"Ayok cepet! Sebelum jam limaaa..."
Chanwoo yang sedang memarkirkan motornya tak banyak komentar akan rengekan Somi. Sudah terlalu biasa, dan kebal. Dibandingkan menyahut, Chanwoo justru memilih untuk bergegas memarkirkan motornya dan segera menghampiri Somi yang sudah berdiri tak sabaran di trotoar.
"Lama!"
"Ya parkirannya pada mepet," bela Chanwoo yang kini sudah berada di dekat Somi, "mana aku bawanya motor gajah. Kan makan tempat."
Tak lagi menyahuti perkataan Chanwoo, Somi kini sudah berjalan lebih dulu menuju sebuah penjual kaki lima yang akhir-akhir ini sedang banyak dibicarakan di akun-akun influencer makanan.
"Kan udah rame," keluh Somi, "harusnya kita kesini dari jam dua siang."
"Tukang satenya juga belum bukan kalo jam segitu," jawab Chanwoo sembari merapikan rambut Somi, "kalo jam dua kesini, mending kamu yang jual sate."
"Ya tapi kan kalo jam segini udah rame banget," keluh Somi dengan wajah lesu. Sedangkan Chanwoo sudah merangkul Somi dan berjalan memasuki barisan manusia yang antri untuk membeli sate viral yang sebenarnya menurut Chanwoo sama seperti sate-sate lainnya.
"Chan..." bisik Somi, sikunya sesekali menyenggol Chanwoo dan mengode agar Chanwoo ikut melihat ke objek yang sedang Somi lihat.
"Boba?" tanya Chanwoo, "atau capcin?"
"Ih bukaaan!"
Chanwoo kembali menajamkan penglihatannya, matanya menyipit agar hanya tertuju pada satu objek. "Kucing?"
"Itu perempuan yang lagi beli seblak!" jawab Somi akhirnya memilih untuk memberitahu objek mana yang ia maksud.
"Kenapa?"
"Cantikan aku atau dia?"
Dengan malas Chanwoo memutar bola matanya, pertanyaan menjebak versi lain dari 'aku gendutan ga?'. Chanwoo harus berhati-hati dalam memberikan jawabannya.
"Emang itu cewek?" tanya Chanwoo, "yakin bukan mas-mas rajin skincarean yang lagi iseng pake wig?"
"Kalo misalnya itu Mas-mas, cantikanan aku atau manusia yang sebenarnya bukan perempuan?"
Chanwoo kira ia berhasil mengalihkan pertanyaan menjebak yang pertama. Ternyata memang berhasil. Tetapi pernyataan berikutnya jauh lebih berbahaya. Tingkat resiko ngambeknya sudah di atas 50 persen.
"Cantikan kamu lah," jawab Chanwoo yakin, "kan beneran cewek."
"Berarti kalo itu beneran cewek, cantikan dia dong?"
Chanwoo kembali terperosok ke pertanyaan yang mematikan, sebentar lagi ia kan berada di lembah kematian. Semoga nyawanya masih bisa bertahan hingga babak akhir.
"Ya masih cantikan kamu, lah..." kali ini Chanwoo benar-benar berharap bahwa tak ada lagi pertanyaan menjebak dari kekasihnya itu, "di mata aku kamu yang paling cantik, ketiga."
"Kok ketiga?"
"Sebagai anak berbakti, pasti yang pertama itu Bubu, kedua Embah sama Eyang karena aku harus dapet warisan, nah ketiga baru kamu."
Emang dasar Chanwoo tuh mulutnya gak bisa manis, bagi ia jujur adalah yang utama walaupun menyakitkan.
"Ish!" sewot Somi sebal, tetapi tak bisa menyahuti perkataan Chanwoo. Perempuan itu memilih untuk kembali diam dan mengantri, menunggu bagian mereka dapat memesan sate.
🚧
"Mules kamu nanti," komentar Chanwoo saat melihat Somi yang berkali-kali menuangkan sendok berisi sambal pada bumbu kacang satenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEONlusi
Fanfiction[Graha Permai Series] JALUSI adalah ornamen di bagian jendela rumah yang memiliki fungsi dan manfaat untuk kehidupan sehari-hari. JEONlusi adalah sekumpulan tiga anak manusia bermarga Jeon yang tidak memiliki manfaat dan berfungsi untuk menghabiskan...