Teriakan para perusuh untuk membangunkan sahur sudah lewat sejak tadi. Tanda-tanda kehidupan di rumah besar nomor C1 satu ini belum terlihat. Ruang tengah masih sepi, begitupun dengan lorong lantai 2. Suara Yunhyeong yang bertugas membangunkan orang sahur di masjid hingga nanti adzan subuh bahkan tidak berpengaruh untuk keluarga Jeon ini.
Sebenarnya ini tidak akan terjadi jika ada Mami Minah dan Somi. Sayangnya kedua betina itu terpaksa mudik lebih dulu karena mamanya mami masuk rumah sakit. Dan, kini hanya tersisa tiga pejantan yang masih terlelap tidur.
Jungkook juga tumben banget tidur, padahal biasanya asik mabar sama Bobby, Chanwoo dan Yerim. Sedangkan Wonwoo tentu saja ia spesialis tertidur nyenyak, si sulung itu bahkan bisa lanjut sampe nanti adzan magrib.
"BAPAK-BAPAK, IBU-IBU, GRAHA PERMAIII, SAHUUUR! WAKTU SAHUR TINGGAL TIGA PULUH MENIT LAGIII!"
Suara Yunhyeong yang berpadu dengan toa masjid kualitas nomor satu memang tidak terlalu membuat bising jika dibandingkan dengan June, tetapi itu sudah cukup membuat Jihan si anak Bobby yang terlelap juga ikut bangun sahur.
"KELUARGA JEOON! ADA PESEN DARI TANTE MINAH, KATANYA BANGUUUN!"
Ya, selain bertugas bangunin orang sahur. Yunhyeong juga bisa jadi tukang titip pesan. Ini lebih baik daripada Sungjae yang kadang iseng jadi komentar orang sahur dengan menyebutkan daftar menu setiap rumah dengan asal atau saat Bobby yang jaga, dia akan sekalian berkolaborasi dengan Dihan yang sesekali menyanyikan lagu Baby Shark.
Waktu terus berlalu. Suara Yunhyeong selalu terdengar setiap lima menit sekali, tetapi itu tidak berpengaruh apa-apa bagi Papa Jeon dan dua putranya hingga ....
"WAKTU SAHUR TINGGAL LIMA MENIT LAGI ...."
"PAPAAAH!" Dengan nyawa yang masih tertinggal di alam mimpi, Jungkook langsung melompat keluar kamar. Lelaki itu menggebrak kamar Wonwoo dengan sekuat tenaga. "ABANG BANGUN! LATIHAN MATINYA NANTI AJA, INI MAU IMSAAAK!"
Tidak ada waktu untuk membangunkan abangnya yang seperti jenazah. Lebih baik Jungkook turun menuju kamar utama, sang papa jauh lebih mudah dibangunkan. Ini bukan saatnya membuang energi untuk membangkitkan Wonwoo.
"PAPAH SAHUUUR!" teriak Jungkook langsung membuka pintu kamar orang tuanya. Ini bukan waktunya sopan-santun ditegakkan. "PAPAAAH!"
Papa Jeon langsung membuka matanya. "Sahur?"
"Lima menit lagi imsak, Paaah! Cepetan masak!" ucap Jungkook panik, ia menarik papanya untuk bangun. "Abang masih tidur, aku bangunin dulu."
Syukurnya dalam kondisi seperti ini Jungkook bisa berguna. Si anak tengah itu menjadi penyelamat karena bangun di waktu-waktu terkahir menjelang imsak. Ya, setidaknya masih ada waktu buat minum sampai adzan subuh.
"Indomie aja deh," gumam Papa Jeon mengambil tiga bungkus mi instan dan telur. Ia menggunakan air panas dari dispenser agar cepat, lalu memasukan mie kuah itu ke dalam panci. "ABANG, KAKAAAK CEPET TURUUUN!"
Jungkook sebal saat melihat Wonwoo yang turun dengan malas-malasan sudah gemas ingin mendorong abangnya itu. Untung hati nuraninya masih lengkap dan memilih membopong sang abang hingga dapur. "Lo kalo mau males-malesan nanti aja!" omelnya setelah melempar sang abang duduk di kursi.
"WAKTU SAHUR TINGGAL 2 MENIT LAGIII!"
Papa Jeon semakin heboh. Bagi mereka suara Yunhyeong terdengar seperti Chef Juna di galeri Master Chef. Sangat menyeramkan.
Jungkook ikut membantu sang papa. Membuka semua bumbu dan menuangkannya ke baskom plastik besar. "Pah, pancinya ditutup biar cepet mateng itu telor," perintah Jungkook yang langsung disetujui oleh Papah Jeon. "ABANG, LO GERAK! NIKMAT BANGET KAYAK PANGERAN ARAB NUNGGU BABU NYIAPIN MAKAN!"
Dengan berat hati dan langkah, Wonwoo terpaksa beranjak menuju kulkas. Mengambil susu coklat UHT untuk langsung diminum. Tidak ada waktu mengambil gelas, mereka langsung meminumnya di kemasan kardus satu liter.
Berbagi jigong dengan keluarga sendiri sepertinya tidak terlalu bahaya. Sepertinya ..., dan semoga saja iya.
"BAPAK-BAPAK, IBU-IBU, WAKTU IMSAK SUDAH HABIIIS!"
Suara sirine andalan masjid Garaha Permai semakin membuat para pejantan Keluarga Jeon panik. Papa bahkan sampai gemetar saat membuka tutup panci yang dengan sial pegangan kecil di atasnya terlepas begitu saja hingga baut penyanggahnya ikut bergabung dengan mie instan.
"Udah biarin, zat besi," ucap Jungkook mengabaikan baut yang jatuh, "nggak ada waktu buat nyarinya. Mumpung belum adzan subuh, kita masih bisa makan."
Dengan sembarangan Papa Jeon memindahkan mi instan yang sudah matang serta telur ke nampan besar yang sudah Jungkook beri bumbu. Walaupun ada sedikit kuah yang ikut terkena, mereka tidak bisa protes dan langsung menghabiskan mi goreng berkuah itu.
"Ati-ati ada baut, jangan asal telen!" ucap Papa Jeon mengingatkan disela-sela makannya. "Abang makan yang bener!"
Tidak ada waktu untuk ke meja makan. Tiga manusia itu berkerumun di dapur dengan kepala saling beradu saat mulut sibuk menyuap mi instan.
Dalam sekejap Indomie goreng itu habis. Wonwoo memberikan air kepada Papa dan Jungkook. Mereka berdiri dengan tubuh bersandar pada pantry. Suara napas yang ngos-ngosan antara ketiganya saling bersautan.
Mikrofon yang diketuk lalu lanjut lantunan adzan menjadi akhir dari huru-hara drama sahur keluarga Jeon.
"Terima kasih atas kerja keras sahur hari ini wahai anak-anakku. Masih ada hari esok, esok dan seterusnya hingga mami dan Somi pulang."
Wonwoo menghela napas. "Aku besok ke rumah nenek, deh. Di sini tukang bangunin sahurnya nggak ramah!"
"Heh. Syukur gue masih inget lo!" omel Jungkook menoyor kepala sang abang. "Kalo kagak dibangunin, mampus lo bablas! Mana siang ini harus turun ke lapangan buat cek bangunan!"
Tentu saja Wonwoo tidak menggubris perkataan adiknya yang memang benar. Ia memilih untuk segera bersiap untuk jemaah di masjid. Lalu lanjut tidur hingga nanti Dzuhur.
Papa Jeon juga bergegas ke kamar. Melirik sekilas ponselnya yang memberikan notifikasi panggilan tak terjawab sebanyak 99+ dari kontak bernama Adalah3.
From: Adalah3
INI NGGAK ADA YANG BANGUN SAMA SEKALI YA? MAMI UDAH BILANG JANGAN ADA YANG COSPLAY JADI WONWOO!Tbc
Adalah3 = Istri
Xixixixixi
KAMU SEDANG MEMBACA
JEONlusi
Fanfiction[Graha Permai Series] JALUSI adalah ornamen di bagian jendela rumah yang memiliki fungsi dan manfaat untuk kehidupan sehari-hari. JEONlusi adalah sekumpulan tiga anak manusia bermarga Jeon yang tidak memiliki manfaat dan berfungsi untuk menghabiskan...