11

9 1 0
                                    

2021

JungAh mengusap ujung bibirnya yang mengeluarkan darah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JungAh mengusap ujung bibirnya yang mengeluarkan darah. Ia menangis sambil menatap kaca besar di kamar hotel yang sedang ia singgahi. Suara gemericik air di dalam kamar mandi menandakan ia tidak sendiri. Tangannya yang memiliki luka kebiruan masih bergetar. Ia menahan suara tangisannya agar tidak terdengar siapapun.

Dengan langkah sempoyongan, JungAh berjalan mengelilingi kamar untuk mencari HP nya. Ia harus mendapatkan bantuan. Ia menempelkan telinganya pada pintu kamar mandi. Terdengar jelas bahwa shower masih dinyalakan dan seseorang masih mandi di dalam sana.

JungAh menggigiti kukunya. Ia sedang menelpon seseorang, “kumohon angkatlah..” desahnya. Air mata JungAh kian deras kala seseorang yang ia hubungi tidak segera menjawab telponnya.

“Hya!” Suara berat seorang pria terdengar. Saking kagetnya JungAh hingga ia menjatuhkan Hp nya.

Daiki masih mengenakan celana pendek dan baju handuk yang tampak sedikit basah. Ia barusaja keluar kamar mandi setelah menganiaya JungAh. Daiki adalah seorang pacar yang abusive. Ia tidak segan bermain fisik dengan JungAh. Sudah berkali-kali JungAh terluka badannya karenanya.

“Da..Daiki kun..” JungAh melangkah mundur. Daiki pun mengambil HP nya.

“Taeil?!” Ia melihat panggilan terakhir JungAh. “Kau menghubungi pria ini lagi?! Hya!”

TING TONG

Suara bel kamar hotel pun berbunyi.

“Tae..Taeil ah!!” Seru JungAh berlari kencang melewati Daiki untuk membukakan pintu.

Namun tangan sigap Daiki berhasil menarik rambut JungAh. JungAh berteriak keras karena tarikannya begitu menyakitkan. Suara bel berganti dengan suara ketukan pintu yang keras. JungAh sangat berusaha melepaskan diri dari Daiki. Ia memutar badannya dan menendang perut Daiki dengan sangat keras.

BRUK

Daiki tersungkur menatap sofa besar. “Hya!”

JungAh berlari menuju pintu. Dengan tangan gemetar, ia membuka pintu kamar hotel. Seseorang masuk begitu cepat. Ia berlari. Ia bahkan tidak menatap JungAh.

BUK!

“Yuta?!” Seru JungAh melihat Yuta memukul keras tulang pipi Daiki.

“Hya! Kau!” Daiki berdiri dan balik menyerang.

“Yuta hya! Andwae!” Seru JungAh sambil menarik punggung Yuta. JungAh ingin menyadarkan bahwa Yuta adalah seorang publik figur dan dilarang berkelahi dengan siapapun.

“Kemas barangmu,” perintahnya sambil menatap Daiki yang mengusap darah yang keluar dari hidungnya.

--------------------------------------------

--------------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[END] TWO PERSON || MOON TAEIL , NAKAMOTO YUTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang