PERINGATAN KERAS, PART INI DIPENUHI ADEGAN DEWASA DAN JUGA KALIMAT VULGAR ⛔🔞⛔🔞⛔JIKA TIDAK BERKENAN BISA DI SKIP ❌❌❌
Terimakasih atas pengertian nya dan selamat membaca 🙏🙏🙏
✖️✖️✖️
"Jika ini sulit lebih baik kita batalkan saja kontak investasi ini. Dan aku akan mencari cara lain untuk melunasi biaya operasi bapak."
Wanita itu berbalik seketika, menatap suaminya dengan tatapan tak percaya. Ia mulai merasa kesal. Menyadari sifat suaminya yang ia nilai bimbang dan sering ragu-ragu dalam mengambil keputusan.
"Cari cara lain kakak bilang?! Kak ini sudah hampir satu bulan lamanya kita disini dan mencoba mencari investor yang bisa membantu kita. Tapi hasilnya apa? NIHIL! Kakak terus saja mencoba mencari cara sendiri, dan tak sadar kalau kita semakin terdesak. Bapak sekarat kak! Apa bisa beliau nunggu kamu dapetin uang itu? Ini masalah urgent! Kamu aja sampe putus asa dan mohon-mohon ke aku, buat jalanin perjanjian ini dan dateng ke tempat investor itu buat negosiasiin semuanya! Terus setelah aku dateng ke sana, dan mengorbankan harga diri aku, kamu malah ragu dan ngelepasin penawaran ini gitu aja! Sebenarnya kak Adrian tuh maunya apa sih?! Aku capek kak begini! Rasanya hanya terombang-ambing ditengah keraguan yang kakak rasain! Kak Adrian gak tegas, gak punya pendirian!"
Mendengar ucapan pedas yang Rea lontarkan barusan telak saja membuat Adrian ikut termakan emosi. Terlebih pria itu pun juga juga merasa tersinggung, perkara di nilai tak becus dalam mengabil keputusan.
"Jadi kamu mau aku setuju sama perjanjian ini gitu aja? Aku mikirin kamu Re! Aku peduli sama kamu! Makanya aku gak mau gegabah dan ngorbanin kamu dengan cara begini. Apa salah aku mikir begitu?!"
Rasa lelah rupanya telah menghinggapi keduanya. Membuat segala rasa sesak yang mereka rasakan berakhir menjadi amarah yang terasa semakin meledak-ledak. Membuat pertikaian di antara keduanya tak bisa lagi terhindarkan.
"Ok, baik! kalo kak Adrian memang mikirin aku, aku cuman mau bilang makasih banyak! Tapi apa bisa kak Adrian ngikhlasin bapak kalau sewaktu-waktu kondisinya makin kritis dan akhirnya pergi ninggalin kita semua? BISA? Engga kan! Terus apa dengan menolak kontak yang di ajuin Lukas, kamu bisa survive ngadepin semua masalah ini?! Engga kak, aku yakin kamu bakal goyah lagi, dan nangis-nangis sama aku biar aku mau jalanin perjanjian itu. Persis sama kaya yang kamu lakuin ke aku kemarin!"
Dada wanita itu kini naik turun, menahan luapan amarah yang terasa sudah di ambang batas kesabaran nya.
Ia ingin segera pergi dari sana, karena rasanya bicara dengan Adrian pun sekarang tak ada gunanya. Pria itu takan bisa berpikir dengan tenang, terlebih ketika kondisinya sedang tak kondusif seperti sekarang ini.
"Rea! Mau ke mana kamu! REA! AKU BILANG BERHENTI! DENGERIN AKU!"
Pria itu kini berjalan cepat, menyamakan langkahnya dengan wanita itu, yang kini berjalan pergi ke luar dari kamar yang mereka tempati.
Dari arah berbeda seorang pemuda nampak berjalan menghampiri sepasang suami-istri ini. Lalu menatap mereka penuh rasa tanya.
"Pak Adrian sebenarnya ada ap,-
Belum selesai pemuda itu bicara Adrian segera memotong ucapan Hartono dan meminta bawahannya itu untuk tetap berjaga di pos hingga pagi tiba.
"KAMU TUNGGU DI LUAR HAR! AKU MAU NGOMONGIN SERIUS SAMA REA. JADI MALEM INI KAMU TIDUR DILUAR! NGERTI?!" ucap Adrian dengan volume suara menggelegar keras. Masih dalam posisi mengejar istrinya Rea yang terus berjalan tanpa mempedulikan kedua pria itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pawned Wife
Romance"Kau membutuhkan uang ini bukan? Maka tanda tangani kontrak ini, dan jadilah milik ku selama 3 bulan ke depan." Rea menggigit bibirnya pelan, sambil meremas ujung gaun yang tengah dikenakannya itu dengan keras, menahan segala amarah dan rasa malu ya...