Duapuluhempat

3.1K 225 41
                                    

Masih didalam ruangan Andreas. seorang mahasiswi masih dalam pangkuan pemilik ruangan. duduk dengan posisi miring. namun, dekapan erat yang yang dilakukan oleh Andreas membuat tubuh mereka saling menempel. rasa tidak nyaman membuat gadis itu tidak tahan ingin meninju wajah tampan dihadapannya.

Pria itu membenamkan wajahnya diceruk leher Vanya, seolah aroma itu adalah narkoba yang membuatnya candu. sesekali mengecup kecil kulit lembut gadis itu.

Awalnya Vanya hanya diam saja, ia sedang mengumpulkan tenaga untuk melawan dosennya itu. setelah Vanya merasakan tangan yang melonggarkan dekapannya walau tidak melepaskannya. Vanya sedikit merasakan lega.

Beberapa detik kemudian, Andreas mengangkat sebelah tangannya untuk membelai lembut wajah gadis yang beberapa hari ini mengganggu pikirannya. mengusap lembut alis Vanya hingga sampai pipinya, merekam setiap fitur wajah gadis itu untuk disimpan dikepalanya agar menjadi mimpi indah ketika ia tidur. dari awal gadis itu menjadi mahasiswanya, Vanya begitu samar hingga Andreas pun hampir tidak menyadari gadis itu. sampai akhirnya dibeberapa waktu gadis itu terlihat  yang paling terang, mengunci setiap perhatian pria itu, mencuri pikirannya untuk terus memikirkan gadis itu. Andreas dibuat takluk oleh Vanya tanpa gadis itu melakukan apa apa ataupun menarik perhatiannya.

Andreas kembali mengeratkan dekapannya. mengunci setiap pergerakan gadis itu. menghapus jarak mereka berdua dengan mendekatkan wajahnya. Vanya memundurkan kepalanya menolak perlakuan apapun yang akan dilakukan oleh dosennya.  diam diam Vanya mengepalkan tangannya, mengumpulkan kekuatan sebesar mungkin agar bisa melawan Andreas.

"Jadilah milikku, apapun akan kuberikan kepadamu meski nyawaku sekalipun asal aku bisa memilikimu. aku menginginkanmu Vanya." bisik Andreas tepat didepan wajah gadis itu dan hidung mereka pun nyaris bersentuhan.

Wajah Andreas semakin mendekat. jantungnya berdegup kencang, antusias untuk menggapai bibir yang sedari tadi menggodanya. Sungguh hasratnya menggebu ingin memiliki gadis yang saat ini berada di atas pangkuannya. pujaan hatinya, belahan jiwanya. selama puluhan tahun hidupnya, Andreas tak pernah begitu menginginkan seorang wanita dalam hidupnya. gadis ini mengubah segala prinsipnya, batasnya dan hidupnya.

Vanya memejamkan matanya, bibir mereka nyaris bersentuhan hanya beberapa senti saja. tanpa diduga oleh siapapun dengan kekuatan yang besar, gadis itu memundurkan kepalanya dan membenturkan dahinya hingga terkena mata Andreas. dengan spontan Andreas melepaskan begitu saja kedua tangannya dan mendorong gadis itu.

"Arrgghhh"

Vanya dengan cepat bangkit dan berlari kearah pintu untuk segera cepat cepat keluar dari ruangan ini bersama dosennya yang mesum itu. Selagi Andreas kesakitan, gadis itu dengan cepat menggapai kunci pintu yang tergantung dan segera memutarnya.

Grep

Saat kunci berhasil diputar dan Vanya membuka pintunya sebuah tangan telah mendorong pintu sampai kembali tertutup.

"Tidak sayang, kamu tidak akan berhasil keluar dari ruangan ini tanpa seizinku. aku kira kau akan menurutiku, rupanya kau malah memberontak!!! ingat, aku tidak suka penolakan." bisik Andreas tepat ditelinga gadis itu dari belakang tubuhnya.

"Aku tadinya akan berbaik hati kepadamu, agar tidak memakanmu sekarang juga. aku hanya ingin merasakan bibirmu itu, bibir yang akan menjadi canduku, bibir yang terus saja menggodaku bahkan di alam mimpiku." lanjut Andreas dengan bisikan lembutnya, sesekali pria itu menjilat cuping telinga gadis yang menurutnya adalah miliknya itu.

Disisi lain, Vanya bergetar ketakutan. ia hanya berharap bahwa Hans mampu menolongnya. Vanya menyadari bahwa dirinya tidak akan aman jika tidak bersama kekasihnya itu. Walau Hans jauh lebih mengerikan dari monster manapun. gadis itu lebih baik memilih bersama kekasihnya. Hans memang kurang ajar, namun dia tidak pernah memaksa ataupun memanfaatkan Vanya untuk mendapatkan tubuhnya, mendapatkan apa tang selama ini ia jaga.

Hello, my senior girl~ (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang