☬ MLW|BAB 15 ☬

556 88 44
                                    

JANGAN LUPA VOTE
------------------------------

"Coba kamu telpon Nabila, tanya Rasya ada dimana?".Bebby menganggukkan kepalanya

------------------------------------------------------------

"Halo Beb? Kenapa nelpon gue?" -Nabila

"Tadi Bila jadi ketemuan sama kak Rasya?" -Bebby

"Jadi" -Nabila

"Dia lagi sama kamu gak?" -Bebby

"Iya, nih lagi sama gue, kenapa emang?" -Nabila

"Syukur deh, tadi kak Rasya di cari sama kak Arta, disuruh kumpul di markas" -Bebby

"Gitu? Oke nanti gue bilang ke dia" -Nabila

"Makasih ya Bila" -Bebby

"Sama-sama" -Nabila

------------------------------------------------------------

"Ada?"

"Ada, lagi sama Bila"

"Ohh"

"Kakak yakin suka sama Bebby?"

"Kenapa nanya gitu?"

"Ya... Bebby gak mau kalau pernikahan ini gak dilandasi cinta, Bebby takut kak Valent suka sama Cewek lain"

"Hey" Valent menangkup wajah Bebby "saya sudah suka sama kamu dari lama, mungkin kalau waktu itu saya tidak kembali ke Bandung, saya benar-benar kehilangan kamu"

"Tapi kita baru ketemu pas SMA kak, rasa suka dan Cinta gak secepat itu"

Valent menatap mata Bebby "kamu lupa dengan cerita saya? Kamu kehilangan ingatan saat masih kecil, saat-saat yang seharusnya bisa bikin kamu ingat sama saya saat pertama kali bertemu"

Bebby jadi bingung sendiri, apa ia bisa percaya dengan perasaan Valent?

Bebby cukup trauma dengan kejadian beberapa tahun lalu yang menimpa rumah tangga orang tuanya.

Bagaimana tidak? Arya dikabarkan selingkuh dengan sekertaris nya sendiri, itu membuat hubungan Amira dan Arya merenggang, bahkan seperti sudah di ujung tanduk.

Waktu itu Bebby masih kelas 6 dan Chandra kelas 3 SMP, apa mereka akan menjadi anak broken home pikir Chandra.

Bebby sangat takut jika kejadian itu juga menimpa rumah tangganya nanti.

"Kakak coba pikirin lagi perasaan kakak ke Bebby, Bebby bakal tunggu 1 Minggu buat kakak coba berunding bahkan buat lupain orang di masa lalu kakak"

Valent tersenyum kecil kepada Bebby "kamu perlu bukti apa jika saya benar-benar sudah mencintai seorang Bebby Natalia?"

Bebby menggeleng pelan "Bebby gak perlu bukti apa-apa kok, Bebby cuma kasih kakak waktu buat menyelesaikan masa lalu kak Valent yang mungkin belum selesai"

"Karna Bebby tau kalau kakak pisah sama Bebby cukup lama, dan hal itu mungkin aja bikin kakak dekat dengan gadis lain" Bebby bangkit dari tempat duduknya memilih untuk kembali ke kamar hotel nya.

"Bebby gak keberatan sama sekali kok, kakak juga pasti perlu waktu, Bebby juga perlu kok, jadi jangan terlalu gegabah sama situasi ini" ucap Bebby sebelum ia keluar dari ruangan Valent

"Kalau saja kamu tau bagaimana perjuangan saya mencari mu dulu"

"Dia benar, tapi tidak ada gadis lain yang bisa memikat hati saya kecuali diri dia sendiri"

"Mungkin dia yang perlu waktu untuk mendiskusikan ini dengan dirinya sendiri"

Valent memilih untuk tidur di sofa, ia terlanjur malas untuk kembali lagi ke dalam kamar nya.

◖⚆ᴥ⚆◗ ◖⚆ᴥ⚆◗ ◖⚆ᴥ⚆◗ ◖⚆ᴥ⚆◗

Nabila dan Rasya masih berteduh di pos ronda yang tak jauh dari taman tadi, Bahkan hujan disini Belum juga reda.

Rasya masih saja memeluk Nabila, awalnya saat Rasya memeluk nya tadi, membuat detak jantung Nabila tak karuan.

"Mau balik aja apa gimana kak? Ini udah jam 7 malam, lu juga basah kuyup gini, takut besok Lo malah sakit"

"Enggak... Biarin aja" tolak Rasya

Nabila menghela nafas lelah, ia ingin kembali kerumah, tapi lihat lah kelakuan manusia yang satu ini, mana bisa Nabila kembali pulang dengan Rasya yang setia memeluk dirinya.

"Lo tadi dicari sama kak Arta, tapi kata gue sih mending Lo pulang dulu, mandi trus ganti baju Lo biar gak masuk angin"

"Arta? Ohh bisa besok, kalo gini gak tau bisa kapan lagi" Rasya semakin mengeratkan pelukannya

Nabila menepuk punggung Rasya saat merasa sesak nafas karna pelukannya,
"kak, Lo mau bunuh gue apa gimana sih? Sesek nih"

Rasya sedikit melonggarkan pelukannya, "gak bisa beneran?"

"Gak!"

"Gimana kalau jalanin aja dulu? Sampai kita Nemu pengganti yang cocok?" Nego Rasya

"Ntar deh gue pikir-pikir lagi, sekarang lagi males mikir" jawab Nabila

"Elah ni bocah satu, males amat mikir nya, ati-ati jadi goblok beneran" ejek nya

"Wah... Lo ngejek gue Kak? Gak bener nih manusia" Nabila melepas paksa pelukan Rasya.

"Napa di lepas sih"

"Lo ngadi-ngadi sih, males ah gue sama Lo, gue mau balik aja"

"Ehh jangan atuh... Sini aja sama gue, lagi ujan gak usah macem-macem, kalo di jalan ntar Lo kenapa-kenapa kan gue yang repot" cegah Rasya

"Bodo. Males gue liat muka Lo, bawaannya pengen gue tabok"

"Maap ya cantik.... Kagak lagi deh" ucap nya dengan memperagakan seperti orang memohon.

"Gak, Lo ngeselin" tolak Nabila

"Hadeh.... Gimana kalo gue Beliin dua coklat? Tapi Lo gak boleh ngambek sama gue lagi"

"Coklat apa?"

"SilverQueen?"

"Deal!!"

••|••
Ternyata memulai pembicaraan denganmu tidak semudah yang aku kira. Resah dirasa takut akan respon yang kamu berikan. Tapi setelah satu kali percobaan, rasanya aku ingin mencoba lagi dan lagi sampai di titik di mana kita kebingungan tentang topik apa yang akan dibicarakan selanjutnya.
••|••

MY LITTLE WIFE |On Going|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang