2

11 4 0
                                    

2012

Waktu menunjukkan pukul 5 sore, teman-teman sekelas JungAh sudah mulai mengosongkan ruangan kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu menunjukkan pukul 5 sore, teman-teman sekelas JungAh sudah mulai mengosongkan ruangan kelas. Ia melihat tim piket kelas bahkan sudah selesai menyapu. Sebentar lagi lorong di lantai 3 jurusan musik akan terdengar sepi. JungAh memandang langit sore dan daun daun berguguran. Ia menghela nafas sambil berharap setiap hembusan nafasnya dapat menyelesaikan sekumpulan PR Fisika yang menumpuk dihadapannya.

JungAh sedikit mengacak acak rambutnya. Kini kelas benar benar sepi. Ia menjulurukan kakinya hingga keluar dari sisi meja. JungAh menatap celana olahraga yang ia kenakan di dalam roknya. JungAh memang terbiasa memakai celana olahraga maupun legging saat musim dingin tiba. Entah konsentrasinya mengacau kemana lagi hingga kini ia melihat pintu kelasnya yang masih terbuka lebar.

“Annyeong,” Young Jae muncul dari balik pintu. Ia terlihat memegang handycam seperti biasa. “boleh aku masuk?” pintanya yang masih berdiri diambang pintu.

“Taeil ada di ruang musik,” jawab JungAh datar sambil menopang pipinya. “tasnya masih ada disini sih,” lanjutnya sambil menggerakkan kepalanya kearah kursi Taeil disampingnya.

“Oh, mana?” Young Jae dengan santai masuk ke kelas JungAh. Young Jae dan JungAh kini berteman cukup akrab, setelah beberapa bulan mereka melalui hari awal SMA bersama, JungAh baru menyadari bahwa Young Jae, anak laki-laki jurusan ilmu computer ini adalah anggota populer klub basket sekolah.

Young Jae terlihat membereskan buku diatas meja Taeil dan memasukkannya ke dalam tas Taeil.

“Hya, mau dibawa kemana?” Jungah mencoba menghentikan langkah Young Jae.

“Hmm? Katamu dia di ruang musik? Kegiatan klub, kan? Aku akan menghampirinya,”
JungAh membulatkan mulutnya dan membuat gerakan mengusir dari telapak tangannya.

Young Jae membalikan badannya dan menarik kursi di depan JungAh. Kini ia duduk di depan JungAh yang terlihat bingung dengan tingkah Young Jae. Kini Young Jae tersenyum usil. “Kenapa? Ssaem menghukummu?” tanyanya terkekeh sambil merekam wajah JungAh dengan handycam yang masih menyala.

JungAh mengangguk pelan. “Aku lupa mengerjakan PR fisika..” jawabnya sambil membolak balik 3 yang halaman penuh soal.

Young Jae menarik nafas tidak percaya. Ia bereaksi berlebihan hingga menutup mulutnya tanda kaget.

“Kau pintar fisika tidak?”

“Mmm.. sini lihat,” sambil menutup handcam nya, Young Jae mengambil buku JungAh yang masih bersih tanpa satu goresan pena.

“Seharusnya lebih mudah, kan? Kurasa fisika di jurusanmu lebih rumit,” JungAh mencoba menyakinkan Young Jae agar mau membantunya. “hh… mengapa aku tidak sekolah di sekolah seni saja ya…”

Young Jae mengambil pena JungAh dan memukul pelan dahi JungAh. “kau masuk sini kan karena kau murid berbakat di bidang seni dengan otak yang pintar, banggalah sedikit,” ucap Young Jae mencoba menghibur. “hya, bukankah ini mudah? Kau hanya malas berfikir saja,”

[END] TWO PERSON || MOON TAEIL , NAKAMOTO YUTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang