk membuat roti panggang dengan menambahkan bumbu-bumbu yang aku tahu. Aku harap aku tidak lupa dengan resepnya, aku beberapa kali membuat roti panggang sebelum aku berhenti memasak.

Meletakkan roti panggang dan telur di atas satu sama lain, aku membawakannya ke dalam kamar Caden. Pria tersebut masih tidur, aku mencoba untuk membangunnya beberapa kali sampai pria itu mendengus menatapku.

"Aku membawakanmu sarapan." Aku meletakkan piringnya ke atas meja sebelum berjalan ke pintu, tidak ingin tahu apa yang ingin dia katakan setelahnya.

Aku punya waktu lebih jadi aku memutuskan untuk berjalan ke perpustakaan, juga aku belum mengisi ulang kartunya. Mungkin ini kesempatanku untuk berjalan menuju ke tempat kerjaku.

Aku melingkarkan jari telunjuk dan jempolku pada pergelangan tangan, dapat melihat pergelangan tanganku yang mulai mengecil. Aku rasa ini membantu proses penurunan berat badanku, aku hanya tidak perlu makan lebih lama lagi.

Bekerja seperti biasa aku mulai melayani seluruh orang yang masuk keluar perpustakaan. Jodi dan Tonya masih mengawasi toko juga. Aku menstempel buku peminjaman dan pengembalian sebelum tanggal kadaluarsa, yang artinya aku harus mengecek daftar buku yang dipinjam sebelum mengurutkannya dari tanggal paling lama sehingga aku dapat mengetahui berapa orang yang telat mengembalikan buku.

Sayangnya aku tidak bisa menghubungi mereka.

Ada beberapa kasus di mana buku yang dipinjam tidak lagi dikembalikan, kami harus meletakkan nama peminjam tersebut dalam daftar merah untuk referensi masa depan saat mereka ingin meminjam buku lebih banyak pada perpustakaan kami.

Saat jam makan siang aku berhenti di salah satu rumah makan, memesan makanan untuk Caden sebelum berlari menuju ke apartemen. Pria tersebut masih ada di kasur. Aku membangunkannya pelan sebelum menyuruhnya untuk makan siang. Aku melihat bukti jika dia mengambil obat tabletnya karena sekarang obatnya bersisa dua.

"Aku akan kembali bekerja, selamat siang." Aku bernapas ngos-ngosan lalu turun ke lantai bawah, menghiraukan suara Caden yang menggumam memanggil namaku sebelum aku menutup pintu kamarnya untuk berjalan kembali untuk bekerja.

Aku sampai di perpustakaan tepat saat jam istirahat berakhir, menarik napas lega sebelum melanjutkan tugasku. Kepalaku sedikit pusing karena ada pasokan oksigen terbatas dalam otakku yang membuatku harus beristirahat sebentar dengan bersandar pada kursi.

Ketika perpustakaan ditutup, aku mulai berjalan menuju ke rumah makan seperti biasa. Aku berjalan melewati jalan setapak sebelum melewati pub London yang ada di pinggir jalan. Ada banyak orang di sana dan tempat itu baunya seperti alkohol, mungkin masuk akal dengan banyaknya orang keluar masuk setelah meminum alkohol.

Aku pulang dua jam lebih awal dari rumah makan, alasannya adalah aku harus merawat Caden. Aku tidak mengatakannya kepada mereka tapi Lola dan James memahamiku. Sepertinya mereka tahu ada yang berbeda dengan rutinitasku, yaitu kini aku tinggal di apartemen Caden daripada rumahku yang dulu. 

Sepulang dari rumah makan pukul delapan aku berjalan ke apartemen lalu masuk ke dalam lobi. Di sisi kanan tempat parkiran mobil aku melihat Lily yang bergandengan tangan dengan Caden, mereka mengecup bibir satu sama lain sebelum mereka berdua masuk ke dalam mobil berjalan meninggalkan apartemen.

Huh?

Aku masuk ke dalam lift dan masuk ke apartemen. Aku asumsikan mereka sudah membuat makan malam sebelum aku datang, tapi saat aku mendengar suara orang terbatuk keras di dalam kamar Caden aku langsung mengerucutkan bibir.

How We Fix Sorrow ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang