Semua usaha sudah Chanwoo kerahkan sejak hari pertama puasa. Meskipun di awal ia gagal untuk mengajak Somi keluar, bungsu keluarga Jung ini tidak menyerah. Chanwoo bahkan selalu ngirim berbagai jenis camilan untuk Somi setelah pulang tarawih. Dia juga nggak berhenti nge-chat dan memberi kabar pada Somi, meskipun pesannya itu tidak dibalas.
Hari ini Chanwoo juga masih melancarkan aksinya. Ia mendatangi kampus Somi, menjemput perempuan itu. Meskipun kemungkinan Somi akan ikut pulang dengannya sangat minim.
"Tadi, sih, kata Kak Jeka dia berangkat dianter Bang Wonu," gumam Chanwoo yang masih duduk di balik kemudi, lelaki itu sudah parkir di tempat biasa ia menjemput Somi. "Apa gue chat aja, ya?"
Biasanya Somi akan keluar kelas sekitar pukul tiga, tetapi ini sudah hampir jam empat, perempuan itu tidak terlihat juga. "Gue chat aja, deh. Takutnya dia kagak tau gue jemput."
Bukan takutnya, tapi Somi emang kagak tau, Chan.
Lelaki berpipi tembam itu akhinya mengeluarkan ponselnya, ia mengirim pesan pada Somi, memberi tahu perempuan itu tentang keberadaannya. Sayangnya tak ada balasan dari si bungsu Keluarga Jeon. Bahkan tanda bacanya masih dua centang abu, menandakan Somi belum membaca pesan itu.
"Eh?" Chanwoo langsung menurunkan kaca jendela mobilnya saat melihat Somi dan rombonga para mahasiswa lainnya menuju parkiran. "Somiii," panggilnya dembari buru-buru keluar dari mobil. Lelaki itu dengan santai menghampiri Somi yang sedang bersama para lelaki.
"Nah! Lo balik sama cowok lo aja, Som." Seorang mahsiswa berkata dengan antusias saat melihat Chanwoo. "Bang kemana aja lo? Akhir-akhir ini kita selalu jadi ojek cewek lo, nih."
Kalau kumpulan para lelaki yang ini Chanwoo memang kenal. Mereka adalah anak-anak kelas Somi. Dari awal Somi masuk kuliah juga Chanwoo emag cukup mengenal mereka. Berbeda dengan adik tingkat yang saat itu mengirimkan bunga pada Somi. "Ini pada mau pulang?"
"Kita mau futsal, Bang. Tapi, ini tuan putri minta aterin balik dulu," mahasiswa lainnya ikut menyahut. "Tapi karena lo jemput, aman, lah, ya? Som, balik sama Bang Chanwoo aja, ye!"
Sebetulnya Somi ingin menolak, tetapi anak-anak kelasnya terlalu jahat dan dengan senang hati mengopernya pada Chanwoo. Membuat ia dengan pasrah melangkah menuju Mini Copper hitam yang terparkir di tempat biasa lelaki itu menjemputnya.
"Mau beli takjil dulu?" tawar Chanwoo yang berusaha menyamakan langkah dengan Somi. Lelaki itu berusaha mengabaikan kalau perempuan di sampingnya ini sedang marah. "Atau kalo nggak mau takjil, Kak Jiel aja?"
Buat yang nggak paham, Chanwoo lagi berusaha ngelawak itu. Tapi, emang nggak lucu. Somi bahkan hanya melirik sinis dan bergegas masuk ke dalam mobil Chanwoo. Wajah perempuan tinggi dengan tubuh ramping hasil diet beberapa bulan itu masih tetap datar, padahal biasanya Somi sudah siap bercerita panjang lebar dan berakhir meminta banyak makanan pada Chanwoo.
Mini copper yang biasanya ramai kini terasa hening. Setelah beberapa bulan tidak lagi naik mobil ini, Somi tak merasakan ada perbedaan di dalam mobil itu. Bahkan bantal nemo miliknya saja masih bertengger di jok belakang, beberapa lipsmate Somi juga masih berada di tempat biasanya. Tidak ada yang berubah dari posisi beberapa barang milik Somi yang memang biasa ditinggal di dalam mobil Chanwoo.
"Beli donat dulu, ya--"
"Nggak usah," potong Somi capat. Perempuan itu masih tetap menjunjung tinggi egonya. Padahal sejak puasa pertama hingga kemarin, makanan yang Chanwoo kirim ke rumah selalu ia habiskan sendiri. "Langsung pulang aja."
Sebagai manusia minim inisiatif, jelas Chanwoo hanya mengangguk dan menuruti permintaan Somi. Ini harusnya emang Chanwoo itu kena gaplok Dahyun sama Shinbi--sahabat Chanwoo sejak SMP--dulu. Atau minimal diceramahin Moonbin, si bestie paling berpengalaman soal cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEONlusi
Fanfiction[Graha Permai Series] JALUSI adalah ornamen di bagian jendela rumah yang memiliki fungsi dan manfaat untuk kehidupan sehari-hari. JEONlusi adalah sekumpulan tiga anak manusia bermarga Jeon yang tidak memiliki manfaat dan berfungsi untuk menghabiskan...