Delapan

5.6K 472 30
                                    

Hari sudah mulai larut malam. setelah mengetahui bahwa disekitarnya adalah orang orang yang saling berhubungan, Vanya mulai mencerna semuanya dengan baik. walaupun ia mengetahui bahwa Hans dan Arlan anak presiden sekalipun, tidak ada yang berubah bagi Vanya, yang ia ketahui hanyalah dirinya tidak ingin menjadi orang yang terseret dalam masalah keluarga ini, karena dilihat dari sisi manapun sepertinya akan menjadi rumit.

Tanpa Vanya sadari, dirinya memang sudah masuk kedalam jaring jaring rumit tak kasat mata yang selalu ada dikeluarga ini. watak yang memiliki ambisi tinggi juga obsesi yang tidak terkendali. jika ada orang yang bersikap malaikat disini, mungkin memang iya, tapi apakah semua malaikat baik? tidak lupakah bahwa iblis adalah malaikat yang terbuang?.

Apalagi, sifat Mawar yang menurun kepada anaknya. walau usianya belum dewasa, ciri ciri manipulatif selalu unggul dalam dirinya. memasang wajah sok polos, memasang topeng konyol, kadang aura intimidasi yang kuat muncul ketika menyangkut harga dirinya. ingat, ia terbiasa selalu mendapatkan apa yang paling dia inginkan sekalipun. entah mana yang asli? sifat keras kepala sudah diterapkan di otak ibunya sampai bisa menurun ke anaknya.

Seperti sekarang, tidak peduli bahwa Vanya tidak ingin tapi tetap saja memaksa. bahkan orangtuanya tidak menegur anaknya yang salah. bagaimana tidak salah? Hans memaksa Vanya untuk berkunjung ke rumahnya setelah acara ulangtahun sepupunya selesai. bukan apa apa, Vanya diizinkan pergi oleh ayahnya sampai batas waktu jam 10 malam. Vanya justru ditahan sampai hampir jam 12 malam. anak SMA kelas 11 berada dirumah orang sampai larut malam? Vanya sudah ketar ketir takut dicoret namanya dari kartu keluarga.

Katanya, kata mamahnya Hans. dia tidak usah khawatir. Vanya sudah diberi izin oleh orangtuanya sendiri, walau entah bagaimana caranya kenapa orangtuanya bisa sampai mengizinkan anak perempuan dirumah antah berantah sampai larut malam.

Sekarang Vanya sudah berada satu mobil dengan keluarga Hans. Vanya sebenarnya tidak enak dengan Arlan yang ditinggalkan begitu saja, tapi mau bagaimana lagi? Hans adalah juaranya memaksa orang.

Vanya gelisah saat ini, berada satu mobil dengan 4 orang yang tidak dekat dengannya membuat dirinya tidak nyaman. ia mencoba mencari perhatian seseorang yang berada disampingnya berharap bisa membantu dirinya. Vanya menatap Hans yang menatap kedepan dengan wajah datar. namun, rupanya ia salah meminta pertolongan. Hans memang menoleh kearahnya. tapi, dia malah tersenyum seperti orang gila dan menarik pinggangnya untuk lebih merapat pada tubuhnya sendiri.

"Tangan lo apaan sih? jaga jarak yah!!." Vanya berbisik.

Vanya menggeser tubuhnya supaya menjauh dari Hans. tak lama kemudian, Hans malah menggeser tubuhnya untuk mengurung Vanya diantara dirinya dan pintu mobil.

"Hans bisa enggak sih jangan rese sehari aja? ini diluar sekolah. malu kalo berantem didepan mamah sama papah kamu." bisik Vanya karena takut Mawar dan Bara mendengarnya.

Sedangkan Hans tidak menggubris ucapan Vanya sama sekali, ia malah menggeser rambut Vanya agar terkumpul disisi leher kirinya. Vanya yang memang tidak sadar bahwa wajah lelaki didepannya semakin mendekat hanya diam saja. sudah biasa, pikir Vanya karena Hans memang sering memainkan rambutnya.

Vanya tertegun, Vanya kaku, Vanya bisu. sebab Hans mengendus lehernya, seperti mengirup udara sebanyak banyaknya. Vanya mendorong tubuh Hans namun kalah kekuatan. ia merasa bibir Hans mulai mengecupi lehernya. tidak bisa dibiarkan terus pikir Vanya, Vanya masih mendorong tubuh Hans walau mungkin sia sia, bagaimana tidak? walaupun wajahnya bebelac tapi tenaganya Lmen. baru saja Vanya ingin mendorong tubuh Hans lagi, Vanya tiba tiba beku akibat bisikan Hans.

"Diam!! aku suka aromamu, kalau kamu enggak mau diam!! aku bakalan perkosa kamu didepan orang tuaku sekarang juga!!." ancam Hans.

Vanya merinding, baru kali ini dirinya mendengar suara berat Hans yang serius dengan nada datar yang mengintimidasi. Vanya tidak habis fikir, dirinya dan Hans masih SMA tapi Hans bisa berlaku seperti ini kepadanya, ia yakin orang tuanya mendengar tapi seperti sengaja membiarkan anaknya berperilaku semaunya. Vanya diam dan pasrah pada akhirnya, Hans kali ini tidak bercanda.

Hello, my senior girl~ (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang