Sembilanbelas

3.3K 244 46
                                    

Sudah jam empat sore, namun di SMAN Tunas Bangsa masih saja banyak orang walau sebagian sudah banyak yang meninggalkan sekolah itu. pertandingan beberapa olah raga sudah ada yang ditentukan siapa pemenangnya, dan sebagian lagi ada yang masih berjuang dengan pinalti untuk menentukan skor akhir.

Acara HUT SMA hampir selesai, tinggal menunggu besok untuk pengumuman pemenang perlombaan juga pemberian piagam kepada para pemenang. hingga besok acara pentas seni sebagai Demo mempromosikan sekolah masih tetap berlanjut.

Seorang gadis tengah berada dibawah panggung karena ada panitia yang meminta bantuannya. rupanya, naskah drama musikal yang akan ditunjukan beberapa menit lagi basah terkena air menjadikan beberapa teks pudar dan ada yang sobek juga. ditambah tiba tiba orang yang menangani sound sistem pergi entah kemana meninggalkan tugasnya tanpa pamit.

Vanya dibuat pusing sekarang, ia harus cepat memikirkan cara apa yang bisa ditangani dengan segera.

Dengan cepat gadis itu memerintahkan anggota osis lainnya untuk mengcopy teks yang hilang kepada guru drama musikal dan mencetak ulang. semua tim drama musikal memang sedikit menghafal bagiannya masing masing, namun tetap saja untuk berjaga jaga. lagipula protokol mana yang hafal dengan teks panjang seperti itu.

Untungnya, tukang sound sistem segera kembali. sehingga Vanya sedikit lega dengan itu.

"Gimana sih? bukannya teks hilang buru buru cari copy-annya buat print ulang. kenapa mesti panggil gue?" tanya Vanya judes kepada salah satu cewek yang sebagai panitia pensi.

"Ya sorry Van, gue panik lah liat anak drama juga panik protokol mereka kehilangan teksnya. ditambah tuh tukang sound sistem hilang entah kemana."

"Ya apa salahnya lo tinggal ganti musik buat soundtrack-nya? lo kan sekolah di sekolah elit masa enggak bisa pake laptop?" ucap Vanya alisnya mengernyit.

"Pala lo laptop, itu banyak tombol disana mirip yang Dj pake di Yt."

"Ya jangan lo ubah dodol, biarin aja, lo kan cukup on off-in musiknya di laptop." kata Vanya geregetan pada salah satu anggota osis sepertinya itu.

Saat gadis itu sudah lelah karena merasa kesal. ia berbalik hendak meninggalkan sisi panggung itu. namun, tiba tiba seseorang sudah berada dihadapannya dan mungkin sedari tadi melihatnya dari belakang.

"Haiiiiii." Sapa seorang gadis cantik tersenyum kearahnya.

"Ha-Hai?." sapa Vanya balik dengan senyum kikuknya.

Dihadapannya berdiri seorang gadis cantik dengan baju khas pahlawan indonesia yaitu gatot kaca. dengan pakaian yang dominan hitam itu menjadikan gadis dihadapannya sangatlah cantik, mahkota atau penutup kepala yang sangat khas, melengkung dibagian belakangnya seperti tanduk dengan rambut hitam lurus yang dibiarkan terurai membuat seseorang itu bak dewi saja, tak ketinggalan kain batik berwarna putih melilit dipinggangnya sampai setengah pahanya yang sengaja dilebihkan pada bagian depan, lalu celana hitam yang setara dengan bajunya.

Amel, sahabat Vanya yang tampak sangat berbeda dan jauh lebih cantik sampai Vanya saja yang sahabatnya pangling dengan penampilan gadis itu. dengan tidak elitnya Vanya melongo saat menyadari senyum yang sangat familiar untuknya.

"Anjirr... lo Amel kan? temen gue cakep banget..." teriak Vanya antusias.

"Ogeb malu maluin aja teriak teriak." omel sahabat Vanya yaitu Amel.

"Beneran deh lo beda banget!!" ucap Vanya meyakinkan Amel.

"Iya gue tau, emang dari dulu gue cakep, lo-nya aja baru sadar punya temen cakep kayak gue." jawab Amel.

"Malah narsis!!! tapi enggak papa emang hari ini lo cakep banget, Hari ini doang tapi." ledek Vanya.

"Lo ngapain disini?." lanjut Vanya bertanya.

Hello, my senior girl~ (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang